Rabu, 15 Agustus 2012

what-makes-it-feel-so different ?

Kita hidup dalam keberagaman. Kita dibesarkan dan dibiasakan dalam keberagaman juga. Perbedaan. Itu menjadi hal yang sangat biasa dan wajar ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun kini perbedaan kadang menjadi sebuah bumerang yang bahkan bisa merusak kedamaian yang sudah tercipta. Semua menjadi ikut-ikut mempermasalahkan kefanatikan yang menjadi-jadi sehingga kehilangan sebuah kebersamaan yang pastinya akan indah jika bisa dibina dan dilestarikan supaya menjadi sebuah keunikan tersendiri dalam hidup ini. 

Bagaimanakah perbedaan jika dipandang dari seseorang yang dipertemukan dalam sebuah hubungan ? Pertemanan ? Mungkin jika masih dalam batasan ini, perbedaan tidak sangat ketara dilihatnya. Karena ini menjadi sebuah ajang untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain. Tapi bagaimanakan jika perbedaan itu ditemui dalam sebuah “hubungan” yang lebih ? Bahkan sekarang kotak-kotak itu semakin dijelaskan untuk memberi batasan sampai mana orang yang menjalin sebuah hubungan mengerti dan paham akan sebuah benteng yang mungkin memang sulit untuk diruntuhkan itu. Sebuah penghalang yang banyak orang menentang dan keras bilang “tidak” dalam hal ini. Kadang sampai kehilangan tolerannya jika kedua insan dipertemukan dalam sebuah ikatan namun terhalang oleh perbedaan itu. Bukankan sungguh menyesakkan ? 

Jika diruntut adil atau tidaknya, pastilah secara gamblang akan dianggap tidak adil. Namun inilah kenyataan. Pihak minoritas menjadi sasaran dalam segala dilema yang timbul karena perbedaan ini. Mengalah ? Itu pastinya yang selalu diluangkan dan dilakukan oleh pihak minoritas. Ya mungkin bukan hanya pihak minoritas saja namun pihak mayoritas juga begitu adanya. Tinggal bagaimana jalan keluar yang dipilih. 

Ada pihak yang keras dengan keadaan ini. Tidak ada istilah tawar menawar. Dari awal jika feel itu memang ada, senyatanya logika harus dimainkan dan dipergunakan secepat mungkin untuk menyangkal. Ah, haruskan semua harus dibatasi oleh perbedaan ? Salahkah jika membiarkan semua berjalan sebagaimana diinginkan walau itu dalam perbedaan ? Apa yang salah ? Cara kita ? Tindakan kita ? Ataukkah karena kasta kita ? Bukankah semua sama ? Bukankah semua memiliki hak yang sama ? Apa yang menjadi standar kalau ini salah seperti kebanyakan orang mengatakannya ? 

Bisakah ini dikatakan picik ? Mungkin orang-orang yang pro kalau perbedaan itu bisa dipahami akan mengatakan demikian. Tapi bagi orang yang kontra kalau sekali berbeda ya tetap berbeda akan mengatakan kalau memang senyatanya tidak ada yang picik atau bagaimana, atau mungkin mengharuskan orang yang dimaksud itu sadar diri. Yah, mungkin pendapat ini yang harus dicamkan dari awal. 

Perbedaan itu bisa dipandang dari dua sisi yang berbeda. Jika perbedaan itu dipandang secara positif, ia akan melahirkan sebuah pemahaman untuk saling mengerti dan menghargai dalam perbedaan itu sehingga lebih bisa merekatkan hubungan yang terjalin. Tetapi, bila perbedaan bisa dipandang dari sisi negatifnya. Perbedaan itu ya hanya dipandang “beda” dan tidak ada titik temu untuk menyamakannya sehingga tidak ada penawaran untuk ini. Mana yang benar ? Tinggal siapa dan bagaimana orang-orang mau lebih open minded akan hal ini. Karena pemahaman dan pengalaman setiap orang berbeda-beda. Orang yang bisa bersahabat dengan perbedaan, dirasa lebih bisa menyikapi perbedaan yang ada dan menjadikannya sesuatu yang unik untuk lebih bisa dimengerti. Namun jika tidak, akan sebaliknya yang terjadi. Akan timbul sebuah makian ataupun cacian dan jatuhnya akan saling merendahkan atau bahkan menjelekkan satu sama lain. 

Pernahkah kita sedikit meredakan keegoan yang ada dengan melihat sudut lain dari perbedaan ? Ego yang terlepas dari mana yang paling benar dan paling baik. Perbedaan mengajarkan arti melepaskan. Perbedaan membuat kita mengerti akan arti sebuah kerelaan. Perbedaan memberi cara untuk mengikhlaskan. Perbedaan memberi ruang untuk berbagi. Perbedaan memberi cara untuk bersabar. Bahkan perbedaan juga mengajarkan cara untuk menekan ego. Banyak hal yang bisa kita dapat dari arti perbedaan itu. Bukan hanya sebelah mata yang bisa kita pandang dari perbedaan. Disini akan kita temukan sebuah ruang untuk melatih perasaan dan logika untuk dimainkan sehingga bisa menciptakan sebuah harmoni dalam berproses. Sampai kapan semua akan terkotakkan dalam perbedaan ? Yah selalu ada istilah mengalah dan pergi dalam hal ini. Memang jika jurang itu terlalu dalam dan tidak bisa disebrangi karena akan terlalu susah. Tidak bisa dinego dengan pikiran sesehat apapun. Karena semakin kesini orang-orang kita semakin mejelaskan perbedaan itu sebagai garis keras dan harus bisa dipertahankan. 

Harus sadar diri untuk akhir dalam sebuah proses. Mungkinkah mengorbankan orang banyak untuk kesenangan sendiri ? Ini yang harus dipikirakan berulang-ulang untuk lebih membuka mata. Untuk lebih membuka mata kita juga untuk mengetahui posisi dimana kita berada ? Yah walaupun pada akhirnya ending kita sama. Namun mungkin setiap orang yang terbatas oleh perbedaan menganggap kalau proses dalam pencapaian ending itu yang berbeda. Nafas yang terhirup sama. Sejauh mata memandang juga sama. Namun hanya cara dan penyampaian kita berbeda serta penyebutan kita yang berbeda. Inilah mengapa kadang kita harus melihat sisi lain yang ternyata indah dari sebuah perbedaan tanpa memberinya batasan. 

“Taukah kau mengapa Tuhan menciptakan langit dan laut ? Semata agar kita tahu, dalam perbedaan, ada batas yang membuat mereka tampak indah dipandang. Kita memang berbeda. Aku tahu. Sama tahunya seperti dirimu. Warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. Namun, bukankah kita tak pernah bisa memilih warna apa kita lahir ? Kita lahir, lalu menemukan tawa bersama. Menyatukan cerita bersama. Menjumputi memimpi bersama. Lalu, apa kabarmu ? Mengangakah masih lukamu yang dulu ? Atau, kini sudah terpilihkan bagimu akhir yang bahagia ? Maafkan aku. Maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menyimpan rahasiamu.”-Rumah di Seribu Ombak 



“Why did God create us differently if God only wants to be worshipped in one way ? That’s why God create Love. So all the differences could be united” –cinta the movie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)