Minggu, 30 Desember 2012

"i won't give up"



When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
There's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No: I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use
The tools and gifts we got, yeah, we got a lot at stake
And in the end, you're still my friend at least we did intend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn how to bend without the world caving in
I had to learn what I've got, and what I'm not, and who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up, still looking up.

I won't give up on us (no I'm not giving up)
God knows I'm tough enough (I am tough, I am loved)
We've got a lot to learn (we're alive, we are loved)
God knows we're worth it (and we're worth it)

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Seperti judulnya lagu yang dinyanyikan oleh Jason Mraz ini membuat kita banyak belajar. Mengerti akan sebuah ruang, dimana runag itu diciptakan untuk bisa semakin belajar memahami. Bukan tentang kata apa yang nantinya kita dapat, namun ini tentang bagaimana kita bisa menerima apa yang dimaksudkan Tuhan untuk kita.



Ini tidak memang tidak akan mudah. Semua itu adalah sebuah pilihan. Ketika harus dihadapkan untuk bertahan ataupun menghilang. Bertahan dengan sejuta ujian yang mungkin semakin menjadikan keyakinan kita kuat. Kita yakin dan mampu kalau kita bisa menghadapi ini. Namun bagaimana ketika takdir berkata lain. Ini urusah beda. Apa daya kita ketika takdir mengatakan kalau semua itu sudah berakhir ? Yah, tidak ada pilihan lain lagi karen ahnaya satu yang dituntut dari kita. Ikhlas. Sebuah kata yang simpel untuk diungkapkan, tapi bagaimana dengan prakteknya ? Ini akan terasa sulit bagi orang yang tidak percaya kalau semua itu akan indah pada waktunya.

Perjuangkan apa yang memang worth it buat diperjuangangkan. Buat apa membuang waktu dengan sia-sia kalau yang ditunggu itu sia-sia juga. Bukan hanya tentang cinta melulu. Tapi ini bagaimana kita menikmati hidup yang kita punya. Mimpi kita, harapan kita, cita kita dan pengiring jalan kita yaitu cinta. Semua harus ada perjuangan. Perjuangan yang memastikan kita untuk meyakinkan sebuuah usaha. Melakukan terbaik dari diri kita namun kita harus siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun. 

Buat apa ujian itu diadakan ? Yah sesimpel ketika kita menghadapi ujian sekolah ataupun ujian lainnya, yaitu untuk menguji sampai mana kemampuan kita. Begitu juga ketika Tuhan memberikan ujian untuk umatnya. Ini bukan berarti Tuhan tidak sayang pada kita. Namun ini menjadi bukti betapa sayangnya Dia pada kita. Kita yang diuji untuk mengetahui seberapa tegar diri kita untuk menjalani kehidupan yang diberikan kepada kita ini. Dari masalah sepele, sampai masalah secomplicated apapun itu selalu ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha. Tapi bagaimana jadinya jika yang ada kita menyerah, menyerah untuk sesuatu yang selayaknya kita perjuangkan ?

Itulah mengapa kadang manusia dijuluki manusia sotoy. Karena kita seolah mengerti apa yang akan terjadi nanti. Padahal seperti yang kita ketahui, dimana rencana Tuhan lebih indah dari segala ekspektasi kita. Give up ? sebenarnya itu bukan pilihan, namun kadang itu menjadi sebuah kilas balik kalau apa yang kita perjuangkan itu memang sudah tidak pantas untuk diperjuangkan. 

Bertahan selagi kita mampu. Perjuangkan selagi kita masih percaya. Tidak ada yang sia-sia selagi kita mampu mencoba. Maafkanlah selagi kita mampu mengasihi. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita percaya kalau semua itu akan indah pada waktunya. Waktu akan selalu berbaik hati pada kita. Dia akan menjadi pengobat sakit yang handal ketika kita membutuhkan sebuah ruang untuk berdiam. berdiam bukan untuk menyerah namun berdiam untuk berpasrah ketika kita sadar semua itu diluar kendali kita. Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan kita, karena semua itu diadakan untuk menaikkan level kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Kadang hanya butuh kesadaran untuk memahami apa yang terjadi. Bukan emosi yang berbicara namun kesabaran akan penantian yang sanggup memberikan pengertian. Tidak ada yang percuma ketika kita mampu ikhlas. Ibaratnya tidak akan selamanya hujan itu akan menjadi hujan. Tidak selamanya badai itu akan tetap menjadi badai. Namun akans elalu ada pelangi diakhir badai. Akan selalu ada kemudahan dibalik setiap kesusahan. Selagi kita mampu dan percaya, perjuangkan apa yang pantas perjuangkan, jangan ada kata menyerah kalau kita masih merasa mampu. 

Jumat, 21 Desember 2012

FAKE

FAKE. Istilah ini mungkin tidak asing lagi bagi kebanyakkan orang. Karena istilah ini sebenarnya sangat lekat dengan kehidupan kita. Seperti dua sisi mata uang. Ada yang asli dan ada yang palsu. Ada kejujuran ada kebohongan. Seperti dua sisi yang saling menyatu dan tidak bisa terpisahkan. Ibaratnya ada orang baik pasti ada orang jahat. Tidak akan ada istilah orang baik jika tidak ada pembanding dimana pembanding itu pasti terlihat jauh berbeda dan lebih jahat dari yang baik. Itulah mengapa orang baik dikatakan baik karena ada orang jahat. Begitu juga mengada ada FAKE karena ada yang REAL. 

Sadar tidak sadar kita semua sebagai mahkluk yang jauh dari sempurna ini memiliki kedua sisi itu. Entah itu lebih dominan mana namun apa itu yang dinamakan dengan fake tidak akan jauh-jauh dari kita. Kata orang tidak ada salahnya berbodong demi sebuah kebaikan. Ini yang kadang salah ditafsirkan oleh kebanyakan dari kita. Apa itu yang dinamakan dengan kebohongan selamanya akan tetap menjadi kebohongan walaupun dialibikan dengan apapun karena kebohongan itu yang menjadi sebuah pembuka bagi kebohongan-kebohongan lain. Singkat katanya, sekalinya bohong selanjutnya akan tetap bohong. Walaupun manusia memiliki daya lenting dimana kita seperti gelombang yang ada pasang dan surutnya. Namun semua itu akan tetap bisa terkontrol jika kita mau mengenali diri kita sendiri. 
Kebanyakan kita kadang mengabaikan satu hal ini. Betapa pentingnya kita untuk mengetahui titik lemah dan titik lebih kita. Untuk apa ? Yah, karena kita selalu bersama dengan diri kita. Banyak kasus yang memperlihatkan betapa tidak mengenalnya kita dengan diri kita sendiri. Bahakan, apa yang kita rasakan, apa yang kita mau, dan apa yang akan kita lakukan sampai kehilangan arah karena terlalu acuhnya kita dengan diri kita sendiri. Kita terlalu memfokuskan diri kita dengan dunia luar kita. Bagaimana lingkungan kita, dengan siapa kita bersahabat, bagaimana kita memperluas koneksi. Tidak ada salahnya kita terlalu memfokuskan dengan apa yang ada di luar kita. Namun dengan begitu kadang diri pribadi kita terabaikan begitu saja, dan nanti pada akhirnya kita akan bertemu dengan fake. Bagian lain dari diri kita. 

Kita ingin melakukan A namun yang terjadi malah B. Itu sudah hal wajar yang biasanya kita alami. Namun bagaimana dengan sisi lain dari diri kita ? Kita seolah memakai topeng. Topeng yang sewaktu-waktu siap untuk kita pentaskan di kehidupan nyata kita. Tergantung bagaimana situasi dan kondisinya. Itulah kita manusia yang terlihat lebih dari mahkluk ciptaan Tuhan lainnya. Kita dikaruniai akal. pikiran, dan rasa untuk mengondisikan segala yang ada di dunia ini untuk membuat kita survive. Survive dengan segala keadaan, entah itu menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, atau bahkan membingungkan. Karena inilah kehidupan yang sesungguhnya. Apa pernah kita bisa menuntut ? Tidak akan pernah ada daya kita untuk menjadikan semuanya seperti apa yang kita mau, karena "manungsa mung sederma nglakoni".

Kembali lagi ke hakikat kita sebagai manusia yang dibekali dengan cipta, rasa dan karsa. Dengan begitu kadang dengan mudahnya kita memanipulasi keadaan menjadi seperti yang kita ingini. Begitulah kenyatannya. Seperti sebuah permainan yang penuh dengan tips and trick. Ah entahlah, mungkin tidak akan ada habisnya jika hanya ingin menceritakan apa yang kenyatannya terjadi saat ini.

Banyak dari kita tampil sebaik mungkin yang bisa kita lakukan karena kita ingin selalu menampilkan sisi terbaik dari hidup kita. Entah itu seperti nyatanya atau mungkin hanya fake belaka. Contoh simplenya, kadang kita berusaha untuk tersenyum dengan orang yang sebenarnya tidak kita sukai, senyum itu jauh berbeda dengan senyum tulus yang semestinya, itulah yang dinamakan dengan fake smile. Atau mungkin sebuah senyuman hanya untuk menutupi kesedihan atau segala masalah yang sebenarnya kita alami dan kita rasakan. Itulah mengapa juga ada sebuah istilah faking good dan faking bad. Faking good lebih berfokus untuk kita berpura-pura baik untuk bisa tampil sebaik mungkin padahal mungkin itu jauh dari yang sebenarnya. Sedangkan faking bad lebih cenderung pada kepura-puraan untuk menjadi buruk di mata orang karena suatu hal sehingga mengesankan orang itu buruk di mata orang, padahal aslinya orang itu tidak sepeti yang ditampilkan di muka umum. 

Namun fake tidak selamanya memiliki konotasi negatif. Karena seperti kebanyakan hal lainnya, semua itu bisa dipandang dari sisi negatif dan positifnya. Mungkin ya itu sisi negatifnya, bisa memanipulasi sesuatu seperti apa yang kita inginkan. Entah itu fake smile, fake friends, dan fake-fake lainnya. Lalu apa sisi positifnya ? Yah mungkin sisi positifnya bisa dilihat dari, kita lebih bisa menyesuaikan situasi dan kondisi bagaimana kita harus bersikap. Contohnya, ketika kita lagi sedih tidak mungkin kita selalu menampilkan tampang sedih kita, pasti kita akan berfake ria untuk tetap tersenyum karena tidak mau dibilang terlalu terbawa perasaan dan lain sebagainya. Itulah mengapa kadang kita lebih diminta untuk be aware dengan diri kita sendiri. Untuk lebih kenal dengan diri kita sendiri. Apa mau kita, apa yang kita rasakan, dan nantinya bisa tahu apa yang harus kita lakukan. 

Kamis, 20 Desember 2012

About us

Ini cerita tentang kita. Kita yang sedari dulu bersama. Aku, dan mereka seperti sebuah air yang tergenang dalam satu tempat hingga menjadi sebuah kesatuan yang mungkin mengalirpun akan selalu bersama. Mereka bahkan lebih dari seorang sahabat. Karena mereka sudah seperti saudara untuk berbagi rasa, cinta, dan cita. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk bertemu dengan mereka dan menyatu dengan mereka,namun kini kita akna selalu bersama, Semoga waktu tidak menjadi ukuran untuk kebersamaan kita.

Aku suka menyebut kami dengan kita. Karena kita berusaha untuk tidak membatasi. Kita berusaha untuk terbuka dengan siapapun yang ingin menjadi bagian dari kita. Walaupun kadang kita terlihat sok eksklusif, namun kita bersahabat dengan siapapun. Banyak cerita yang sudah kita lewati bersama. Mulai dari hal sepele hingga hal yang rumitpun mungkin sudah kita lalui. Terimakasih Tuhan itu yang mungkin menguatkan kita menjadi satu. 

Aku jauh dari kata sempurna. Namun ketika bersama dengan mereka aku bahkan seperti manusia yang utuh. Utuh memiliki rasa, utuh berbagi rasa, dan untuk menjalani kehidupan ini. Canda, tawa, tangis dan haru pernah menjadi bagian dari kita. Karena itu rasa yang mengiringi perjalanan kita sampai detik ini. Dari mereka aku belajar apa itu arti mengalah. Dari mereka aku mengerti apa itu arti berbagi, dan dengan mereka kita berproses bersama menjadio sosok dewasa saat ini. Walaupun perjalanan kita mungkin masih amat jauh, namun dengan mereka perjalanan ini tidak akan terasa berat. Karena selalu ada mereka yang selalu mengulurkan tangan ketika salah satu dari kita terjatuh. 

Masa-masa SMA yang kata orang masa-masa terindah memang begitu adanya ketika bersama dengan mereka. Hal terkonyol sekalipun mungkin pernah kita lalui bersama. Dimarahin guru, dipuji guru, disindiri teman, disanjung teman, apapun itu pernah menjadi cerita bagi kita. Selalu ada kerinduan ketika saat ini kita menjalani kehidupan kita masing-masing. Hidup itu harus berjalan. Seperti kita yang selalu bergandengan tangan berjalan seiring untuk menjemput impian kita masing-masing.

Pernah aku ragu akan jalan hidupku, namun adanya mereka membuatku mengerti kalau semua harus tetap berlanjut. Bukan tentang tujuan akhirnya namun bagaimana proses untuk mencapai apa yang kita inginkan. Semua itu butuh proses. Semoga nanti dipenghujung waktu kita, kita akan tetap tersenyum satu sama lain dan saling menggenggam tangan untuk saling memberikan senyuman.

Mereka sudah menjadi bagian dari hidupku. Pasti hidup ini tidak akan terasa selengkap ini tanpa mereka. Mereka yang selalu ada ketika aku terjatuh, dan siap membawaku kembali ketempat dimana aku bisa bertahan. Jatuh bangun sudha menjadi hal biasa untuk kita, karena itu memang dinamika yang harus dijalani. Tidak ada jalan cerita yang mulus semulus sutra, karena semua itu butuh perjuangan. Semoga sampai nanti kita akan tetap menjadi kita. 

"menjemput bola"

Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Cerita itu yang membuat sebuah pengalaman. Pengalaman yang ingin terkenang sepanjang masa ataupun pengalaman yang sebenarnya ingin terhindarkan sekalipun. Yah, kata orang-orang, pengalaman adalah guru terhebat. Memang begitu nyatanya. Tapi kebanyakan dari kita tidak bisa menyadari hal itu karena terlampau terbutakan oleh apa yang terjadi sekarang. Terpikirkan oleh kita, siapa diri kita sekarang adalah pengalaman kita di masa lampau. Entah itu menyenangkan atau itu menyedikan sekalipun. Tapi itulah yang dinamakan dengan cerita. Apakah ada sebuah cerita yang menarik jika yang ada hanya sebuah kisah datar dengan cerita yang itu-itu saja ?

Semua itu pasti ada dinamikanya masing-masing. Dinamika yang kadang juga terlupakan oleh kita. Apa yang terjadi itu karena sebuah alasan. Tidak ada satu hal pun yang terjadi tanpa maksud dan tujuan. Begitu juga dengan alur cerita yang kita jalani sekarang. Ada yang datang, ada yang pergi, ada yang stay dengan manisnya, ada yang berubah, ada yang itu-itu saja. Karena sejatinya tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua itu berubah, yang kekal hanya perubahan itu sendiri. Setiap orang memainkan sebuah peran yang tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lainnya. Bagaimana harus bersikap, bagaimana harus memilih, bagaimana harus memikirkan, dan bagaimana harus merasakan. Bahkan semua itu seperti sebuah permainan drama yang ending dari ceritanya itu sendiri tidak akan pernah ada yang bisa menebaknya. Karena seperti yang orang banyak bilang hidup itu adalah misteri. Misteri yang entah akan berawal dari mana dan akan berakhir dimana. Yang pasti tidak akan ada pilihan lain selain menjalaninya dengan ikhlas.
Kamu tahu seberapa besar kekuatan ikhlas itu ? Kamu akantetap tersenyum ketika dia meninggalkanmu untuk meraih mimpinya. Kamu akan tetap tersenyum ketika apa yang kamu inginkan ternyata bukan yang terbaik untuk kamu. Kamu tetap tersenyum ketika apa yang kamu perbuat dengan tulus hanya dipandang sebelah mata. Kamu tetap tersenyum ketika cintamu yang begitu besar diremehkan begitu saja. Itulah yang dinamakan dengan ikhlas. Ikhlas itu kasih. Dia tidak akan pernah menuntut menjadi sempurna namun dia tetap melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Dia tulus apa adanya, bukan memaksa namun mendoakan. Dia lemah lembut bukan mengengkang. Namun dia sabar menanti. Dia murah hati tidak menuntut, karena dia tahu kalau semua terjadi bukan karena kehendaknya sendiri, tetapi kehendak Tuhanlah yang menjadikan semua itu.

Ketika kamu terluka karena cinta. Maafkanlah dia. Cita itu tidak menyakiti. Kadang kita yang slaah menafsirkan arti cinta itu sendiri. Ini bukan akhir dari segalanya. Ucapkan dengan tulus sebuah kata maaf selagi kamu bisa mengucapkannya dengan sepenuh hatimu. Ketika dia tetap tak menghiraukanmu, ucapkanlah terimakasih karena dengan begitu kamu tahu apa itu arti dari mengasihi bukan memaksa. Semua tidak ada yang mudah di dunia ini. Bukan berarti apa yang sulit itu tidak bisa namun hanya butuh sebuah usaha dari kita untuk mendapatkan sebuah ketulusan. Ketulusan yang berlandaskan dengan kasih. Bukan kasih namanya jika kita memberi hanya untuk menerima. Karena kita tidak ada bedanya dengan para saudagar kaya yang memberi hutang hanya untuk diganti lebih. Kita memberi bukan untuk sebuah investasi karena itu sebuah pilihan yang dengan sadar kita pilih. 

Setiap orang memiliki traumanya masing-masing. Tinggal bagaimana mengontrol dan bersahabat dengan trauma itu untuk menjadikannya semacam referensi untuk tidak melakukan hal yang sama. Setiap orang boleh melakukan kesalahan, tapi jangan sampai melakukan kesalahan yang sama. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang. Karena kita tidak pernah tahu sampai mana kesempatan itu akan diberikan kepada kita. Apapun yang terjadi nanti, itu semua sudah ada alurnya tersendiri. Tinggal bagaimana kita menjemput bola dengan ending yang tidak terdeteksi itu. Hingga nanti jika waktu kita telah habis tidak akan ada sebuah penyesalahan karena sejatinya kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan tanpa memaksakan keadaan menjadi seperti yang kita kehendaki. Kita ini hanya pemain bukan juri atas apa yang kita lakukan. 

Kamis, 29 November 2012

Nobody Perfect

Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menjadikan dirinya berbeda dari yang lain. Kita selalu terlihat istimewa dengan cara dan pembawaan kita masing-masing. Apa yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lainnya ? Yap, ketika kita berbicara kepribadian, sikap atau attitude, prilaku, pembawaan apapun yang sekiranya dekat dengan hal tersebut. Yap, sikap, perilaku adalah manifestasi dari pembawaan ataupun kepribadian kita. Antara satu orang dengan orang yang lainnya terlihat memiliki karakter yang menggambarkan siapa dirinya. Hal ini bisa terlihat dari siapa yang mau menilai dan mau berkomentar tentang pribadi orang lain. Namun kadang ini menjadi salah kaprah ketika orang terlalu berlebihan dalam memperhatikan apa yang dilakukan, apa yang dialami dan siapa diri orang tersebut. Kebanyakan kita menilai apa yang kita lihat dari prespektif diri kita sendiri tanpa mau mencoba untuk memakai sepatu orang lain suapaya lebih bisa memposisikan apa yang ingin kita nilai tersebut.

Kodratnya kita terlahir di dunia ini serupa dengan gambaran yang memang sudah disesuaikan dengan kita kelak. Akan menjadi apa nantinya kita, bagaimana kita nantinya, dan apa kita nantinya, semua itu sudah direncanakan dari awal. Dan apapun itu semua memang indah untuk kita. Tapi bukan manusia kalau tidak mengeluh. Kita terlampau sering mencoba mencari kekuarangan yang ada pada diri kita tanpa mengandalkan apa yang menjadi kelebihan dalam diri kita. "Aku kurang ini, aku tidak bisa ini, aku salah ini "semua mengatas namakan aku dan aku. Sampai kapan kita akan mencerca diri kita sendiri dengan segala hal yang ingin kita tampilkan sempurna di depan orang ? Haruskah kita menjadi orang lain untuk tampil memukau di depan orang lain.

Kadang esensi menjadi diri sendiri terasa semakin kabur karena kita terlampau sering mengkritik diri kita sendiri dengan segala kekuarangan yang dirasa sangat menghambat untuk meaktualisasikan diri kita. Ini berhubungan dengan self-esteem yang kita miliki. Penghormatan akan siapa diri kita sendiri terlihat rancu kalau kita terlalu memburu dan mendesak diri kita sendiri tampil sesempurna mungkin di depan orang. Banyak orang berlomba-lomba bahkan merasa kalau dunia ini kontes kecantikan yang selalu berusaha menampilkan fisik dan apa yang terlihat dari luar itu bisa memikat siapapun yang melihatnya. Namun, dimana esensi dari hatinya ? Mereka rela melakukan apapun, bahkan ada yang rela mempermak seluruh bagian tubuhnya untuk tampil sesempurna mungkin seperti yang dia inginkan hanya untuk mendapatkan pujian ataupun sebuah sanjungan yang nantinya hanya akan menghantarkan pada sebuah kecongkakan yang jika itu terlampau tinggi akan menjatuhkan dirinya sendiri. 

Nobody perfect. Ini yang mungkin memang harus kita sadari dari awal. Untuk apa menjadi pribadi pujaan semua orang namun itu bukan diri kita sesungguhnya. Buat apa meratapi kekurangan yang ada pada diri kita kalau ternyata dari kekurangan itu kita bisa terlihat lebih di mata orang. Apa yang kita rasakan yang nantinya menjadi ketakutan itu hanya sebuah mindset yang terlahir dari penciptaan diri kita sendiri. Itu bukan sesuatu yang menjadi nyata kalau bukan diri kita sendiri yang menjadikannya nyata. Yang ada semua kerancauan pikiran kalau diri kita bukan siapa-siapa itu hanya akan menghambat langkah kita menjadi seseorang yang memang dikenal orang. Mungkin bukan secara fisik yang menandingi miss universe sekalipun, tetapi jika dengan kasih yang kita punya bisa mempercantik sikap kita, mengapa kita tidak melakukan hal itu. Jika masih jalan lain untuk mempercantik diri kita secara terhormat buat apa dilihat tampang yang tidak akan selamanya abadi ini ? 

Ada sebuah cerita yang mengisahkan seorang gadis yang bernama Lisa, dia hidup bersama dengan ibu dan ketiga adiknya. Dia anak pertama dari empat bersaudara. Dari kecil dia terbiasa hidup mandiri. Ayahnya yang sudah meninggal membuat dia mau tidka mau harus membantu mamaknya membantu menghidupi keluarga dan ketiga adiknya. Dari segi fisiknya Lisa berbeda dnegan adik-adiknya yang tampan dan cantik. Namun karena semangat dan kerja kerasnya, dia bisa membantu mamak menyekolahkan adik-adiknya menjadi orang-orang sukses dan terkenal. Namun tidak seperti Lisa yang hidupnya hanya berdua dengan ibunya karena adik-adiknya sudah berkeluarga dan hidup merantau mencapai mimpi-mimpi mereka. Disaat adik-adiknya sudha menikah, Lisa masih belum mengakhiri masa lajangnya. Karena dia ingin menemani mamak. Walaupun keluarganya sudha berusaha menjodohkan Lisa dnegan kenalan ataupun kerabat-kerabat  adik-adiknya yang masih lajang juga. Namun semua yang di jodohkan dengan Lisa mendur karena menganggap Lisa tidak cantik dan jauh dari level mereka. Hingga akhirnya Lisa dipanggil Tuhan karena sakit keras. 

Banyak hal yang diajarkan dari kisah Lisa ini. Kadang kecantikan itu tidak hanya tampak dari wajah semata. Wajah adalah cantik yang kasat mata. Namun apa yang kasat mata itu tidak akan abadi. Semua itu hanya sementara. Apakah jika kita nanti sudah tiada wajah kita saja yang akan terkenang dihati orang-orang ? Bukankah wajah itu terkenang selamanya jika kita mengikutsertakan kasih yang pernah kita bagi dengan sesama kita ? Ini tinggal bagaimana kita melihat dan mempresepsikannya. Cantik itu relatif, namun kasih itu mutlak. Nobody perfect. Tinggal kacamata mana yang akan kita pakai ketika kita ingin menilai orang. 

Jumat, 02 November 2012

TWITTER

Bukan hal yang luar biasa lagi kalau jaman sekarang orang-orang tidak bisa dipisahkan dengan sosial media. Entah itu twitter, facebook, LINE, Whatsapp dan apapun itu yang berhubungan dengan sosial media. Sepertinya kita akan merasa kurang kalau satu jam saja lupa mengepost sesuatu di sosial media kita. Dan bukan menjadi hal yang baru lagi kalau setiap kejadian dan kegiatan yang kita lakukan sehari-hari menjadi konsumsi publik. Semua orang dengan leluasa bisa tahu apa yang kita lakukan dan apa yang kita rasakan detik itu dan saat itu juga. Bukan anak gahul namanya kalau tidak mempunyai account twitter. Begitu salah satu oponi yang pernah terdengar jika seseorang tidak mempunyai account seperti twitter. Jadi kali ini mari sepertinya kan menarik jika kita bahas tentang twitter. Apapun itu yang berhubungan dengan diri, konsumsi publik dan hubungan dengan orang lain melalui media yang bernama twitter.

Apa hakikatnya orang ingin bercerita itu ? Ya kalau ingin diruntut dari mana, bahgaimana dan untuk apa sebenarnya orang bercerita itu kadang bukan mencari solusi untuk masalah atau apa yang sedang dirasakannya saat itu tapi kita bercerita itu kadang hanya untuk didengarkan. Karena manusia ingin selalu dianggap ada oleh pihak lain. Entah itu secara langsung maupun tidak langsung. Begitu juga dengan kita saat menulis sesuatu yang istilahnya dengan "tweet" di twitter. Kita ingin mencari teman sebanyak mungkin dan menjalin relasi seluas mungkin yang mungkin tidak terjangkau secara langsung melalui tatap muka tetapi melalui media sosial yang dinamakan dengan twitter.

Sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang twitter dengan ceritannya yang "ngalor ngidul' yuk yuk kita lihat dulu awal mula adanya twitter dan bagaimana perkembangannya sehingga menjadi media yang mendunia seperti saat ini.



Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut ("follower").
Semua pengguna dapat mengirim dan menerima kicauan melalui situs Twitter, aplikasi eksternal yang kompatibel (telepon seluler), atau dengan pesan singkat (SMS) yang tersedia di negara-negara tertentu. Situs ini berbasis di San Bruno, California dekat San Francisco, di mana situs ini pertama kali dibuat. Twitter juga memiliki server dan kantor di San Antonio, Texas dan Boston, Massachusetts.
Sejak dibentuk pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey, Twitter telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini memiliki lebih dari 100 juta pengguna. Hal ini kadang-kadang digambarkan sebagai "SMS dari internet".
Twitter memiliki logo berupa seekor burung berwarna biru yang bernama "Larry the "Bird", dinamai setelah nama seorang mantan pemain basket NBA,Larry Bird.
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007.
Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival South by Southwest (SXSW). Selama acara tersebut berlangsung, penggunaan Twitter meningkat dari 20.000 kicauan per hari menjadi 60.000. Reaksi di festival itu sangat positif.
Pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti logo dan meluncurkan desain baru dan logo berubah lagi menjadi "Larry the "Bird" pada tanggal 5 Juni 2012.
Sudah lebih dari 400.000 kicauan dikirim-tampil (post) per kuartal pada tahun 2007. Kemudian berkembang menjad 100 juta kicauan dikirim-tampil per kuartal pada 2008. Pada akhir tahun 2009, 2 miliar per kuartal kicauan sudah dikirim-tampil. Pada kuartal pertama tahun 2010, 4 miliar kicauan yang dikirim-tampil. Pada bulan Februari 2010 pengguna Twitter mengirimkan 50 juta per hari. Pada Juni 2010, sekitar 65 juta kicauan yang dikirim-tampil setiap hari, setara dengan sekitar 750 kicauan dikirim setiap detik, menurut Twitter.
Pengguna Twitter akan menjadi lebih aktif ketika ada kejadian menonjol. Sebagai contoh, rekor diciptakan pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2940 kicauan per detik di kedua periode 30 setelah Jepang mencetak gol melawan Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor dipatahkan lagi ketika 3085 kicauan per detik yang dikirim-tampil setelah kemenangan Los Angeles Lakers di Final NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010. Hal ini pun terjadi ketika penyanyi Michael Jackson meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server Twitter turun karena pengguna memperbarui status mereka untuk memasukkan kata-kata "Michael Jackson" pada tingkat 100.000 kicauan per jam. (Sumber : Wikipedia)

Nah sebelum kita ngelantur membahas tentang twitter seenggaknya kita menambah ilmu jugakan bagaimana asal muasal twitter dan perkembangannya sampai saat ini. Sudah tidak diragukan lagi kalau dengan adanya twitter banyak dampak positif yang diberikan. Karena seperti yang kita ketahui kalau sesuatu itu pasti ada positif negatifnya. Begitu juga dengan twitter. Dengan twitter berita dan kabar dari pelosok negeri dimanapun berada bisa dishare ke jutaan orang diberbagai dunia dengan social network satu ini. Berita apapun dan kejadian apapun bisa secepat kilat orang tahu dengan tweets yang dishare ke ranah umum. Ini juga mempermudah kita melakukan sesuatu jika senyatannya berita itu memberikan kabar harus adanya tidakkan yang juga harus dilakukan secepat kilat. Dan dengan begitu informasi yang kita dapatpun tidak hanya terbatas dari sejauh mata memandang. Karena dengan adanya twitter kita bisa membuka cakrawala pengetahuan dan relation dengan jutaan orang yang awalnya tidak kita kenal sekalipun. 

Yap. Ranah umum. Dengan twitter mau tidak mau apa yang kita rasakan, kita lakukan dan peristiwa yang kita alami menjadi konsumsi publik. Dengan kesiapsediaan kita untuk menjadi konsumsi publik berarti secara tidak langusng kita juga harus siap kalau orang lainpun ingin tahu tentang diri kita. Istilah ngetrendnya saat ini yaitu lebih dikenal dnegan istilah "KEPO". Sebenarnya pa sih kepo itu ? Yap dari hasil penelusuran, banyak yang mengatakan kalau KEPO berasal dari kata "Knowing Every Particular Object". Ya rasional juga sih menurut padanan kata yang sering diungkapkan banyak orang akhir-akhir ini. MIsalnya seperti ini, "Eh kamu kemarin kenapa marah-marah nggak jelas gitu di Twitter ?" / "Ah kepo banget sih kamu" Pastinya udah sering banget dong dikatain kepo atau mungkin sering mendengar kata kepo. 
Ya mungkin itu adalah salah satu resiko yang harus siap diterima sama orang-orang yang berani atau memang udah terbiasa menge-tweet apapun tentang dirinya. Memang harus disadari oleh kita kalau KEPO tidak bisa terpisahkan juga dari twitter. Karena kadang twitter mampu menjelaskan apa yang mungkin orang lain ingin ketahui. Twitterpun kadang mampu dan sanggup mengungkapkan siapa diri orang sebenarnya tanpa pernah kenal atau mungkin tahu langusng orang itu. Orang yang tidak pernah kenal, ketemu ataupun tahu sama sekali bisa kita ketahui apa yang sedang dia lakukan, rasakan dan masalah apa yang sedang mereka hadapi. Karena menurut hasil pengamatan juga, kebanyakan orang Indonesia lebih cenderung menyelesaikan masalah dengan berfokus pada emosinya semata sehingga tidak heran kalau kebanyakan dari kita seandainya ada masalah lebih sempat ngepost sesuatu yang kita rasakan pada khalayak umum dibandingkan mencari tindakan nyata bagaimana menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi. Misalnya, "Duh laper ni. Mager" Kalu dipikir secara rasional, pastinya dengan ngetweet seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah jika dibandingkan dengan tindakan langusng keluar dari rumah atau mungkin segera beranjak mencari makanan untuk dimakan dan selesai deh nggak laper lagi. Itulah perbedaan yang sangat mencolok antara orang Indonesia dnegan orang luar. Seperti hasil penelusuran juga, ada sebuah fakta yang mengungkapkan kalau orang Jerman sebagai wakil dari orang barat walaupun  mereka memprakarsai Twitter tapi orang-orang barat ketika menghadapi seuatu masalah lebih berfokus pada penyelesaian masalah itu dengan tindakan langusng tanpa harus mengumbar apa yang dia rasakan di muka umum. Yah setelah dipikir-pikir tidak heran juga kalau Indonesia adalah pengguna twitter diperingkat teratas di dunia.

Semua itu memang selalu mempunya sisi negatif dan sisi positifnya. Tinggal bagaimana kita sebagai user mempergunakannya sebaik dan sebijak mungkin. Bukannya kita sebagai user yang malah didekte oleh twitter dan dijadikan bahan oleh twitter untuk menjadi orang yang tidak bisa mengontrol emosi kita dan kehidupan kita. Itu kembali lagi pada diir kita masing-masing bagaimana kita ingin bertindak dan siap menerima segala resiko yang memang sebenarnya terjadi karena kelakuan dan tindakan kita sendiri. Oke guys, be wis dan tetap kuasai diri kita sendiri jangan sampai kita terbawa arus globnalisasi yang menjadikan semuanya instan. Kita yang menciptakan teknologi tapi bukan berarti kita yang harus diperbudak oleh teknologi dan menjadikan diri kita tamak. Yap, selamat membina hubungan baik dengan siapapun :D

Sabtu, 27 Oktober 2012

Thank You GOD

Dimulai dari tubuh kita sendiri. Apa yang ada di diri kita sendiri dulu. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambut ini, mata ini, telinga ini, kaki ini, jantung ini, paru-paru ini, aliran darah ini dan segala apa yang ada di dalam diri kita saat ini. Kadang kita terlalu lupa akan apa yang sebenarnya melekat di diri kita saat ini. Semua seperti bagian lain yang kadang terabaikan dari diri kita. Buat apa ada jantung ? ada apa ada aliran darah ? Di pelajaran biologi di segala jenjang sekalipun sudah diajarkan kalau semua itu ada karena suatu sistem yang memang menjadikan diri kita ada untuk saat ini. Membentuk sebuah sistem yang menjadikan diri kita mampu melakukan apa yang memang sejatinya mahkluk hidup. Ah semua ini, tentang sebuah anugrah yang teramat istimewa ini, untuk sesuatu yang memang ada dalam diri kita ini. Cobalah lihat ke cermin, tersenyumlah, betapa indahnya mahkluk ciptaan Tuhan yang dipantulkan di cermin itu. Siapa dia ? Yah itulah diri kita. Diri kita yang utuh meski kita masih teramat jauh dari kata sempurna. Karena itulah mengapa manusia diciptakan tidak sempurna, karena akan ada bagian lain yang mampu menyempurnakan diri kita kelak. Entah akan kapan datangnya, itulah yang namanya misteri. Misteri sulit untuk diungkap kecuali jika kita mau bertekun dalam proses dan menikmati masa demi masa hingga semuanya terungkap dengan sendirinya. Tuhan menciptakan senyum yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Taukah kita mengapa demikian ? Yah karena dengan begitu kita mampu saling mengagumi dan mampu saling merindukan ketika senyum yang kita kagumi itu terus membanyangi pikiran kita. Karena senyum bisa berubah menjadi sebuah magic bagi mereka yang telah mampu tersihir oleh apa itu yang dinamakan dengan senyum. Senyum bukan hanya sekedar senyu. Karena senyum bisa mencerminkan betapa luas dan indahnya ruang di hati kita. Senyum menjadi sebuah simbol, simbol penghargaan, simbol penghakiman bahkan mampu menjadi suatu simbol keterpurukan. Itulah berata kayanya apa yang ada pada kita untuk diinterpretasikan berbeda-beda dari sudut pandang dari orang yang berbeda pula.
Setelah dari diri kita. Mari kita mencoba beranjak dari diri kita melihat apa yang ada di sekitar kita. Dan kali ini sungguh kita harus mengatakan WOW. Tapi sekali lagi kadang kita mengabaikan begitu saja apa yang ada di sekitar kita. Simpelnya, udara yang kita hirup. Betapa luar biasa baiknya Tuhan, dia menyediakan begitu banyaknya persediaan oksigen di alam ini. Dengan gratisnya kita bisa mengambil dengan leluasa untuk kita hirup dan mengatur siklus yang memang menjadiakan diri kita ada dan bertahan sampai ada saat ini dan mungkin sedang membaca tulisan ini. Tapi kadang masih saja dari kita mengeluhkan apa yang sebenarnya itu sudha menjadi bagian anugrah yang luar biasa dalam hidup kita. Panaslah, udaranya lembablah, tanahnya keringlah, apalah dan sellau saja ada bahan untuk menjadikan kita mengeluh. Mengapa kita sering mengeluh ? Mungkin salah satu analisis jawabannya karena kita kadang terlalu cuek untuk melihat detail dari apa yang ada disekitar kita saat ini, ibaratnya kita hanya memandangnya dari sebelah mata saja. Dan tidak mau membayangkan seandainya apa yang ada di sekitar kita saat ini ditiadakan semuanya oleh Tuhan. Ah pastilah keluhan itu akan semakin melonglong dan semiakin membuat kita berpikir kalau hidup ini tidak ail. Ketika kita bertanya dan selalu bertanya "apakah hidup ini adil ?". Mungkin jawabannya tidak langusung instan, seinstan ketika kita selalu mengeluh akan keadaan kita. Semua itu akan terjawab dari masa ke masa yang akan memperlihatkan kalau semua itu memang sudah sesuai dengan porsinya masing-masing. Meski masih terlampau sering bagi kita merasa kurang, namun apa yang diberikan kepada kita itu sudah menjadi sebuah takaran yang memang semestinya begitu dan tak terbantahkan lagi karena semuanya itu akan menjadi sebuah sebab akibat. 

Seberapa sering kita mengucapkan "TERIMAKASIH TUHAN" ? Ah pasti ucapan itu sering terucap ketika suatu keberhasilan, kebahagaiaan, kebanggaan, dan ketercapaian hadir dalam hidup kita. Mendapat nilai yang bagus, mendapat barang yang kita inginkan, mendapat pasangan yang kita dambakan, mendapat prestasi yang kita impikan, dan segala pencapaian lainnya dan sesuatu yang diluar dugaan kita dan semua itu membuat kita bahagia. Dan barulah terucap "TERIMAKASIH TUHAN". Tapi bagaimana keadaannya ketika kita dibelit masalah yang entah itu masalah kecil, sedang atau masalah yang super besar sekalipun, pasti kita lupa untuk tetap berterimakasih dengan keadaan kita saat itu. Pasti terdengar naif, munafik, bertopeng, sok suci atau apalah, tapi ini yang kadang amat snagat kita tidak sadari. Atas rasa sakit, kecewa, tersingkirkan, terabaikan, gagal, merasa tak berharga, merasa tak pantas, merasa lemah, takut, dan semua perasaan negatif lainnya yang muncul dari masalah yang sedang kita hadapi. Pernahkah terpikir oleh kita mengapa harus ada masalah jika bahagia saja bisa diberikan oleh Tuhan ? Yap, ini pertanyaan yang pasti akan dijawab beda oleh setiap orang yang mampu memahami dan mengerti apa tujuan hidup kita sebenarnya. Hidup itu adalah proses, bukan tentang bagaimana kita menyelesaikannya namun tentang bagaimana kita mampu menjalaninya. Masalah itu datang juga sebagia suatu anugrah dari Tuhan. Karena masalah itu adalah anugrah yang tertahan. Mengapa demikian ? Karena masalah itu jika kita mampu menghadapi dan melewatinya akan ada sebuah nilai yang dimaksudkan Tuhan untuk kita. Contohnya, ketika kita gagal tes masuk kuliah, mungkin bukan berarti Tuhan tidak sayang pada kita, namun ini akan menjadi jalan untuk kita. Jalan untuk mengerti kalau ini adalah sebuah proses yang mau tidak mau kita hadapi karena Tuhan akan memberikan yang lebih baik dan lebih baik dari kita. Hal tersakit sekalipun itu kadang menjadi jawaban akan doa kita karena dari hal tersakit itu akan muncul sebuah makna yang kadang diluar logika kita. Tuhan bukannya tidak mendengar dan mengabulkan doa kita, tapi DIA tahu kapan dan saat yang tepat untuk menjawab doa kita, karena semua itu akan indah pada waktunya.  

Ketika kita mau dan mampu menurunkan sedikit ego kita dan membuka mata, hati dan telinga kita akan sesuatu yang tersirat dari apa yang terjadi pada kita. Sungguh hendaknya setiap saat, dikeadaan seperti apapun, kita hendaknya selalu berucap "TERIMAKASIH TUHAN" akan semua anugrah yang kadang mampu kita pahami atau kadang terabaikan oleh kita. Karena rencanaNya lebih indah dari ekspektasi dan rencana kita yang terperinci sekalipun. Meskipun kadang apa yang Dia berikan tidak terpahami dan tak dimengerti oleh kita. Percayalah, ketika kita percaya, apa yang kita yakini itulah yang akan terjadi. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong, telinga Tuhan tidak kurang lebar untuk mendengar dan hati Tuhan tidak ada batasnya untuk selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dan mari kita lihat betapa luar biasanya kekuatan dengan hanya selalu mengucap "TERIMAKASIH TUHAN". Believe it guys, let's see :D

Minggu, 21 Oktober 2012

Psikologi Lintas Budaya


Apa itu psikologi lintas budaya ? Psikologi lintas budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan transmisinya (penyampaiannya) dengan melihat bagaimana perilaku tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai sosial dan nilai budaya (Segall, Dasen, Berry, dan Poortinga, 1990). Psikologi lintas budaya dianggap sangat penting dewasa ini. Mengapa ? Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki berbagai macam kultur dan budaya seperti semboyan bangsa kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun Indionesia kaya dengan berbagai macam suku, budaya, bahasa, agama dan apapun namun tetap satu jua yaitu Bangsa Indonesia dan disatukan oleh bahasa Indonesia.

Apa sih sebenarnya tujuan dari psikologi lintas budaya sendiri ? Yah selain untuk mempelajari keutuhan dari penggabungan dari keanekaragaman budaya, psikologi lintas budaya juga dapat menguji generalisasi teori dan pengetahuan terhadap psikologi yang sudah ada. Selain itu juga untuk menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dapat dijumpai dalam budaya sendiri yang juga terbatas. Yang paling penting yaitu usaha untuk menyusun dan mengintegrasikan psikologi yang beranekaragam sehingga muncul psikologi yang universal.

Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah ataupun negara akan ada dampak yang bisa dilihat dengan gamblang. Pembentukan identisa. Pembentukan identitas itu perlu pemahaman atas konteks historis dan sosial dari etnistas dan ras : ada adat, keyakinan, pengalaman alkulturasi, perbedaan liguistik, perbedaan struktur keluarga. Karena sejatinya setiap kelompok itu memiliki sejarah yang unik. Dengan begitu identitas adalah untuk mengetahui siapa diri, posisi dalam sistem kehidupan mikro, meso, ekso, dan makro. Contohnya seperti ini, anak merupakan produk dari keluarga. Karena anak yang terlahir dari keluarga satu dnegan keluarga yang lain akan berbeda-beda dalam proses perkembangannya, karena setiap keluarga memiliki cara pengasuhan dan pola norma yang berbeda-benda. Dengan demikian jika seorang anak yangd ari kecil dibiasakan untuk mandiri, kemungkinan remaja dan dewasanya, ia akan menjadi sosok yang tidak tergantung akan orang lain. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan identitas dari awal di keluarga si anak tersebut. Inilah yang kemudian di internalisasi oleh anak tersebut hingga remaja bahkan dewasa dan tua.

Selain adanya pembentukan identitas dari keluarga, seseorang juga tinggal ditenggah kelompok. Dimana pembentukan identitas juga dipengaruhi oleh kelompok etnik dan ras, dimana seseorang akan mengidentifikasikan kelompok mana yang lebih disukai, dan sikap yang bagaimana yang harus ditunjukkan seseorang pada kelompoknya dan kelompok mayoritas. Hal ini yang disebut dengan etnisitas. Namun, ketika perbedaan cara pandang mempengaruhi diri dan identitas  seseorang ditengah kelompoknya maka akan muncul fanatisme pada diri orang tersebut. Contohnya, konflik antar kelompok terjeadi karena individu merasa menjadi nagioan dari satu kategori dan tidak pada kategori yang lainnya. Misal, seseorang lebih merasa sebagai mahasiswa UGM (ketika bersama dengan mahasiswa dari universitas lain) daripada sebagai sesama orang Jawa (yang juga ada pada universitas lain. Hal ini yang kadang menimbulakn kefanatikan akan suatu kelompok.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas. Bagiaman nantinya dinamika masyarakat itu berjalan semuanya bermula dari individu yaitu anak yang dibesarkan dalam sebuah keluarga. Ketika berbicara tentang anak dan keluarga ini erat kaitannya dengan proses pengasuhan anak. Kesimpulan dari penelitian J.W Whiting dan Child (19530 mengatakan bahwa cara mendidik anak dalam beberapa aspek berkaitan dengan masalah perilaku dan cara mendidik anak berbeda disetiapkebudayaan. Perkembangan pada bayi itu sendiri bisa dilihat dari tiga macam perkembangan yaitu phylogenic approach, cultural approach, dan otogenic approach.

Apa itu phylogenic approach? Membandingkan manusia dengan spesies lain dalam skala phylogenic. Perkembangan psikologis dipelajari misal : attachment, maternal care, penyapihan, dan lain-lain. Sedangkan Holocultural approach dapat dilihat dari pendekatan holocultural yang memberikan bukti untuk generalisasi yang luas tentang hubungan aktivitas ketahanan ekonomi dan cara pengasuhan anak. Contoh penelitian Whiting tentang cara menggendong anak dalam hubungannya dengan suhu tahunan. Dan yang terakhir yaitu psychological approach yang bertujuan mengamati, menggambarkan, dan mengukur perilaku individual (terutama pada ranah psikomotor) dalam berbagai setting lapangan. Seperti yang diketahui dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bayi tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan.

Kita tidak bisa lepas dari lingkungan dimana kita tinggal. Dengan begitu mau tidak mau ada nilai, ada norma dan ada kolektifitas ataupun individualisme. Dengan adanya dinamika dalam kelompok itu diperlukan sebuah soisalisasi untuk lebih bisa beradaptasi dnegan lingkungan dimana kita tingggal. Sosialisai perilaku berkaitan dengan berbagai faktor kultural, misalnya stratifikasi sosial dan faktor ekologis, misal ketahan sosial dan kepadatan populasi. Hal itu juga bisa dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda. Yang pertama karena stereotipe gender, misalnya anak-anak mendapatkan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi dalam masyarakat. Yang kedua, ideologi peran-seksual, misalnya keyakinan tentang seperti apa yang harus dilakukan oleh laki-laki atau perempuan, ada perbedaan antara masyarakat tradisioanl dan egalitarian. Dan yang terakhir yaitu karakteristik psikologis, misalnya kemampuan kognitif (pada literatur barat), konformitas dan agresi.

Semua aspek seperi individu, norma, nilai, sosialisasi, pengasuhan pada akhirnya tercakup dalam lingkup yang lebih besar dan universal yaitu budaya. Banyak pengertian tentang budaya karena bisa dilihat dari definisi deskriptif, historis, normatif, psikologis, struktural dan genetik. Semua definisi itu memandang arti budaya dari sudut pandang yang berbeda.

Pada dasarnya lintas budaya adalah untuk mempelajari budaya yang bersebrangan dan berbeda. Dengan dasar itu akan ada interkulturasi yang harus dipahami untuk lebih bisa mengetahui persamaan dan perbedaan antara budaya satu dnegan budaya lainnya. Turis menjadi salah satu contoh kelompok yang mengalami kontak interkultural. Dimana turis itu sendiri menurut Worl Tourism Organisation adalah “pengunjung yang tinggal lebih dari 24 jam di tempat yang jauh dari rumah dan yang insentif dari perjalanannya adalah hal selain finansial”. Psikologi banyak menyumbang pemahaman terutama dalam hal pengalaman turis dari prespektif individual, dna mengukur pengaruh tirisme pada interaksi interkultural dan hubungan antar kelompok.  Turis itu sendiri memiliki faktor-faktor sendiri mengapa mereka melakukan perjalalanan, dimana faktor pendorong itu antara lain pemandnagan alam, sport dan seks,  dan sedikit motif tentang belajar budaya. Tidak sedikit pula turis yang mengalami pengalaman stressful karena harapannya tidak realistik, dan juga adanya pengalaman culture shock.

Tidak hanya turis saja yang menjadi objek dalam konteks interkultural karena ada juga pelajar internasional. Banyak dari kita yang memiliki keinginan untuk bersekolah di luar negeri dan bahkan mungkin sudah menjalaninya saat ini. Tinggal di negara orang dnegan budaya yang terntunya berbeda dahn harus beradaptasi untuk tetap bertahan di tempat itu demi sebuah tujuan.  Yang harus kita ketahui bahwa pelajar luar negeri menjadi bagian dari industri ekpor, dimana mereka menyumbang banyak secara finansial pada negara tujuan. Bukan hanya turis dan pelajar internasional saja banyak kelompok-kelompok lain yang mengalami interkultural misalnya pelaku bisnis internasional,  imigran dan pelarian.

Tidak sedikit hasil dari kontak interkultural itu menyebabkan adanya berbagai masalah ataupun persinggungan yang sadar dan tidak sadar terjadi dan hal itu dikategorikan dalam 4 kategori, yaitu genocide, asimilasi, segregasi atas out-group oleh in-group, dan intergritas. Yang akian dibahas disini yang sangat erat kaitannya dengan pemasalahan indonesia belakangan ini, yaitu asimilasi. Apa itu asimilasi ? Asimilasi merupakan istilah digunakan untuk menggambarkan “pencaplokan” suatu budaya oleh budaya lain. Seperti yang marak belakangan ini, misalnya pengklaiman tari Tor-tor yang sudah jelas-jelas miliki masyarakat Indonesia khususnya Medan diaku sebagai budaya Malaysia. Disaat seperti ini terlihat jelas bahwa masyarakat Indonesia sendiri tidak menjaga dengan baik apa yang menjadi warisan dari nenek moyang, tatapi kalau dsudah menjadi masalah seperti diklaim oleh Malaysia barulah marak dibicarakan dan rasa nasionalismepun menjadi dipertanyakan.  Selain itu ada genocide yaitu pembunuhan oleh satu kelompok yang biasanya merupakan mayoritas atau mempunyai sumber teknologi yang superior terhadap semua anggota dari kelompok lain. Misalnya, pembunuhan massal oleh Nazi.

Ada banyak persamaan dan perbedaan budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok.  Pengenalan budaya itu sendiri melalui berbagai proses yang berbeda sehingga mampu diinternalisasi oleh orang yang ada dalam kelompok tersebut.  Enculturation adalah pengenalan budaya karena individu dilingkupi oleh budayanya. Penyerapanpun tidak selalu terjadi secara sengaja atau didaktis melainkan sering kali terjadi tanpa pembelajaran khusus.  Sosialisasi adalah proses pembentukan secara sengaja, melalui bimbingan pada individu. Hasil dari enculturation dan sosialisasi adalah kesamaan perilaku dalam budaya dan perbedaan perilaku antarbudaya, dan hal ini merupakan mekanisme penting yang berpengaruh terhadap kesamaan dan perbedaan karakteristik psikologis dalam level individu. Sedangkan acculturation adalah perubahan kultural dan psikologis yang terjadi karena kontak dengan orang-orang yang berasal dari budaya lain yang memunculkan budaya yang berbeda.

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi dinamika kita dalam masyarakat tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita belajar untuk mencintai apa yang menjadi budaya kita dan melestarikannya. Jangan sampai keaslian budaya yang kita miliki tergerus oleh budaya luar yang menghilangkan jati diri kita sebagai bangsa yang mandiri, bebas dan multikultural. Karena itu yang sebenarnya menjadi aset kita dalam menjaganya sebagia sebuah aset yang tak ternilai harganya. Dan yang lebih harus dipahami lagi, setiap orang terlahir, dibesarkan dan berproses dari latar belakang budaya yang berbeda dan tidak diragukan lagi kalau setiap orang itu harus dipahami karena memiliki sebuah individual differencess. Walaupun jika ingin digeneralisasikanpun variabel perbedaan antara satu orang dnegan orang lain itupun akan tetap selalu ada. So, mulai sekarang mari belajar untuk saling menghargai perbedaan yang ada. Karena dengan perbedaan itu kita akan menjadi tahu dan lebih mengerti apa itu kebersaan. Bahkan pelagipun terdiri dari warna-warna yang berbeda. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, dan beranekaragam lagi. Namun hal itulah yang menjadikan pelagi indah karena terdegradasi dari berbagai macam warna yang berbeda.