Jumat, 25 November 2011

Kisah Seorang Gadis Kecil

Aku tidak pernah bermimpi menjadi putri karena aku terlahir bukan sebagai putri. Tetapi apakah aku salah jika berharap untuk menjadikan pribadiku sebagai putri ? Gadis kecil itu berbicara dengan dirinya sendiri yang terpantul dicermin. Matanya memandang tanjam dan penuh dengan harapan. Pikirannya kembali menerawang kemasa dimana dia pernah dibelai lembut oleh ayahnya yang memberinya banyak petuah. Semua mimpi itu tidak pernah salah kadang yang membuatnya salah hanyalah ketakutan kitaakan ketidakpastian mimpi yang kadang membuat kita terjatuh dan putus asa. Aku berlari menerjang bayangkuku sendiri dimalam itu. Yap gadis kecil itu keluar dan pergi untuk mencari ketidakpastian dan dia ingin berkenalan dan bersahabat dengan ketidakpastian itu. Aku tak bisa menjadi pribadi yang anggun dan mampu menjelma menjadi perhatian yang mencuri semua pandangan dunia. Aku hanya berharap aku bisa menjadikan diriku sendiri sebagaimana diriku adanya. Aku berlari mengejar yang tidak pasti. Aku tidak pernah berpikir kalau itu percuma. Karena kita tidak akan tau apa yang akan terjadi jika kita selalu dihantui oleh ketidakpastian. 

Kembali lagi aku termenung dengan segala kesombongan dunia yang ada dihadapanku. Apa yang bisa mereka banggakan selagi masih ada banyak saudara kita yang menangis karena terinjak dalam sebuah kesombongan dan kemurkaan ? Yah kadang semua tidak mampu bersahabat dengan perbedaan. Aku menangis dalam heningku. Aku mencari sebuah pencerahan akan sebuah pegangan dan sinar baru. Yah aku yakin disana akan ada sebuah jawaban tentang segala pergejolakan yang terjadi. Aku tak bisa lagi pungkiri semua pasti akan terjadi. Aku tidak mempunyai daya untuk mengubah dunia seperti yang aku inginkan. Aku hanya bisa berjalan dengan pembawaan yang mungkin bisa aku banggakan. Aku yakin akan ada masa dimana semua kan mengerti dan memahami. Tak hanya itu juga, dimana aku berpikiah saat ini aku yakin akan aku temui sebuah keadilan akan diriku dan semua yang menantikan sebuah kebebasan. 

Dari cerita gadis kecil, kita bisa menarik sebuah hikmah kalau tidak ada yang tidak mungkin didunia ini selagi kita percaya akan ada kemungkinan-kemungkinan yang menjadikan semuanya pasti :D

Move On

Apa sih move on itu ? Sepertinya banyak banget orang yang berbondong-bondong buat mengenal apa itu yang namanya move on. Oh iya, move on tu simpelnya perpindahan dan sebuah revolusi untuk perubahan. Mungkin ini lebih diartikan perubahan yang membuat orang tidak hanya bisa stay berada dalam satu ketidakpastian dan mencoba untuk berpikir realistis. Yap, menurut saya itu benar sekali. Buat apa kita selalu stay berada dalam satu keadaan yang jelas-jelas itu tidak memungkinkan kita untuk bertahan. Dengan modal sebuah keberanian biasanya sebuah langkah besar diambil untuk menentukan sebuah keputusan besar yang bisa merubah tahap kehidupan selanjutnya. Biasanya kebanyakan dari kita takut untuk keluar dari zona nyaman, kita hanya berani untuk berekspetasi tanpa berani untuk merealisasikannya. Semua memang butuh sebuah ketepatan pemikiran yang mampu meyakinkan kita kalau jalan yang kita pilih mampu menimbulkan resiko yang siap kita hadapi.

Sakit, kecewa dan trauma mungkin itu yang membuat kita kadang jatuh dan susah untuk bangkit dan kembali menemukan lagi sebuah pegangan untuk bertahan dan melanjutkan hidup. Tapi bukankah percuma jika hidup kita dihabiskan oleh sesuatu yang berkutat distu saja ? Masih banyak kejutan yang menunggu untuk kita dapati. Semua tidak akan ada yang terbuang sia-sia jika kita mampu mengartikan apa yang kita miliki saat ini. Move on, yap sebuah langkah dan keputusan yang berani diambil untuk mendapatkan sebuah kepastian baru kalau kita bisa melanjutkan jalan yang sempat tertunda. Jangan pernah merasa kalau semua akan berakhir jika kita tidak bisa memperbaiki hal lalu yang sudha jelas-jelas tak dapat lagi diperbaiki. Bahkan kita mempunyai hak dan kesempatan lebih untuk memperbarui apa yang ada dihadapan kita. Lepaskan apa yang seharusnya dilepaskan, jangan pernah menggenggam terlalu kuat apa yang ada pada kita saat ini. Karena semua tidak akan menjadi abadi semua akan berlalu. Apa yang datang pasti akan pergi. Dari awal belajarlah untuk mengikhlaskan apa yang ada pada kita karena semua hanya sementara. Melakukan yang terbaik lebih memastikan kita untuk bertahan dengan sebuah pilihan besar yang akan mampu mengubah kehidupan kita. So, move on itu adalah cara dan keberanian :D

Minggu, 20 November 2011

Berbeda Bukan Berarti Tidak Sejalan.

PERBEDAAN ? secara nggak sengaja selalu mendapat topik yang sangat umum dalam sebuah kisah nyata. Yah, perbedaan yang sangat mendasar selalu menjadikan sebuah alasan untuk sebuah rasa yang terpatenkan dalam hubungan yang lebih. Seperti sebuah pembatas dalam kebebasan. Ingin sekali menguak lebih dalam dan jauh akan topik ini tetapi pada dasarnya kembali lagi berbicara akan sebuah ketidakmungkianan yang menjadikan sebuah harapan pupus dan tidak bisa berbuat lebih lagi. Ehm, bukankah rasa itu bebas dan datang kapan saja ? Tapi kebanyakan kita yang mengalami akan hal ini menjadikan kita stuck dalam sebuah prinsip yang mau tidak mau menjadikan sebuah benteng pertahanan untuk mempertahankan apa yang dipegang dan dipercayainya. Semua memang terkesan tidak adil dan hanya sepihak. Namun itulah kenyataannya. Mau nggak mau kerealistisan dituntut untuk menggunakan logika. Lebih dari itu tidak bisa lagi menjadi sebuah harga mutlak. Yap. Memang seperti itu kenyataannya saat ini.

Ada yang berpendapat semua harus ada pengorbanan. Tapi apakah sebuah pondasi yang jelas-jelas berbeda itu akan bisa disatukan ? Senggaknya kita tidak bisa memaksakan menyatukan sesuatu yang secara jelas nggak mungkin dan itu tidak pasti. Yap, lebih tepatnya sebuah keterbatasan rasa yang tak bisa berbuat lebih lagi. Dalam keadaan seperti ini memang tidak ada yang mampu untuk dipersalahkan. Toh Tuhan menciptakan perbedaan untuk kita saling mengerti bukannya untuk selalu mencari persamaan dengan memaksakannya menjadi mungkin dengan segala kemungkian yang kita buat secara paksa. Semua secara langsung menjadi sebuah cobaan untuk menguji seberapa kita kekeuh mempertahankan apa yang kita percaya.

Mengapa harus ada perbedaan jika kita mampu menyelaraskan persamaannya dengan cara yang lebih bersahabat ? Sungguh jika dipikir secara gamblang ini jelas tidak adil. Apakah semua yang rasa yang lebih itu dimiliki oleh mereka yang sama sehingga mereka bisa menyelaraskan langkah ? Terlalu complicated jika berbicara jauh soal perbedaan. Semua dipaksa untuk merealistiskan perasaan yang kadang tidak punya cara untuk memainkan logika. Semua itu datang dengan tiba-tiba dan tanpa permisi tetapi kita yang tetap teguh memegang keyakian itu harus mampu menolak dengan jelas dan pasti untuk melawan semua itu. Ya mau nggak mau harus bisa bermain logika dengan memegang teguh prinsip yang sudah diyakininya. Tapi karena perbedaan itukah kita tak bisa sejalan ? bukan berarti demikian. Karena semua yang disatukan bukan hanya persamaan akan keyakinan tapi kenyamanan dan persamaan akan pemikiran itu yang nantinya menjadikan kita sejalan walau kita berbeda. 

Jumat, 18 November 2011

Galau ? Why not ?

Selalu saja kebanyakan dari kita merasa risih atau mungkin malu jika dibilang galau. Sok kuat didepan orang padahal selalu saja membuat status atau apalah yang berhubungan dengan galau. Apa iya sih orang yang bilang kita galau itu sudah tau definisi galau itu sendiri ? Tukan awalnya aja orang yang bilang kita galau udah sok tau dulu. Satu pointlah buat kita nggak gengsi dibilang galau. Ya maybe presepsi mereka soal galau itu sesuatu yang menyinggung soal percintaan, kehidupan, ataupun masalah-masalah lain. Ya itu cuma kemungkianan lho ya. Dalam kamus aslinyapun saya juga nggak tau arti sebenarnya apa. Tapi yang pasti galau menjadi salah satu kata yang trend dikalangan kita saat ini. Murung sedikit aja pasti teman-teman kita sudah bilang kalau kita galau. Ah dasar orang sekarang itu yang menjadi trend ya sesuatu yang sering didengar. Tapi apakah pernah tau akan arti galau itu sendiri dan apakah orang yang selalu mengejek kita galau itu, dia juga nggak pernah bercermin akan dirinya sendiri ? Hayooo.

Yah memang sangat complicated kalau kita berbicara tentang sesuatu yang sedang hangat menjadi perbincangan. Hmm, yuk yuk mari kita bicarakan soal galau dari sudut pandang saya sendiri. Galau menurut saya adalah saat dimana kita mampu berinteraksi dengan diri kita sendiri. Kita bisa mengerti akan mau diri kita sendiri. Dimensi untuk mengintropeksi apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita. Simpelkan ? Toh galau bukan berarti kita nggak bisa bangkit dari sebuah keterpurukan. Tapi galau menjadi sebuah tolak ukur dimana kita bisa mencari tumpuan untuk bangkit dari masalah yang kita hadapi. Galau itu penting juga lho. Jangan selalu memandang galau sebagai suatu gengsi dan membuat kita sok tegar dalam menghadapi masalah. Padahal saat galau itu kita malah bisa merefleksikan apa yang ada dalam perasaan kita. Mulai mengimajinasikan apa yang menjadi kemauan kita. Dari situ kita akan memperoleh sebuah prospek dari kegalauan itu sediri.

Tapi, galau juga nggak baik jika terlalu berlarut-larut. Galau hanya sebuah celah ketika berada diposisi down untuk mencari start untuk berada di top. Galau harus tau waktu, itu kasarannya. Jadi kalau memang dirasa itu sudah terlalu jauh kita terpuruk dalam kegalauan. Kita harus mampu mencari tangga untuk berdiri dan melangkah jauh dari kegalauan itu sendiri. Harus mampu berpikir secara rasional dan realistis kalau jalan yang kita hadapi masih panjang. Hidup tidak akan selesai dengan kegalauan kita yang berlarut-larut. Jadi untuk apa kita takut dibilang galau. Dengan galau itu berarti orang itu menyadari kelemahannya dan dia mampu mengintropeksi dirinya tapi ya kita taulah kapasitas galau kita sampai dimana. Buat apa berlama-lama galau toh kita punya banyak cara untuk membahagiakan diri kita dengan cara kita sendiri. So, galau ? Why not ?

Kamu Aku Kita

Pernahkah kamu membayangkan apa yang ada dipikiranku saat ini ? Aku membayangkan semua mimpiku bisa aku rangkai bersamamu. Seperti kita merakit sebuah permainan bersama dimana disitu kita yang memainkan semuanya. Dengan cara kita sendiri, dengan bahagia yang nantinya kita ciptakan. Wuih, ekspetasiku terlalu tinggi ternyata. Aku tidak akan berharap terlalu banyak saat ini. Memandang senyummupun aku sudah bisa merasakan duniamu akan terasa lebih indah. Entah itu dengan aku ataupun tanpa aku. Hei, kamu. Ya, kamu. Aku bukan alasanmu untuk bertahan dalam cerita ini. Aku hanya ingin melihatmu bahagia. Bahagia yang nanti kamu jalani pasti akan lebih berwarna. Kamu bisa melukiskan apa saja yang ingin kamu lukis dengan tinta terindah yang kamu miliki dalam kehidupan ini. Aku selalu membayangkan jika kita duduk berdampingan menatap jauh kedepan dengan sebuah ikatan yang terangkai jelas didepan mata kita. Bayangkan kita memiliki rasa yang bisa kita banggakan. Pasti semua akan lebih terkesam indah. Berkali-kali dalam hening malamku, aku hanya bersujud dan memohon yang terrbaik untuk kamu, aku, kita. Semua peluhku akan kucurahkan bersamamu kelak jika memang Dia mengijinkan kita bersatu memadukan rasa. Tapi bukan cinta namanya jika masih kenal dengan istilah logika, semua yang aku rasa saat ini bukan sebuah logika. Hei, kamu. Ya kamu lagi. Lihatlah disana ada jalan yang masih terbentang panjang yang menantimu untuk kamu jelajahi. Pasti disana akan banyak kisah yang bisa kamu dapat. Mungkin aku akan melepaskanmu diwaktu yang tidak dapat terprediksi. Namun ini janjiku, janjiku untuk melakukan yang terbaik untukmu. Walaupun akan sulit untuk aku jalani. Tapi aku yakin kasihmu akan tetap tumbuh dalam hatiku. Meski kenyataannya kamu, aku, kita tinggal menjadi sebuah cerita. Kita memang tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. Tapi tenanglah kamu disana. Kmau, aku, kita akan tetap hidup dalam kenangan. Meski semua hanya bisa terkenang dalam malam-malam kita. Jika kamu merindukanku hapuslah air matamu, karena aku adalah masalalumu dan bukan alasan untuk mengehentikan langkahmu. Teruslah berjalan dan menatap masa yang akan datang. Pasti akan kamu temui keindahan lebih daripada ini. Yakinlah, aku akan selalu ada untukmu, Walupun kamu, aku, kita tinggal sebuahi cerita 

Selasa, 15 November 2011

Filosofi lingkaran dan kerucut

Kita sebagai manusia memang mempunyai dua arah yang sulit untuk dilepaskan satu sama lain. Yah itu dia masa lalu dan masa depan. Memang tidak bisa dipungkiri lagi kalau kita selalu bermain dengan waktu yang dengan riangnya bergulir dan kadang kebanyakan dari kita merasa dipermainkan. Pemikiran yang dangkal tetapi mendekati kebenaran. Seperti itu sekiranya. Kalau berbicara soal waktu tidak akan pernah ada habisnya mengisahkan segala yang penah kita lalui dan kita lakukan dimasa silam. Masa yang akan datang sulit untuk diprediksikan walupun kita selalu memiliki ekspetasi untuk itu. Inilah yang memang dinamakan kehidupan.

Kita yang selalu dikuasai oleh rasa yang kadang tidak mengucapkan permisi untuk singgah dan menggoreskan cerita dalam kehidupan kita. Apa daya kita. Kita hanya manusia biasa yang setidaknya bisa menentukan jalan yang kita pilih walaupun dengan begitu tetap Tuhan yang akan menghendaki semua itu yang akan terjadi atau tidak. Semua orang selalu mempunyai cerita tentang sebuah kisah yang terlahirkan oleh rasa cinta. Banyak dari kita yangs selalu menyebut-nyebut nama cinta namun tidak banyak dari kita yang tau akan makna cinta yang sesungguhnya. Yah, inilah kita yang sering dianggap sebagai mahkluk yang sotoy. Kita serasa tau akan semua yang akan terjadi dalam hidup kita. Memang kisah yang terlahir itu kita yang menjalani tapi semua tetap yang diAtas yang mengAcc. Wuih serasa laporan apa aja. Tapi mau diacuhkan begitu saja memang itu kenyataannya.

Kalau berbicara soal kehidupan kita seperti berbicara akan filosofi lingkaran dan kerucut. Masa lalu itu seperti ikatan yang panjang dan tak berhingga kecuali kita yang mau untuk memutuskannya dan mengakhirinya dengan sebuah simpul yang indah sebagai penghujung bagi masa depan. Tapi seperti lingkaran, seperti apapun kita berjalan kita tidak akan menemui sebuah ujung dari lingkaran itu karena kita akan tetap berkutat dalam sebuah cerita yang tiada akhir. Yah, begitu juga dalam kehidupan jika kita memilih filosofi lingkaran sama saja kita selalu berkutat dan berjalan dalam sebuah jalan yang tak ada akhir dan tujuannya. Kalau kita selalu berkutat akan masalalu kita tidak akan menemukan tujuan dari kehidupan kita. Karena hanya itu-itu saja yang kita temui. Dan itu hanya membuang waktu dengan percuma bahkan menjadi sesuatu yang sia-sia jika kita tetap berkutat dimasalalu. Yap jelasnya seperti lingkaran.

Berbeda dengan filosofi sebuah kerucut. Kerucut terdiri dari sebuah lingkaran yang berujung disatu titik dimana kita akan menemui sebuah tujuan dan pangkal dari apa yang kita cari ,yap dalam kehidupan ini pastinya. Seperti filosofi kerucut berarti kita akan berproses dengan waktu dan berusaha untuk mengumpulkan berbagai pelajaran yang kita terima dalam hidup untuk menjadi bekal dikehidupan yang akan datang yah diujung kerucut itulah yang nantinya menjadi titik puncak tujuan kita. Kita tidak hanya stuck dalam satu keadaan tetapi kita akan berproses menjadi pribadi yang lebih matang dengan segala cobaan untuk kuat dan siap berada dipuncak tertinggi dalam hidup kita.

Nah seperti filosofi lingkaran dan kerucut yang sudah saya paparkan seturut presepsi saya, semua itu tergantung darimana kita dan apa tujuan kita dalam kehidupan ini untuk berproses. Lebih pilih mana antara filosofi lingkaran atau kerucut untuk mengilustrasikan kehidupan kita ? Semua jawaban ada didalam diri kita masing-masing. Mari menentukan cara berproses hidup kita mulai dari sekarang :D

Sabtu, 12 November 2011

Ini kenyataannya

Menyadari kalaulah setiap apa yang menjadi harapan oleh kita tidaklah selamanya menjadi sebuah kenyataan seperti bayangan kita sebelumnya. Sebagai sosok yang mampu memahami akan hal itu harus memiliki sebuah benteng, ya mungkin benteng itulah yang bisa dinamakan oleh sebuah prinsip hidup. Tapi kadang kita kehilangan akal sehat kita untuk berpikir rasional juga sesuatu itu sudah meyumbat pikiran kita. Ya keindahan tanpa logika sama saja dengan bohong. Itu mustahil. Jangan sesekali menyalahkan keadaan yang membuat kita menjadi sosok yag beruntung. Tapi selalu belajar untuk menjadi sosok yang selalu beruntung karena keadaanlah yang menjadi seorang komando bagi kita untuk lebih berpikir dengan kerasionalan. Apapun itu mungkin bisa dibutakan oleh sebuah ‘kenikmatan’ entah itu dalam bentu apa. Hingga menjadikan semunya mungkin dimatanya. Ya memang konyol dan terlalu bodoh jika hanya mengikuti setiap pemikiran yang konyol. Tentunnya jika terjebak dalam sebuah cinta yang dangkal. Hanya berpikir aka perasaannya tanpa memperhatikan logika untuk dipergunakan sebagai parameter.
Hati nurani akan menjadi sebuah bisikan yang halus. Yang seakan mnjadi jalan tengah atau penerangan mungkin istilahnya. Karena dengan hati nurani, kia akan dimampukan untuk mengunakan hati, pikiran dan jiwa. Semuanya akan sepadan dalan langkah hingga menjadi sebuah komponen yang menyatu dalam pengambilan keputusan.
Hendaklah kita selalu berpijak akan keyakinan kita pada Tuhan. Karena sejatinya semua akan menjadi terasa ringan ketika kita bisa membuka hati kita untuk saling memperdengarkan hati dalam perjalanan hidup ini. Semua akan terasa indah ketika keikhlasan tergambar jelas dalam raut muka kita. Hidup bukanlah sebuah kesalahan. Tapi kadang kala orang mempersalahkan kenyataan yang terjadi pada dirinya. Kita terlahir bukanlah sebagai seorang pecundang yang hanya menyalahkan kenyataan. Kita terlahir sebagai sosok yang tangguh. Tak kan pernah kenal kata menyerah dalam sebuah perjuangan. Karena hidup itu sesungguhnya hanyalah sebuah pilihan. Bagaimana kita menjalaninya dengan jurus pilihan kita untuk menyatakannya menjadi sebuah keasyikan. Tidak akan ada cobaan yang diluar batas kemampuan manusia. Karena cobaan hanyalah sebuah sapaan dimana caaranya saja yang mungkin berbeda.
Biarlah semua mengalir seperti air. Tanpa menerjang arus. Biarlah ia mengalir apa adanya.Itulah jalan yang telah tertulis untuk kita. Selalu bersyukur karena hidup adalah anugrah terindah yang kita miliki. :D

Cantik

cantik itu identik dengan seorang cewek. Ya semua orang cewek dan mungkin termasuk aku adalah seseorang yang selalu ingin memiliki sebuah predikat yang bagi sebagian cewek bahkan semuanya menjadi sebuah penghargaan tersendiri yang sulit untuk dipisahkan. Tapi aku kira cantik yang sesungguhnya adalah cantik yang apa adanya dan tidak dibuat-buat. Untuk apa cantik luar tetapi sebuah kepribadiannya bisa dikatakan nol besar. Sungguh tidak seimbang sepertinya. Terlalu kontras. Tidak usah terlalu berharap untuk menjadi cantik yang identik dengan pujian. Memiliki kecantikan hati yang mungkin orang lain hanya melihatnya secaa tersirat itu akan menampakkan keanggunan yang bisa dipancarkan sebagai seorang wanita. Wanita yang cantik adalah wanita yang mampu menampakkan senyumnya ketika kekalutan yang kadang merenggut senyumnya, tetapi dia tetap ada senyum yang tersimpan untuk menjadi pencerah disekelilingnya. Untuk apa pujian yang terdengar kosong dan hambar kalau kecantikan yang palsu yang nampak. Dunia mungkin membutuhkan perhiasan yaitu wanita dengan kelembutan dan ketulusan yang dimilikinya untuk menjadikan dunia ini senada tampa kesemuan yang hanya nampak dalam sebuah bayangan. Percaya saja kalau pujian hanya bersifat sementara. Ada seseorang yang pernah menawarkan komentarnya, semakin wanita yang ‘cantik’ dipuji setinggi langit dia akan menjadi pribadi yang sombong dan tidak mau lagi melihat kekurangan yang ada dalam dirinya. Cantik itu pandai memoles dirinya bukan dengan kosmetik yang mahal dan yang mampu menjadi topeng, tetapi cantik yang sesungguhnya itu cantik yang mampu memoles seorang pribadi yang mampu menampakkan keanggunan dari dalam hatinya. Sinar yang dari dalam akan lebih berimbas menjadi cantik yang sejati. Tanpa pujianpun dia akan bertahan dengan makna yang lebih daripada kecantikan yang semu.

Cerita Ria

Aku mempunyai kisah akan waktu yang begitu singkat. Tak sesingkat waktu sakitku setelah aku harus melupakan kisah yang berlalu itu. Ria Ria, aku mencoba menyadarkan diriku sendiri. Sudah, aku ingin terlepas dari bayangan mimpi itu. Seperti layaknya aku dibuai oleh sebuah kebahagiaan. Yah sebuah mimpi lebih tepatnya. Dimana aku saat itu, aku hanya mencoba menyadarkan diriku sendiri. Sekirannya aku bertemu dengan King yang memberiku sebuah ruang cerita. Sesaat tapi memberiku arti. Dia melepaskanku dari sebuah perangkap yang sudah terlalu lama membelengguku. Aku diajak berkelana mengenal akan dunia yang sesungguhnya. Dia memberiku sebuah senyuman. Awalnya aku tidak berani untuk seutuhnya berjanji. aku hanya seorang gadis yang berani menjalani bukan janji jika nanti pada akhirnya hanya akan melukai diriku sendiri karena aku tidak bisa menepatinya. Aku memandang wajahku dicermin, apakah ini yang aku cari saat itu ? Ria, aku menyebut namaku lagi. Apa mauku ? Inikah yang aku beri naman fantasi ? Fantasi akan sebuah pencapaian ? Aku sendiripun takut untuk memberi alternatif jawaban.

30 hari. Bagiku itu adalah waktu dimana aku setiap detiknya diberi pelajaran yang begitu cepat. Tapi itu hanya sesaat. Aku nikmatin apa yang memang harus aku nikmatin saat ini. Sesaat aku terdiam. Aku bertanya lagi pada diriku sendiri. "Ria, apa yang kamu cari ? Kebahagiaan semu yang seolah-olah kamu nyatakan ?" Aku terdiam. Sudahlah aku terlanjur berjalan dimana jalan ini aku tidak bisa membelok. Aku belajar untuk bersabar. Berbesar hati meneliti setiap ruang dihati aku. Ah konyol, sudahlah. Apa salahnya aku memberikan yang terbaik bagi sesama selama aku bisa ? Seperti waktuku akan berakhir. Yah, ternyata ini bukan waktuku. Aku harus bisa meredam emosi yang sewaktu-waktu bisa meledak menahan egonya. Dia yang aku harapkan memberi arti kasih yang sesungguhnya. Ya, berharap boleh nggak salahnya. Tapi sekali aku ingin berdiri dan mencoba dia mematahkan semangatku, menghilangkan seleraku dengan tingkah dia yang bagiku itu tidak berkenan dimataku. Sudah, harapanku sepertinya pupus.

Waktu  berjalan, komunikasi nggak ada apalagi saling mengerti dan mendukug. Nothing. Susah. Aku mencoba menikmati hidupku dengan caraku sendiri tanpa menghiraukan dia lagi. Sungguh tak berperasaan. Memang kebaikan belum tentu akan dibalas oleh kebaikan pula. Baik tergantung siapa yang mau menghargainya. Aku membodohkan diriku sendiri. Ria, tolol. Aaaah terserah orang mau berkata apa tentangku. Aku hanya menjalani apa yang harus aku jalani. Ya mungkin ini resiko dari keputusan bodohku. Semua pergi entahlah. Dan saat terakhirpun datang. Pertemuan terakhir itupun seperti menjadi pertanda kalau sabarkupun akan memberi makna bagi aku. Sudah ikhlas kata orang-orang. Toh dia bukan yang terbaik jika dia hanya selalu meberi kejenuhan dalam hari-hariku jika aku harus tetap mempertahankannya disini.

Dari certita Ria diatas, banyak makna yang bisa kita ambil. Kalau apa yang kita yakini belum selamanya memberi kebaikan untuk kita. Tergantung bagaimana kita memaknainya. Memberi belum tentu menerima. Lakukan yang terbaik selama kita mampu. Menjadi diri sendiri itu lebih dari segalanya. Penerimaan akan siapa kita bukan bagaimana kita menjadi orang lain untuk dihargai. Berbesar hati akan kenyataan yang memang harus dihadapi. Kembali lagi semua akan ada waktunya, akan ada saat dimana waktu akan berpihak pada kita. Jangan pertahankan apa yang memang tak pantas kita pertahankan kalau itu hanya akan menyakiti kita. Rasa sayang bukan jaminan, yang etrpenting adalah kasih yang didukung oleh perasaan saling mengerti untuk menciptakan kenyamanan :D

Mungkin caranya

cinta itu bagaimana kita memaknainya. Cinta bukan bagaimana kita memberi, tetapi cinta sejati itu bagaimana kita bisa menerimanya dengan tulus dan memberinya dengan kesungguhan. Bukan sebuah pertanda yang hebat jika dia yang kita cintai selalu berujar akan mimpinya untuk membahagiakan kita, tetapi dia yang mencintai kita memberikan cerita dimana kita mampu menerimanya kelak dengan tangan terbuka dan apa adanya. Dia yang kini hadir mungkin salah satu terbaik yang Tuhan persiapkan untuk kita, dia yang kini disamping kita, dialah yang memberikan ruang untuk kita berpikir dan menyusun rencana kedepan. Dia yang mencintai kita dengan sederhana akan memandang kita dengan teduh disaat kita membutuhkan kedamaian, dia yang berarti adalah dia yang selalu memberi nuansa baru hingga kita mampu menyadari indahnya hidup saat dia menggenggam tangan kita dan berucap semua akan baik-baik saja. Dia akan selalu menjaga kita dalam kelelapan kita dan memandangi kita saat kita terdiam karena beratnya beban yang harus kita hadapi. Mungkin dia selalu berusaha untuk membandingkan kita dengan masa lalu mereka, tapi dia melakukan itu untuk memberi kita pandangan akan kesalahan yang pernah dia lakukan dan tak ingin terulang kembali. Dia yakini berucap ” sayang, jangan tinggalkan aku “, dia menyadari betapa berharganya kita dihidup mereka. Dia selalu merindukan kehadiran kita disetiap waktunya untuk selalu membuatnya tersenyum. Saat dia merasa lelah dan terdiam, biarkan saja ia dengan dunianya, karena sejatinya cinta yang dia miliki untuk kita akan membawanya kembali dan mengecup kening kita “sayang, maafin aku ya”. Mungkin terdengar berlebihan, tetapi sesungguhnya cinta yang dia miliki sederhana, dia mencintai dengan dirinya, dia menyayangi dengan kesungguhannya, hingga dia tak berani berjanji terlalu banyak karena dia takut itu akan mengikatmu dan mampu melukaimu kelak. Biarkan saja semuanya berjalan dengan semestinya, karena semua yang kita lalui sekarang adalah jalan dimana kita akan merasakan sebuah kasih yang abadi.

Akan Ada Masanya

Kadang kita terlalu meributkan hal yang sebenarnya itu tidak perlu dipermasalahkan. Kita terlalu terfokus akan sesuatu yang hanya sementara. Bukankah semua itu sudah ada jalannya sendiri ? Tidak perlu merisaukan apa yang terjadi nanti. Berbuat yang terbaik untuk memantaskan diri mungkin itu menjadi salah satu alternatif untuk mendapatkan jalan. Tidak harus selalu mencari sesuatu yang sempurna, karena bukan kesempurnaan yang harus dicari tetapi bagaimana kita memaknai proses untuk menuju sempurna itu. Walaupun pada akhirnya sempurna tidak bisa digengaman tangan tetapi akan selalu ada yang bisa terkenang yaitu usaha kita. Usaha yang selalu dilandasi oleh keyakinan kalau kita bisa menahklukkan apa yang sebenarnya itu sangat bersahabat dekat dengan kita. Kekhawatiran yang berlebihan akan keadaan kita saat ini hanya akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Kita terlalu mempermasalahkan sesuatu yang akan ada masanya sendiri.

Waktu berjalan bersama dengan proses yang mau tidak mau kita jalani dan kita hadapi. Itu yang terjadi dari hidup kita. Protespun tidak bisa mengubah keadaan yang senyatanya sudah terjadi dihadapan kita. Apalagi mengeluh karena mungkin kita tidak bisa seberuntung dengan mereka yang lebih dimata kita. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Percaya akan diri sendiri kalau kita bisa membawa diri melakukan dan menjalani apa yang harus dijalani saat ini. Tidak perlu 'ngoyo' untuk mendapatkan seperti yang mereka miliki. Kalau memang bukan dan belum waktunya buat apa kita terlalu terobsesi ? Bukankah semua itu akan datang dimasa yang indah dengan cara yang unik dan istimewa. Jangan terlalu menghiraukan kesulitan kita hari ini, ini bukan menjadi penghalang untuk kita terus bermimpi dan berusaha. Karena semua akan indah pada waktu dan saat yang tepat. Percaya menjadikan diri kita selalu berpikir kedepan dengan lantang mengijinkan diri kita untuk berteriak kalau kita bisa menghadapi apa yang seharusnya kita hadapi :D

Rabu, 09 November 2011

STATUS ? antara iya dan tidak

Status ? Ehm berbicara soal status ni ya. Mungkin sudut pandang saya akan berbeda dari yang dulu-dulu. Sekarang semakin kesini saya semakin tau akan arti status yang sebenarnya. Status mau nggak mau memang hal yang sangat dicari kebanyakan dari kita. Yah, kita yang ada dimasa dimana hal status itu menjadi satu yang pasti dan ditunggu. Pengakuan akan sebuah hubungan pasti itu yang menjadi sebuah kepastian. Mana ada sih yang mau menjalin sebuah hubungan tanpa adanya ikatan status ? Yap, mungkin bagi sebagian orang begitu adanya. Tapi kali ini mindset saya sudah berbeda. Status menurut sudut pandangku antara perlu dan tidak perlu. Saya semakin menyadari kalau kita terlalu mengutamakan yang namanya status itu hanya demi sebuah pengakuan didepan publik supaya ada kejelasan dalam ikatan diantara dua orang. Menunggu bagi sebagian orang mungkin itu menjadi hal yang menjenuhkan. Apalagi menunggu sebuah kepastian akan hubungan yang sedang dijalaninya. Saya semakin yakin dengan satu kata kunci emas yang sekarang masih saya kembangkan. Wuih serasa apa aja dikembangkan, proyek iye kali. hahaha. nah kunci itu yaitu REALISTIS. Pemikiran akan kerealistisan itu memang perlu. Kadang kita terlalu berharap akan ekspektasi kita manjadi senyata dengan pemikiran kita. Woi, siapa kita ? bukannya kita ini hanya bisa menjalani dan berusaha yang terbaik untuk berharap ekspektasi itu menjadi nyata ? Senyatanya kita tidak bisa mendekte Tuhan sesuai dengan apa yang kita mau. Semua itu sudah ada jalannya. Kadang status hanya mengubah paradigma kita untuk mengerti akan sebuah takdir. Tapi kadang nyatanya status itu yang hanya mengikat kita tanpa tujuan. Coba bayangkan. Kalau kita terlalu mengutamankan status tanpa memikirkan dampak dan sebab akibatnya mungkin nggak itu sama aja nyiksa dan memenjarakan diri kita sendiri dalam ketidakpastian ? Kita yang maunya mencari kepastian tapi pada akhirnya hanya memperoleh ketidakpastian yang nantinya akan ditemui saat perjalanan menjalani status itu. Yaah, itu pemikiran yang kadang menenangkan saya. Siap dengan segala resiko dari segala keputusan yang kita ambil itu memang penting. Setidaknya menyiapkan mental kita untuk tetap kuat nantinya jika akhirnya akan berending buruk. Uuups maunya semua berending baik pastinya.

Berbicara soal status ni ya, sedikit saya juga ingin mengulas tentang  LDR. Ini sangat erat kaitannya dengan status. Kecuali yang sudah menikah lho ya, seLDR apapun ya pasti sudah ada janji suci yang mengikat nggak kayak yang pacaran asal oke dan jalan. Hhahahah. Mungkin begitu lho ya, ini hanya sudut pandang bodoh saya saja. Kandang ada sebagian orang yang hanya mengandalkan gengsi, ah takut kalau dipandang nggak gaul atau mugkin nggak laku jadinya asal bikin status aja. Yang ada ayok mare jadian, konyolnyakan gitu mikirnya. Hhahaha. Tapi pasti ada juga yang membuat sebuah komitmen untuk jadian walaupun LDR tapi diimbangi pemikiran yang dewasa, nah itu baru status yang berprospek bukan cuma asalan aja. Yah, sekarang dipikir ya. Jadian aja jarak jauh, nembak lewat media sosial (bbm, twitter, telepon, sms, atau lainnya) terus jika kedua belah pihak sudah bilang sepakat mereka segera mendeklarasikan jadian. Hubungannyapun bisa dibilang semu, berkomunikasi lewat dunia maya. Pasti keren bagi mereka yang tetap komit dengan pilihan LDR ini tapi tetap memikirkan tentang arti kesetiaan dan embel-embelnya. Tapi buat apa jadian LDR hanya untuk mengejar gengsi ? Salahkah jika harus sendirian tanpa pacar ? Status lagi status lagi supaya dipandang wah mungkin ya. Yah maybe seperti itu, ini hanya besitan dari kesimpulan presepsiku sendiri.

Salut juga bagi mereka yang tetap mempertahankan status, komunikasi jalan, 'cinta' dalam artian sesuangguhnya dan secara kiasannya jalan. Wah itu saya acungi 4 jempol deh. Selalu ada waktu dimana mereka tetap bertatap muka walupun tidak sesering orang yang berpacaran jarak dekat. Hmm, complicated memang jika harus dibicarakan perdetailnya. Tapi memang segala pilihan dan keputusan itu akan ada positif dan negatifnya tergantung bagai mana kita memaknai dan tentunya menjalani. Semua pasti ada resiko, yang pasti jangan sampai kita terjebak dalam cinta yang dangkal yang hanya mementingkan status untuk gengsi semata. Toh cinta dan hubungan menurut saya bukanlah sebuah permainan yang bisa dicoba-coba. Sekali bilang iya harus siap menjalani segala resiko dalam perjalanan menuju proses kedewasaan dalam hubungan itu.

Selasa, 08 November 2011

Presepsi hidup

Hidup itu seperi roda berputar. Filosofi ini terlalu umum. Hidup bagi saya adalah sebuah persinggahan. Persinggahan dimana kita hanya bertamu didunia yang begitu lengkap dengan anekaragam perangkatnya ini. Banyak warna yang bisa dilukiskan dalam persinggahan yang hanya sementara ini. Hidup bukan hanya bagaimana kita menjalaninya tetapi hidup juga soal bagaimana kita memaknainya. Hidup terlalu indah jika kita mengabaikan begitu saja arti yang begitu dalam yang bisa kita dapat dari hidup ini. Hidup bagaikan alunan nada yang mengalun dengan perlahan dimana dipadu dengan ritme dan melodi yang indah. Hidup itu juga pilihan. Bagaimana kita memilih untuk menjadikan hidup kita lebih berwarna. Warna dan tulisan apa yang ingin kita goreskan dikehidupan ini. Hidup ? yah hidup. siapa yang awalnya tau akan tujuan hidup ini. Jika dipikir dan dipandang dengan sebelah mata, hidup itu ya begini begini saja, lahir besar dan menjalani serangkaian tradisinya tapi pada akhirnya nanti juga akan mati dan tidak tau juga apa yang dinamakan dengan reingkarnasi itu.

Hidup juga menjadi suatu ruang. Disitu akan ada dimensi dimana kita menjalani tahap demi tahan dengan tugas perkembangan kita yang mungkin saat ini sudah banyak diteorikan. Ruang ini memberi kita banyak cara dan kesempatan untuk memahami dan meniliti sedikit-sedikit pembelajaran yang nantinya manjadi bekal untuk kita dikehidupan yang akan datang. Selain itu dalam hidup kita memiliki sebuah pegangan. Pegangan itu yang memberi keyakinan dalam perjalanan panjang dalam kehidupan ini. Menjadi sebuah pedomana dimana kita bisa menruh harapan dan mimpi-mimpi kita akan kehidupan yang ideal dimata kita.

Tapi jika dilihat dari sisi lain kehidupan. kebanyakan dari kita mengabaikan kesempatan emas yang diberikan kepada kita ini. Nafas yang masih berhembus kebanyakan disia-siakan untuk sesuatu yang hanya percuma dan sia-sia. Walau sebenarnya dalam prinsip hidup saya tidak ada yang percuma dan sia-sia didunia ini jika kita mau memaknai apapun yang terjadi. Menjadikan segala sesuatu yang kita terima dalam kehidupan ini sebagai sebuah kejutan, sepahit dan semanis apapun kejutan yang etrjadi dalam hidup ini itulah tetap menjadi yang terindah bagi kita. Karena saya percaya dan yakin jika sudah datang waktu yang tepat semua akan indah.

Perubahan

Yap, ingin sedikit berbagi cerita tentang PERUBAHAN. ehm, apa sih perubahan itu ? perubahan bisa diumpamakan yang awalnya tertutup menjadi terbuka atau mungkin sebaliknya. Seperti itu simplenya sebuah perubahan itu. Tapi kadang kita tidak bisa memahami perubahan itu sendiri secara harafiah. Kadang kita hanya memandang sebelah mata atau mungkin malah mengabaikan begitu saja apa itu yang dinamakan perubahan. Dan kadang juga baru meributkan perubahan jika semua sudah terjadi dan dampaknya baru terasa. Ya memang begitulah manusia. Terlalu singkat dan terlalu cepat menerima sebuah konflik yang menjadi sebuah pemula dari perubahan itu sendiri. Tidak juga harus dimulai dari sebuah konflik tapi yang pasti perubahan itu juga yang juga sering dicari oleh kebanyakan orang. Perubahan terlalu complicated jika harus dibicarakan panjang lebar. Sekarang banyak orang yang berlomba-lomba untuk menciptakan perubahan yang beda dari yang lain yang kebanyakan disebut dengan inovasi karena mungkin mereka ingin menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang sebelumnya ada. Kelah perubahan yang tercipta itu membuat orang bertanya-tanya "kok bisa ya ?" Sampai membuat orang terheran-heran dengan perubahan yang terlalu signifikan atau terlalu wao bagi orang-orang awam.

Berbeda dengan perubahan akan sesuatu yang mengubah dunia. Mencoba membicarakan perubahan yang terlalu sering kita hadapi. Mungkin karena terlalu seringnya membuat kita engan untuk mempermasalahkannya atau mungkin lebih tepatnya mengabaikannya. Perubahan akan sebuah tahapan hidup. Ya, perubahan yang membuat kita berpikir terlalu keras. Kenapa apa yang terjadi tidak seindah yang kita bayangkan. Padahal ekspetasi kita mambuat kita yakin dan semakin memperkuat self-effacacy. Tapi ini realnya. Apapaun yang terjadi kita harus siap dengan segala perubahan itu memang. Dimulai dari hal sekecil apapun, perubahan itu pasti akan terjadi. Sebagian dari kita tidak bisa memperkuat benteng pertahanan ketida berada dititik peralihan. Pasti sikap dan rasa kecewa itu ada. Wajar kita sebagai manusia tercipta dengan segala kekurangannya, kelebihan kita hanya tercipta ketika kita bisa menyadari kekurangan dan memperbaikinya.

Perubahan banyak membuat galau. Perasaan ini yang diawali dengan perasaan tidak siap. Tapi kembali lagi ini real kawan. Apa sih daya kita untuk menjadikannya seperti yang ada dalam bayangan kita ? Tak punya daya sedikitpun. Mungkin bisa kita hanya berdoa mengharapkan yang etrjadi tidak jauh melenceng dari ekspetasi kita. Sudahlah, memang perubahan itu ada untuk membuat kita belajar. Belajar untuk mengerti sesuatu yang tak pati. Ada pepatah mengatakan lebih baik sedia payung sebelum hujan. Apapun yang terjadi nanti kita harus bisa bersiap, walapun kekhawatiran hari ini cukuplah untuk hari ini. Karena esok akan aka kekhawatirannya sendiri. Persiapkan semuanya termasuk mental dan tameng yang kuat untuk menghadapi perubahan yang kita sendiri tidak pasti tau kapan itu terjadinya. Tapi ya pasti terjadi. Perubahan be nice ;D

Senin, 07 November 2011

Prakata

Dengan ini saya mulai memberanikan diri untuk menulis kembali dimuka umum. Ups, maksudnya dimuka umum bukannya dimuka orang-orang secara umum lho ya. Ya istilahnya biar agak kerenan dikitlah sok diplomatis gitu mungkin. Nggak tau juga istilahnya bener apa nggak. Ya sekirannya begitu. Setelah lama meninggalkan dunia tulis menulis didunia maya kini saya hadir kembali menyajikan dan berbagi cerita yang nggak tau gaya tulisannya apa. Ya yang pasti nanti pada perjalanannya tulisannya akan campur aduk dari cerita apa saya yang sekirannya bisa dishare sama yang lain. Ya kira-kira begitu. Ehmm, prakata apalagi ya yang bisa mmenjadi pembukaan. Oya sejak awal saya akan mengingatkan kalau ingin bergabung dengan blog ini harap tidak heran karena pasti saya akan selalu membuat heran. Ceile. Maksudnya, kadang saya menulis sesuatu yang saya sendiri tidak bisa memahami secara lugas. Kalau pengen nulis ya nulis gitu aja sih. Hhahaha. sekian dulu deh sebagai prakata. Haphap, dengan meyebut nama Tuhan Yesus, saya nyatakan niat saya untuk emmulai menulis lagi. Amin :D