Kamis, 17 Juli 2014

Like a....

seperti berharap dan menganggap ini hanya semacam cerita dalam film-film, entah itu film laga ataupun film melankolis sekalipun. Ada sytradara, ada penulis cerita, ada pemain dan pastinya ada konflik. Dalam sebuah film mungkin tidak akan menjadi seru dan menarik jika tanpa ada sebuah cerita. Ada alur yang membuatnya menjadi sebuah cerita yang seru untuk diikuti. Yah, mungkin begitu juga dengan hidup ini. Ini hanya sesaat dan semua akan indah pada waktunya. Janji mana yang bisa kamu dustakan lagi, jika akan ada pelangi sehabis hujan ? Bukankah memang seharusnya begitu. Setiap manusia di dunia ini memiliki ceritanya masing-masing. Dengan keunikan dan kemampuannya manusia berusaha untuk bertahan menjalani apa yang memang seharusnya dijalani. Lalu apakah manusia bisa melakukan lebih daripada menerima ? Jika rasa-rasanya harapan itu menghilang, terang itu meredup dan jalan itu menyemu. Semua rasa-rasanya tidak ada lagi celah untuk melangkah, tapi apa yang kamu bisa perbuat selain menerima ? Ini hanya semacam takdir. Apa yang manusia bisa perbuat dengan takdir ?

Kita mungkin akan berbicara pada satu hal takdir. Manusia di dunia ini tidak akan pernah tahu kejutan-kejutan apa yang kelak akan menghampirinya tanpa tertebak kapan dan dimana tempatnya. Semua seperti terjadi dan berjalan begitu saja tanpa kompromi. Ada saat menabur dan ada saat untuk menuainya. Semua akan ada masanya masing-masing. Manusia tidak bisa melakukan lebih dari pada itu. Mencoba menerima dan berbaik hati dengan diri sendiri, mencari pegangan untuk terus melangkah dengan pasti bahwa cahaya itu pasti ada. 

Tuhan, berapa lama lagi manusia harus bermain dengan teka-teki yang tidak terpecahkan ini ?
Tuhan, apakah manusia mampu menjalani apa yang sekiranya diluar akal sehatnya ?
Tuhan, sejauh apakah cobaan ini melonglong hingga akhirnya kau tahu bahwa manusia tahan untuk Kau uji ?
Tuhan, dimana cahaya itu kau sembunyikan ?
Tuhan, langkah seperti apa yang harus manusia susun untuk menemukan celah kebahagiaan itu ?
Tuhan, apa yang harus manusia perbuat jika nyatanya semua rasa-rasanya telah menghilang ?
Tuhan, siapa lagi yang bisa dipercaya dalam kecamuk cobaan selain Engkau ?
Tuhan, kepada siapakah manusia harus menangis terisak untuk memohon ampun selain padaMu ?
Tuhan, semuanya seperti sebuah air bah yang datang tiba-tiba dan bertubi-tubi. Menco menjaga diri untuk tidak terhanyut dan mati. 
Tuhan, rasa-rasanya jalan yang terjal dan berliku ini masih teramat panjang. Berapa lama lagi manusia memiliki kesempatan untuk melakukan yang terbaik ?
Tuhan, mungkin hanya Engkau yang tahu akan segala pergumulan jiwa manusia saat ini. Berilah kami belas kasihMu ya Tuhan untuk sanggunp dan tetap bersyukur untuk menerima segala yang sesungguhnya bukan kami mau. 
Terjadilah pada kami menurut kehendakMu.