Selasa, 10 Mei 2016

S.I.N.G.G.A.H

Singgah. Ketika kamu mendengar satu kata itu apa yang terpikirkan dalam benakmu ? Sesaat, lalu pergi. Bukankah seperti itu kita mengeneralkan ? Tapi apakah dalam persinggahan itu orang akan mampuu menangkap apa artinya kehadiran dan kepergian. Karena sesungguhnya dua hal itu akan selalu berdampingan. Ketika ada kehadiran kita harus mampu menghadapi apa itu yang dinamakan dengan kepergian.
 
Tetang kepergian. Kita melepaskan apa yang berjalan menjauh dari hidup kita, ada harap bahwa yang pergi akan kembali, walau nyatanya banyak yang pergi namun lupa jalan untuk kembali, atau memang dia menghilang ? Bahkan sama halnya dengan hidup ini. Kita hadir didunia ini hanya tempat untuk bersinggah, menjalankan peran kita masing-masing, aku menjadi aku dan kamu tetap menjadi kamu, kita tidak akan pernah bisa bertukar poisis untuk menjadi yang seperti kita inginkan. Inilah kita dengan segala lebih dan kurangnya. Mungkin kamu ingin menjadi seperti ratu yang kerika menginginkan apapun dalam sekejap mata pelayanmu dapat menyediakannya bagimu. Tapi apa kamu tahu banyak tanggungjawab yang dibebankan oleh ratu itu, entah dia harus menjaga perilaku mereka ataupun tutur kata mereka. Semuadah itu kita melihat kenyamanan yang dimiliki orang dengan kasat mata, tapi terkadang kita terlalu menutup mata untuk apa yang sebenarnya terjadi dibalik itu.
 
Tentang kehadiran. Jangan cepat berbungah hati ketika apa yang kamu harapkan dan kamu rindukan ada di depan mata kmau saat ini. Jangan terlalu menggenggam segalanya dengan erat, berikan saja mereka ruang untuk lebih menghargai keberadaannya untukmu. Tentang bagaimana harus emnyelarasakan keberadaannya dengan langkah dan harapanmu. Llau bagaimana jika yang datang itu tidak seperti ekspektasi kita ? Menyesalkah, kecewakan, ingin memberontakkah ? Yah, kita tidak pernah bisa meminta kepada langit untuk datangnya hujan rintik-rintik, atau bahkan badai sekalipun. Semuanya sudah seperti apa adanya. Kalau kata salah satu sahabat lama, kunfayakun, yang terjadi terjadilah. Dan pada akhirnya manusia hanya bisa menerimanya dan menjalaninya.
 
Singgah. Nikmati apa yang sedang singgah dihidupmu. Rasakan saja bahwa ini adalah momen terindah yang diberikan untuk fase kehidupanmu. Mungkin di fase kehidupan ini kamu menemukan sebuah kenyamanan, tapi kamu harus berisap bahwa ini hanyalah persinggahan saja, waluapun pada akhirnya nanti kamu akan menetap, jadikan itu caramu untuk tetap berproses menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi, dan pastinya lebih bisa menerima. Bahwa inilah ritme kehidupan dan tidak ada yang perlu dikeluhkan.