Sabtu, 27 Oktober 2012

Thank You GOD

Dimulai dari tubuh kita sendiri. Apa yang ada di diri kita sendiri dulu. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambut ini, mata ini, telinga ini, kaki ini, jantung ini, paru-paru ini, aliran darah ini dan segala apa yang ada di dalam diri kita saat ini. Kadang kita terlalu lupa akan apa yang sebenarnya melekat di diri kita saat ini. Semua seperti bagian lain yang kadang terabaikan dari diri kita. Buat apa ada jantung ? ada apa ada aliran darah ? Di pelajaran biologi di segala jenjang sekalipun sudah diajarkan kalau semua itu ada karena suatu sistem yang memang menjadikan diri kita ada untuk saat ini. Membentuk sebuah sistem yang menjadikan diri kita mampu melakukan apa yang memang sejatinya mahkluk hidup. Ah semua ini, tentang sebuah anugrah yang teramat istimewa ini, untuk sesuatu yang memang ada dalam diri kita ini. Cobalah lihat ke cermin, tersenyumlah, betapa indahnya mahkluk ciptaan Tuhan yang dipantulkan di cermin itu. Siapa dia ? Yah itulah diri kita. Diri kita yang utuh meski kita masih teramat jauh dari kata sempurna. Karena itulah mengapa manusia diciptakan tidak sempurna, karena akan ada bagian lain yang mampu menyempurnakan diri kita kelak. Entah akan kapan datangnya, itulah yang namanya misteri. Misteri sulit untuk diungkap kecuali jika kita mau bertekun dalam proses dan menikmati masa demi masa hingga semuanya terungkap dengan sendirinya. Tuhan menciptakan senyum yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Taukah kita mengapa demikian ? Yah karena dengan begitu kita mampu saling mengagumi dan mampu saling merindukan ketika senyum yang kita kagumi itu terus membanyangi pikiran kita. Karena senyum bisa berubah menjadi sebuah magic bagi mereka yang telah mampu tersihir oleh apa itu yang dinamakan dengan senyum. Senyum bukan hanya sekedar senyu. Karena senyum bisa mencerminkan betapa luas dan indahnya ruang di hati kita. Senyum menjadi sebuah simbol, simbol penghargaan, simbol penghakiman bahkan mampu menjadi suatu simbol keterpurukan. Itulah berata kayanya apa yang ada pada kita untuk diinterpretasikan berbeda-beda dari sudut pandang dari orang yang berbeda pula.
Setelah dari diri kita. Mari kita mencoba beranjak dari diri kita melihat apa yang ada di sekitar kita. Dan kali ini sungguh kita harus mengatakan WOW. Tapi sekali lagi kadang kita mengabaikan begitu saja apa yang ada di sekitar kita. Simpelnya, udara yang kita hirup. Betapa luar biasa baiknya Tuhan, dia menyediakan begitu banyaknya persediaan oksigen di alam ini. Dengan gratisnya kita bisa mengambil dengan leluasa untuk kita hirup dan mengatur siklus yang memang menjadiakan diri kita ada dan bertahan sampai ada saat ini dan mungkin sedang membaca tulisan ini. Tapi kadang masih saja dari kita mengeluhkan apa yang sebenarnya itu sudha menjadi bagian anugrah yang luar biasa dalam hidup kita. Panaslah, udaranya lembablah, tanahnya keringlah, apalah dan sellau saja ada bahan untuk menjadikan kita mengeluh. Mengapa kita sering mengeluh ? Mungkin salah satu analisis jawabannya karena kita kadang terlalu cuek untuk melihat detail dari apa yang ada disekitar kita saat ini, ibaratnya kita hanya memandangnya dari sebelah mata saja. Dan tidak mau membayangkan seandainya apa yang ada di sekitar kita saat ini ditiadakan semuanya oleh Tuhan. Ah pastilah keluhan itu akan semakin melonglong dan semiakin membuat kita berpikir kalau hidup ini tidak ail. Ketika kita bertanya dan selalu bertanya "apakah hidup ini adil ?". Mungkin jawabannya tidak langusung instan, seinstan ketika kita selalu mengeluh akan keadaan kita. Semua itu akan terjawab dari masa ke masa yang akan memperlihatkan kalau semua itu memang sudah sesuai dengan porsinya masing-masing. Meski masih terlampau sering bagi kita merasa kurang, namun apa yang diberikan kepada kita itu sudah menjadi sebuah takaran yang memang semestinya begitu dan tak terbantahkan lagi karena semuanya itu akan menjadi sebuah sebab akibat. 

Seberapa sering kita mengucapkan "TERIMAKASIH TUHAN" ? Ah pasti ucapan itu sering terucap ketika suatu keberhasilan, kebahagaiaan, kebanggaan, dan ketercapaian hadir dalam hidup kita. Mendapat nilai yang bagus, mendapat barang yang kita inginkan, mendapat pasangan yang kita dambakan, mendapat prestasi yang kita impikan, dan segala pencapaian lainnya dan sesuatu yang diluar dugaan kita dan semua itu membuat kita bahagia. Dan barulah terucap "TERIMAKASIH TUHAN". Tapi bagaimana keadaannya ketika kita dibelit masalah yang entah itu masalah kecil, sedang atau masalah yang super besar sekalipun, pasti kita lupa untuk tetap berterimakasih dengan keadaan kita saat itu. Pasti terdengar naif, munafik, bertopeng, sok suci atau apalah, tapi ini yang kadang amat snagat kita tidak sadari. Atas rasa sakit, kecewa, tersingkirkan, terabaikan, gagal, merasa tak berharga, merasa tak pantas, merasa lemah, takut, dan semua perasaan negatif lainnya yang muncul dari masalah yang sedang kita hadapi. Pernahkah terpikir oleh kita mengapa harus ada masalah jika bahagia saja bisa diberikan oleh Tuhan ? Yap, ini pertanyaan yang pasti akan dijawab beda oleh setiap orang yang mampu memahami dan mengerti apa tujuan hidup kita sebenarnya. Hidup itu adalah proses, bukan tentang bagaimana kita menyelesaikannya namun tentang bagaimana kita mampu menjalaninya. Masalah itu datang juga sebagia suatu anugrah dari Tuhan. Karena masalah itu adalah anugrah yang tertahan. Mengapa demikian ? Karena masalah itu jika kita mampu menghadapi dan melewatinya akan ada sebuah nilai yang dimaksudkan Tuhan untuk kita. Contohnya, ketika kita gagal tes masuk kuliah, mungkin bukan berarti Tuhan tidak sayang pada kita, namun ini akan menjadi jalan untuk kita. Jalan untuk mengerti kalau ini adalah sebuah proses yang mau tidak mau kita hadapi karena Tuhan akan memberikan yang lebih baik dan lebih baik dari kita. Hal tersakit sekalipun itu kadang menjadi jawaban akan doa kita karena dari hal tersakit itu akan muncul sebuah makna yang kadang diluar logika kita. Tuhan bukannya tidak mendengar dan mengabulkan doa kita, tapi DIA tahu kapan dan saat yang tepat untuk menjawab doa kita, karena semua itu akan indah pada waktunya.  

Ketika kita mau dan mampu menurunkan sedikit ego kita dan membuka mata, hati dan telinga kita akan sesuatu yang tersirat dari apa yang terjadi pada kita. Sungguh hendaknya setiap saat, dikeadaan seperti apapun, kita hendaknya selalu berucap "TERIMAKASIH TUHAN" akan semua anugrah yang kadang mampu kita pahami atau kadang terabaikan oleh kita. Karena rencanaNya lebih indah dari ekspektasi dan rencana kita yang terperinci sekalipun. Meskipun kadang apa yang Dia berikan tidak terpahami dan tak dimengerti oleh kita. Percayalah, ketika kita percaya, apa yang kita yakini itulah yang akan terjadi. Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolong, telinga Tuhan tidak kurang lebar untuk mendengar dan hati Tuhan tidak ada batasnya untuk selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dan mari kita lihat betapa luar biasanya kekuatan dengan hanya selalu mengucap "TERIMAKASIH TUHAN". Believe it guys, let's see :D

Minggu, 21 Oktober 2012

Psikologi Lintas Budaya


Apa itu psikologi lintas budaya ? Psikologi lintas budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan transmisinya (penyampaiannya) dengan melihat bagaimana perilaku tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai sosial dan nilai budaya (Segall, Dasen, Berry, dan Poortinga, 1990). Psikologi lintas budaya dianggap sangat penting dewasa ini. Mengapa ? Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki berbagai macam kultur dan budaya seperti semboyan bangsa kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun Indionesia kaya dengan berbagai macam suku, budaya, bahasa, agama dan apapun namun tetap satu jua yaitu Bangsa Indonesia dan disatukan oleh bahasa Indonesia.

Apa sih sebenarnya tujuan dari psikologi lintas budaya sendiri ? Yah selain untuk mempelajari keutuhan dari penggabungan dari keanekaragaman budaya, psikologi lintas budaya juga dapat menguji generalisasi teori dan pengetahuan terhadap psikologi yang sudah ada. Selain itu juga untuk menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dapat dijumpai dalam budaya sendiri yang juga terbatas. Yang paling penting yaitu usaha untuk menyusun dan mengintegrasikan psikologi yang beranekaragam sehingga muncul psikologi yang universal.

Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah ataupun negara akan ada dampak yang bisa dilihat dengan gamblang. Pembentukan identisa. Pembentukan identitas itu perlu pemahaman atas konteks historis dan sosial dari etnistas dan ras : ada adat, keyakinan, pengalaman alkulturasi, perbedaan liguistik, perbedaan struktur keluarga. Karena sejatinya setiap kelompok itu memiliki sejarah yang unik. Dengan begitu identitas adalah untuk mengetahui siapa diri, posisi dalam sistem kehidupan mikro, meso, ekso, dan makro. Contohnya seperti ini, anak merupakan produk dari keluarga. Karena anak yang terlahir dari keluarga satu dnegan keluarga yang lain akan berbeda-beda dalam proses perkembangannya, karena setiap keluarga memiliki cara pengasuhan dan pola norma yang berbeda-benda. Dengan demikian jika seorang anak yangd ari kecil dibiasakan untuk mandiri, kemungkinan remaja dan dewasanya, ia akan menjadi sosok yang tidak tergantung akan orang lain. Hal ini dikarenakan adanya pembentukan identitas dari awal di keluarga si anak tersebut. Inilah yang kemudian di internalisasi oleh anak tersebut hingga remaja bahkan dewasa dan tua.

Selain adanya pembentukan identitas dari keluarga, seseorang juga tinggal ditenggah kelompok. Dimana pembentukan identitas juga dipengaruhi oleh kelompok etnik dan ras, dimana seseorang akan mengidentifikasikan kelompok mana yang lebih disukai, dan sikap yang bagaimana yang harus ditunjukkan seseorang pada kelompoknya dan kelompok mayoritas. Hal ini yang disebut dengan etnisitas. Namun, ketika perbedaan cara pandang mempengaruhi diri dan identitas  seseorang ditengah kelompoknya maka akan muncul fanatisme pada diri orang tersebut. Contohnya, konflik antar kelompok terjeadi karena individu merasa menjadi nagioan dari satu kategori dan tidak pada kategori yang lainnya. Misal, seseorang lebih merasa sebagai mahasiswa UGM (ketika bersama dengan mahasiswa dari universitas lain) daripada sebagai sesama orang Jawa (yang juga ada pada universitas lain. Hal ini yang kadang menimbulakn kefanatikan akan suatu kelompok.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas. Bagiaman nantinya dinamika masyarakat itu berjalan semuanya bermula dari individu yaitu anak yang dibesarkan dalam sebuah keluarga. Ketika berbicara tentang anak dan keluarga ini erat kaitannya dengan proses pengasuhan anak. Kesimpulan dari penelitian J.W Whiting dan Child (19530 mengatakan bahwa cara mendidik anak dalam beberapa aspek berkaitan dengan masalah perilaku dan cara mendidik anak berbeda disetiapkebudayaan. Perkembangan pada bayi itu sendiri bisa dilihat dari tiga macam perkembangan yaitu phylogenic approach, cultural approach, dan otogenic approach.

Apa itu phylogenic approach? Membandingkan manusia dengan spesies lain dalam skala phylogenic. Perkembangan psikologis dipelajari misal : attachment, maternal care, penyapihan, dan lain-lain. Sedangkan Holocultural approach dapat dilihat dari pendekatan holocultural yang memberikan bukti untuk generalisasi yang luas tentang hubungan aktivitas ketahanan ekonomi dan cara pengasuhan anak. Contoh penelitian Whiting tentang cara menggendong anak dalam hubungannya dengan suhu tahunan. Dan yang terakhir yaitu psychological approach yang bertujuan mengamati, menggambarkan, dan mengukur perilaku individual (terutama pada ranah psikomotor) dalam berbagai setting lapangan. Seperti yang diketahui dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa perkembangan bayi tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan.

Kita tidak bisa lepas dari lingkungan dimana kita tinggal. Dengan begitu mau tidak mau ada nilai, ada norma dan ada kolektifitas ataupun individualisme. Dengan adanya dinamika dalam kelompok itu diperlukan sebuah soisalisasi untuk lebih bisa beradaptasi dnegan lingkungan dimana kita tingggal. Sosialisai perilaku berkaitan dengan berbagai faktor kultural, misalnya stratifikasi sosial dan faktor ekologis, misal ketahan sosial dan kepadatan populasi. Hal itu juga bisa dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda. Yang pertama karena stereotipe gender, misalnya anak-anak mendapatkan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi dalam masyarakat. Yang kedua, ideologi peran-seksual, misalnya keyakinan tentang seperti apa yang harus dilakukan oleh laki-laki atau perempuan, ada perbedaan antara masyarakat tradisioanl dan egalitarian. Dan yang terakhir yaitu karakteristik psikologis, misalnya kemampuan kognitif (pada literatur barat), konformitas dan agresi.

Semua aspek seperi individu, norma, nilai, sosialisasi, pengasuhan pada akhirnya tercakup dalam lingkup yang lebih besar dan universal yaitu budaya. Banyak pengertian tentang budaya karena bisa dilihat dari definisi deskriptif, historis, normatif, psikologis, struktural dan genetik. Semua definisi itu memandang arti budaya dari sudut pandang yang berbeda.

Pada dasarnya lintas budaya adalah untuk mempelajari budaya yang bersebrangan dan berbeda. Dengan dasar itu akan ada interkulturasi yang harus dipahami untuk lebih bisa mengetahui persamaan dan perbedaan antara budaya satu dnegan budaya lainnya. Turis menjadi salah satu contoh kelompok yang mengalami kontak interkultural. Dimana turis itu sendiri menurut Worl Tourism Organisation adalah “pengunjung yang tinggal lebih dari 24 jam di tempat yang jauh dari rumah dan yang insentif dari perjalanannya adalah hal selain finansial”. Psikologi banyak menyumbang pemahaman terutama dalam hal pengalaman turis dari prespektif individual, dna mengukur pengaruh tirisme pada interaksi interkultural dan hubungan antar kelompok.  Turis itu sendiri memiliki faktor-faktor sendiri mengapa mereka melakukan perjalalanan, dimana faktor pendorong itu antara lain pemandnagan alam, sport dan seks,  dan sedikit motif tentang belajar budaya. Tidak sedikit pula turis yang mengalami pengalaman stressful karena harapannya tidak realistik, dan juga adanya pengalaman culture shock.

Tidak hanya turis saja yang menjadi objek dalam konteks interkultural karena ada juga pelajar internasional. Banyak dari kita yang memiliki keinginan untuk bersekolah di luar negeri dan bahkan mungkin sudah menjalaninya saat ini. Tinggal di negara orang dnegan budaya yang terntunya berbeda dahn harus beradaptasi untuk tetap bertahan di tempat itu demi sebuah tujuan.  Yang harus kita ketahui bahwa pelajar luar negeri menjadi bagian dari industri ekpor, dimana mereka menyumbang banyak secara finansial pada negara tujuan. Bukan hanya turis dan pelajar internasional saja banyak kelompok-kelompok lain yang mengalami interkultural misalnya pelaku bisnis internasional,  imigran dan pelarian.

Tidak sedikit hasil dari kontak interkultural itu menyebabkan adanya berbagai masalah ataupun persinggungan yang sadar dan tidak sadar terjadi dan hal itu dikategorikan dalam 4 kategori, yaitu genocide, asimilasi, segregasi atas out-group oleh in-group, dan intergritas. Yang akian dibahas disini yang sangat erat kaitannya dengan pemasalahan indonesia belakangan ini, yaitu asimilasi. Apa itu asimilasi ? Asimilasi merupakan istilah digunakan untuk menggambarkan “pencaplokan” suatu budaya oleh budaya lain. Seperti yang marak belakangan ini, misalnya pengklaiman tari Tor-tor yang sudah jelas-jelas miliki masyarakat Indonesia khususnya Medan diaku sebagai budaya Malaysia. Disaat seperti ini terlihat jelas bahwa masyarakat Indonesia sendiri tidak menjaga dengan baik apa yang menjadi warisan dari nenek moyang, tatapi kalau dsudah menjadi masalah seperti diklaim oleh Malaysia barulah marak dibicarakan dan rasa nasionalismepun menjadi dipertanyakan.  Selain itu ada genocide yaitu pembunuhan oleh satu kelompok yang biasanya merupakan mayoritas atau mempunyai sumber teknologi yang superior terhadap semua anggota dari kelompok lain. Misalnya, pembunuhan massal oleh Nazi.

Ada banyak persamaan dan perbedaan budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok.  Pengenalan budaya itu sendiri melalui berbagai proses yang berbeda sehingga mampu diinternalisasi oleh orang yang ada dalam kelompok tersebut.  Enculturation adalah pengenalan budaya karena individu dilingkupi oleh budayanya. Penyerapanpun tidak selalu terjadi secara sengaja atau didaktis melainkan sering kali terjadi tanpa pembelajaran khusus.  Sosialisasi adalah proses pembentukan secara sengaja, melalui bimbingan pada individu. Hasil dari enculturation dan sosialisasi adalah kesamaan perilaku dalam budaya dan perbedaan perilaku antarbudaya, dan hal ini merupakan mekanisme penting yang berpengaruh terhadap kesamaan dan perbedaan karakteristik psikologis dalam level individu. Sedangkan acculturation adalah perubahan kultural dan psikologis yang terjadi karena kontak dengan orang-orang yang berasal dari budaya lain yang memunculkan budaya yang berbeda.

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi dinamika kita dalam masyarakat tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita belajar untuk mencintai apa yang menjadi budaya kita dan melestarikannya. Jangan sampai keaslian budaya yang kita miliki tergerus oleh budaya luar yang menghilangkan jati diri kita sebagai bangsa yang mandiri, bebas dan multikultural. Karena itu yang sebenarnya menjadi aset kita dalam menjaganya sebagia sebuah aset yang tak ternilai harganya. Dan yang lebih harus dipahami lagi, setiap orang terlahir, dibesarkan dan berproses dari latar belakang budaya yang berbeda dan tidak diragukan lagi kalau setiap orang itu harus dipahami karena memiliki sebuah individual differencess. Walaupun jika ingin digeneralisasikanpun variabel perbedaan antara satu orang dnegan orang lain itupun akan tetap selalu ada. So, mulai sekarang mari belajar untuk saling menghargai perbedaan yang ada. Karena dengan perbedaan itu kita akan menjadi tahu dan lebih mengerti apa itu kebersaan. Bahkan pelagipun terdiri dari warna-warna yang berbeda. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu, dan beranekaragam lagi. Namun hal itulah yang menjadikan pelagi indah karena terdegradasi dari berbagai macam warna yang berbeda. 

Ourtrip, BROMO !!!


Berawal dari sebuah keinginan dan pada akhirnya ada sebuah jalan yang membawa mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. BROMO. Dari dulu hanya melihat dari layar kaca dan mendengar dari banyak teman yang sudah berhasil pergi kesana, atau bahkan sempat dibuat mupeng ketika harus membuka blog orang-orang yang dengan bangganya memposting tentang BROMO dan foto-foto bahkan cerita yang mengiringi perjalanan mereka. Dan memang benar ada pepatah yang mengatakan, dimana ada keinginan disitu akan ada jalan yang di mudahkan. Ini adalah sebuah perjalanan yang terencana dengan singkat namun begitu mengesankan.

Berawal dari sebuah ide asal dan pada akhirnya menjadi sebuah rencana yang bisa merekrut orang-orang yang juga memiliki mimpi dan keinginan yang sama. Oke, dimulai dengan perjalanan dari Jogja dengan naik Prameks ke Solo. Dari Jogja naik prameks yang terakhri tujuan solo pukul 19.00. Dari jogja kita berlima. Dan disitu dimulailah kekonyolan demi kekonyolan yang tidak sengaja. Sesampainya di solo, sungguh wao ketika setiap jalan dimudahkan. Karena diluar perkiraan, di Solo dijemput oleh ayah salah satu teman kita. Dan transitlah kita di rumah salah satu teman kita itu. Karena kereta yang nantinya kami naiki berangkat jam 00.48 dan itu dari stasiun Jebres. Jadi mau tidak mau kita transit di rumah teman kita itu. Dan waonya lagi, disitu karena dari kami belum pada makan dan perutpun keroncongan, kita diberi makan malam. Lagi-lagi ini diluar ekspektasi kita.

Setelah transit, pukul setengah 12 kita berangkat ke stasiun Jebres dan sebelumnya kita menjemput dua personil kita. Akhirnya kita ada tujuh personil dan dengan bangganya kita memberi nama kelompok bermain kita EKSCER. Apa itu EKSCER ? Yaitu ekspedisi ceria. Niatnya dari nama itu apapun yang nanti kita hadapi dijalan dan di lapangan kita tetap ceria. Dan nama itu akhirnya manjur juga. Dan waktupun menunjukkan pukul 00.48 kereta Matarmaja akhirnya datang juga. Kesan pertama saat memasuki kereta itu, JLEGER ! Antara percaya dan tidak percaya, ya taulah bagaimana keadaan kereta ekonominya Indonesia. Begitulah, dengan banyak orang yang tidur disepanjang gerbong dengan beralaskan koran dan serba tidak mengenakkan ketika pertama kali masuk. Bau yang campur aduk, tapi yasudahlah niatnya emang backpackeran, apapun keadaannya harus tetap dihadapi. Beruntungnya lagi kita bertujuh bisa duduk berdekatan dan tidak terpisah walaupun ada tragedi mas boxser yang dnegan tenang dan nyantainya tidur tanpa peduli kalau didepannya ada tida cewek yang duduk berhadapan dengan bangkunya. Ah masa bodoh dengan mas boxser, sampai di tujuanpun akhirnya masnya baru bangun dan tersadar kalau disekelilingnya kita tujuh cewek. Beuh.

Oya, dan entah apa rencana Tuhan, perjalanan pertama kita ini tepat tanggal 15 September. Dan yang mengesankan lagi, baru pertama kali saya meniup api langsung dari korek sambil diiringi lagu happy birthday dan itu tengah malem di stasiun. Dan harus bilang wao untuk sesuatu yang berbeda dan menjadi pertanda memasuki gerbang angka 20. Thanks God.

Dan perjalanan menuju Malangpun di mulai. Di kereta tidak ada suara lagi, karena kita memang menghemat tenaga untuk besok membolang di Malang dan memang tempatnya tidak mendukung untuk bercengkerama lebih lagi. Pim pim pim. Suara kereta mengiringi perjalanan kita kurang lebih 7 jam. Dan setelah bergelut dengan kebosanan di kereta akhirnya kita sampai juga di stasiun Malang kota pukul 8 kurang.
Welcome Malang ! Tanpa menunggu lama lagi kita langsung memutuskan untuk mencari informasi untuk tiket pulang. Dan setelah bertanya sana sini dan menunggu lumayanlah lama dan sempet dijudesin mbak penunggu loketnya akhirnya kita baru sadar ternyata tiket kereta ekonomi tujuan Jogja untuk hari Minggunya sudah habis terjual sampai tanggal 20. Daaan, Jleger lagi. Sambil berembung untuk kepulangan kami esoknya, kami sempet sarapan dengan perbekalan seadanya kita dan tidak hanya itu saya sempatlah ngecharge walaupun hanya satu strip dan pas juga hp lagi rame-ramenya. Ceile. Finally, kita memutuskan untuk pergi ke terminal mencari tiket bus untuk kepulangan kita. Dan pasnya lagi waktu nunggu di stasiun kita sempat ngobrol dengan bapak-bapak yang memberi tahu tentang terminal Arjosari dan transport kesana. Naik angkotlah kita. Bener-bener angkot di Malang itu pada fleksibel, tahu kalau kita rombongan langsung cus aja di angkut tanpa menunggu lama lagi. Eits, mau di bohongin ni kita soal tarif. Karena kita udah tahu dulu kalau bayarnya hanya 3000 akhirnya tidak jadi kita dibohongin untuk membayar 5000.

Terminal Arjosari. Cukup lama kita ada di terminal. Tanya sana sini dan akhirnya tiket pulangpun sudah ditangan yaitu bus Rosalia Indah. Bersyukurlah, agak mewah. Uuups. Dan kiat merombak rencana awal kita yang awalnya ingin muter-muter dulu di Malang. Tapi ternyata waktu dan kondisi tidak memungkinkan karena sudah siang juga dan usut punya usut akses menuju Bromo itu jauh kalau dari malang. Setelah berpikir dan berunding cukup lama akhirnya kita memutuskan untuk mencarter mobil. Karena jika dipikir akses menuju Bromo kalau ke Purbolingga dulu harus ditempuh 2 jam perjalanan dan habis itu harus lanjut naik kendaraan yang membawa kita ke terminal Bromonya. Dan setelah membandingkan harga dan tawar menawar mati-matian akhirnya kita menyewa mobil ya keadaannya memang seadanya. Sebelumnya kita mencari sarapan sekaligus makan siang untuk menganjal perut kita yang sudah keroncongan. Dan kita menemukan soto kaki lima yang dekat dengan terminal dan rasapun juga seadanya karena sebanding dengan harganya. Akhirnya sekitar pukul setengah 12 kita cus menuju Bromo.

Sepanjang perjalanan dari terminal Arjosari ke Bromo hanya keheningan yang tercipta. Karena sebelumnya sudah pada minum antimo dan langsung pada tertidur waktu mulai perjalanannya. Dan waktu itu Malang lagi cucok dengan kombinasi antara panas, macet dan ah begitulah. Tapi ditahanlah, itung-itung uji kesabaran juga.

BROMOOOOOO. WE’RE COOMING ! Akhirnya sampai juga di Bromo walaupun sempet berhenti di jalan karena mobilnya mogok dan beruntungnya bisalah sekalian foto-foto di pinggir jalan, dan pemandangannya itu tidak bisa dibantah lagi indahnya. Dan beruntungnya lagi pas mogok itu kita bertemu dengan mas-mas yang mau mengantarkan kita mencari tempat penginapan walaupun itu diajak muter-muter dengan tawar menawar yang mati-matian akhirnya dapetlah kita penginapan yang diluar perkiraan kita karena sudah terhitung bagus walaupun di atas buget kita.

Ini belum perjuangan menyewa hartop untuk mendaki ke Penajakan buat liat sunrise. Dan dalam proses pencarian persewaan itu sapai muter-muter dan memutar otak karena harus disesuaikan dengan buget awal kita, jangan sampai ini melebihi apa yang sudah dianggarkan dari awal. Akhirnya kita memutuskan untuk menyewa hartop yang di rekomendasikan mas-mas yang mengantar kita mencari penginapan walaupun kita harus nambah anggaran. Tapi yasudahlah, masak iya sudah sampai Bromo harus menyia-nyiakan kesempatan, begitu mikir kita saat itu.

Daaan, pagi haripun datang. Sekitar pukul 03.30 bapak yang entah siapa namanya lupa akhirnya menghampiri kita ke penginapan. Setelah besiap-siap. Kitapun meluncur ke Pananjakan. Daan, perjalananpun mampu menguji adrenalin siapapun yang melewati jalanan yang amat sangat bikin jantung pengen nari balet. Tenyata sampainya di Pananjakan sudah kayak pasar pagi, banyak orang-orang yang ingin melewatkan momen sunrise. Apalagi sih yang memang dicari ke Bromo kalau salah satunya bukan sinrise itu. Awalnya kami bertujuh ikut berdesak-desakan dengan puluhan atau bahkan ratusan, ah terlalu berlebihan. Tapi yang pasti spotnya udah pada dibooking orang-orang yang ingin mengabadikan kedatangan sang Fajar dengan kamera mereka masing-masing. Awalnya memang kita berada dibagian belakang, Tuhan memang sangat berbaik hati pada kita saat itu. Akhirnya tepat matahari muncul, kami bertujuh sudah berada di barisan depan langusng menghadap ke matahari yang mulai menampakkan sinarnya. Wuuuiiiih. Puji Tuhan, dan lagi-lagi harus dan wajib bilang WOW !

Oya, seperti pesan bapak hartopnya kalau sudah selesai liat sunrisenya mending langusng kembali ke parkiran hartop untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Karena jalan turunnya akan macet, dan kalau macet itu bisa satu jaman sampai ke savana dan ke kawah Bromonya. Akhirnya kitapun langusng cus dan sampainya dijalan sempat berhenti sebentar buat foto yang viewnya sungguh indah buanget pake nget lagi. Hahaha.

Dan sampailah kita ke savana dan kawah Bromonya. Sungguh ini harus dan wajib lagi bilang WOW. Pemandangannya seperti sebuah lukisan yang mungkin kalau dijual muahal pake banget. Tapi itu nyata dan bener-bener dihadapan kita saat itu juga. Ini sungguh momen yang luarbiasa. Akhirnya kita berhenti dan foto-foto sambil menikmati pemandangan sepuasnya.

Kawah Bromo. Mungkin di tempat ini yang menjadikan perjalanan kita sangat seru dan mengesankan. Gimana nggak seru dan mengesankan, pas pengen naik ke kawah Bromonya sudha diuji harus melewati padang pasir yang serasa di Gurun Sahara. Abis itu belum debunya yang luarbiasa tebelnya, pasir pula. Belum lagi harus berlomba dnegan kuda-kuda yang emmbawa turis-turis ke atas yang memang nggak mau jalan sammpai tangga kawahnya. Dan yang palings serunya lagi, saat itu juga entah ada angin apa kita diserang badai pasir yang mungkin baru pertama kali itu benar-benar merasakan gimana rasanya diterjang badai pasir. Tapi jangan dianggap enteng untuk sampai ke kawah Bromonya, pas ditengah jalan mau ke tangganya saja kami sudha sempat berkali-kali terhenti dan berpikir mau dilanjutin apa nggak. Akhirnya atas dasar pikiran karena sayang udah sampai di sana, akhirnya kita perlahan-lahan tapi pasti melanjutkan sampai puncaknya. Tapi kami terpisah rute. Aku dan mbak novia melewati jalan diluat tangga suapa bisa cepat sampai di puncak, karena yang lewat tangga macet dan belum lagi anak tangganya yang tidka terlihat karena tertutup oleh pasir. Dengan perjuangan yang wah dan sampai titik darah penghabisan, wiiuuh, akhirnya saya dan mbak novia sampai juga di puncaknya. Tapiiiii... ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Kawahnyapun sama sekali tidak terlihat karena tertutup oleh debu. Parahnya lagi, diantara kami berdua tidak ada yang bawa minum. Eh zonknya lagi mau ngambil gambar pake kamera ternyata kameranya kemasukan debu karena dalam perjalanan menuju puncak nggak aku masukin ke tas tapi aku pegang ditangan. Tanpa berpikir panjang lagi, akhirnya saya dan mbak novia segera turun untuk memberi tahu yang lain supaya tidak melanjutkan perjalanan karena akan percuma kalau sudah capek-capek sampai diatas tapi sesampainya diatas tidak bisa melihat apa-apa. Fiuuuh. Sungguh luar biasa pengalamanya di ‘”padang pasir” itu dengan terjangan badai pasir belum lagi bentuk kita sudah seperti patung yang diarsir dengan pasir. Hahaha.

Selanjutnya yaitu pasir berbisik. Kenapa dinamakan dengan pasir berbisik ? Katanya dulu ada film yang dibuat disitu kalau nggak salah pemainnya Cristine Hakim dimana judul filmnya itu ya pasir berbisik. Jadinya tempat itu lebih dikenal dengan pasir berbisik. Tapi imajinasi kita masing-masing membawa pada tempat di luar negeri yang biasa buat tempat kejar-kejaran para penjahat dan semacamnya. Dasar imajinasi yang nggak tahu rambu bawaannya imajinasi kalau kita lagi diluar negeri saja. Padahal kita masih di Bromo. Hahaha.

Singkat cerita, setelah itu kita balik ke penginapan untuk segera packing. Saat yang lain packing dan bersih-bersih badan, yang lain makan nasi bungkus yang kita beli di warung dekat penginapan. Dan, akhirnya kitapun cus balik ke Malang. Byeeee, Bromo. See you soon.

Belum selesai ni cerita kita sesampainya di terminal Arjosari. Seperti yang direncanakan sebelumnya, karena bus yang akan membawa kita balik ke Yogyakarta masih jam 19.00. Dan saat itu masih pukul 13.00 jadinya kita nanya-nanya tempat yang bisa kita singgahi setidaknya untuk menghabiskan waktu dan membeli oleh-oleh. Karena tanya sana sini dan ternyata tempat wisata di Malang itu terpusat di Batu akhirnya kita memutuskan hanya membeli oleh-oleh yang bisa dijangkau dengan angkot dari terminal. Yasudah, oleh-oleh sudah ditangan. Dan sudah bingung mau kemana lagi. Eh pas di Malang ni, tiba-tiba pengen makan bakwan kawi malang yang biasa terkenal di Jogja. Tapi kenyataannya di Malang aja nggak ada tu yang namnaya bakwan Malang, adanya bakso biasa. Setela muter-muter nanya sana sini dan nyari-nyari akhirnya kita tanpa punya rasa malu makan bakso di terminal dan ngesot dijalanan serasa jalanan milik kita bertujuh. Hahaha.
Finally, jampun sudha menunjukkan jam 18.00 Sebagian dari kita sholat dna yang lain menunggu di agen tiket Bus Rosalia Indahnya. Setelah semuanya lengkap, kitapun memutuskan untuk menuju bus. Dan ini lebih dari manusiawi daripada bayangkan kita sebelumnya. Bus yang bisa dikatanya supernyaman dan kaki bisa selonjor pastinya. Tepat pukul 19.00 bus Rosalia Indahpun membawa kami kembali ke Jogja. Byeeeee Malang !

Dua personil kita turun di stasiun Tirtonadi, dan sisanya turun di Janti. Perjuangan belum berakhir ni, karena motor kita dititipin di stasiun Lempuyangan. Mau nggak mau kita naik taksi sampai Lempuyangan. Lalu telepon bapak yang punya penitipan motor, karena kami sampai di Janti pukul 03.30. Tidak berpikir panjang lagi, kita langsung kembali ke kos. Akhirnya, welcome Jogjaaaa ! Walaupun abis itu saya masuk kuliah jam 07.30 tak apalah. Walaupun begitu perjalanan singkat kita terbayar sudah. Thannks God, thanks EKSCER, thank BROMO, thanks Malang. Finally back to reality :D