Minggu, 30 Desember 2012

"i won't give up"



When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
There's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No: I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use
The tools and gifts we got, yeah, we got a lot at stake
And in the end, you're still my friend at least we did intend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn how to bend without the world caving in
I had to learn what I've got, and what I'm not, and who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up, still looking up.

I won't give up on us (no I'm not giving up)
God knows I'm tough enough (I am tough, I am loved)
We've got a lot to learn (we're alive, we are loved)
God knows we're worth it (and we're worth it)

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Seperti judulnya lagu yang dinyanyikan oleh Jason Mraz ini membuat kita banyak belajar. Mengerti akan sebuah ruang, dimana runag itu diciptakan untuk bisa semakin belajar memahami. Bukan tentang kata apa yang nantinya kita dapat, namun ini tentang bagaimana kita bisa menerima apa yang dimaksudkan Tuhan untuk kita.



Ini tidak memang tidak akan mudah. Semua itu adalah sebuah pilihan. Ketika harus dihadapkan untuk bertahan ataupun menghilang. Bertahan dengan sejuta ujian yang mungkin semakin menjadikan keyakinan kita kuat. Kita yakin dan mampu kalau kita bisa menghadapi ini. Namun bagaimana ketika takdir berkata lain. Ini urusah beda. Apa daya kita ketika takdir mengatakan kalau semua itu sudah berakhir ? Yah, tidak ada pilihan lain lagi karen ahnaya satu yang dituntut dari kita. Ikhlas. Sebuah kata yang simpel untuk diungkapkan, tapi bagaimana dengan prakteknya ? Ini akan terasa sulit bagi orang yang tidak percaya kalau semua itu akan indah pada waktunya.

Perjuangkan apa yang memang worth it buat diperjuangangkan. Buat apa membuang waktu dengan sia-sia kalau yang ditunggu itu sia-sia juga. Bukan hanya tentang cinta melulu. Tapi ini bagaimana kita menikmati hidup yang kita punya. Mimpi kita, harapan kita, cita kita dan pengiring jalan kita yaitu cinta. Semua harus ada perjuangan. Perjuangan yang memastikan kita untuk meyakinkan sebuuah usaha. Melakukan terbaik dari diri kita namun kita harus siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun. 

Buat apa ujian itu diadakan ? Yah sesimpel ketika kita menghadapi ujian sekolah ataupun ujian lainnya, yaitu untuk menguji sampai mana kemampuan kita. Begitu juga ketika Tuhan memberikan ujian untuk umatnya. Ini bukan berarti Tuhan tidak sayang pada kita. Namun ini menjadi bukti betapa sayangnya Dia pada kita. Kita yang diuji untuk mengetahui seberapa tegar diri kita untuk menjalani kehidupan yang diberikan kepada kita ini. Dari masalah sepele, sampai masalah secomplicated apapun itu selalu ada jalan keluarnya jika kita mau berusaha. Tapi bagaimana jadinya jika yang ada kita menyerah, menyerah untuk sesuatu yang selayaknya kita perjuangkan ?

Itulah mengapa kadang manusia dijuluki manusia sotoy. Karena kita seolah mengerti apa yang akan terjadi nanti. Padahal seperti yang kita ketahui, dimana rencana Tuhan lebih indah dari segala ekspektasi kita. Give up ? sebenarnya itu bukan pilihan, namun kadang itu menjadi sebuah kilas balik kalau apa yang kita perjuangkan itu memang sudah tidak pantas untuk diperjuangkan. 

Bertahan selagi kita mampu. Perjuangkan selagi kita masih percaya. Tidak ada yang sia-sia selagi kita mampu mencoba. Maafkanlah selagi kita mampu mengasihi. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita percaya kalau semua itu akan indah pada waktunya. Waktu akan selalu berbaik hati pada kita. Dia akan menjadi pengobat sakit yang handal ketika kita membutuhkan sebuah ruang untuk berdiam. berdiam bukan untuk menyerah namun berdiam untuk berpasrah ketika kita sadar semua itu diluar kendali kita. Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan kita, karena semua itu diadakan untuk menaikkan level kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Kadang hanya butuh kesadaran untuk memahami apa yang terjadi. Bukan emosi yang berbicara namun kesabaran akan penantian yang sanggup memberikan pengertian. Tidak ada yang percuma ketika kita mampu ikhlas. Ibaratnya tidak akan selamanya hujan itu akan menjadi hujan. Tidak selamanya badai itu akan tetap menjadi badai. Namun akans elalu ada pelangi diakhir badai. Akan selalu ada kemudahan dibalik setiap kesusahan. Selagi kita mampu dan percaya, perjuangkan apa yang pantas perjuangkan, jangan ada kata menyerah kalau kita masih merasa mampu. 

Jumat, 21 Desember 2012

FAKE

FAKE. Istilah ini mungkin tidak asing lagi bagi kebanyakkan orang. Karena istilah ini sebenarnya sangat lekat dengan kehidupan kita. Seperti dua sisi mata uang. Ada yang asli dan ada yang palsu. Ada kejujuran ada kebohongan. Seperti dua sisi yang saling menyatu dan tidak bisa terpisahkan. Ibaratnya ada orang baik pasti ada orang jahat. Tidak akan ada istilah orang baik jika tidak ada pembanding dimana pembanding itu pasti terlihat jauh berbeda dan lebih jahat dari yang baik. Itulah mengapa orang baik dikatakan baik karena ada orang jahat. Begitu juga mengada ada FAKE karena ada yang REAL. 

Sadar tidak sadar kita semua sebagai mahkluk yang jauh dari sempurna ini memiliki kedua sisi itu. Entah itu lebih dominan mana namun apa itu yang dinamakan dengan fake tidak akan jauh-jauh dari kita. Kata orang tidak ada salahnya berbodong demi sebuah kebaikan. Ini yang kadang salah ditafsirkan oleh kebanyakan dari kita. Apa itu yang dinamakan dengan kebohongan selamanya akan tetap menjadi kebohongan walaupun dialibikan dengan apapun karena kebohongan itu yang menjadi sebuah pembuka bagi kebohongan-kebohongan lain. Singkat katanya, sekalinya bohong selanjutnya akan tetap bohong. Walaupun manusia memiliki daya lenting dimana kita seperti gelombang yang ada pasang dan surutnya. Namun semua itu akan tetap bisa terkontrol jika kita mau mengenali diri kita sendiri. 
Kebanyakan kita kadang mengabaikan satu hal ini. Betapa pentingnya kita untuk mengetahui titik lemah dan titik lebih kita. Untuk apa ? Yah, karena kita selalu bersama dengan diri kita. Banyak kasus yang memperlihatkan betapa tidak mengenalnya kita dengan diri kita sendiri. Bahakan, apa yang kita rasakan, apa yang kita mau, dan apa yang akan kita lakukan sampai kehilangan arah karena terlalu acuhnya kita dengan diri kita sendiri. Kita terlalu memfokuskan diri kita dengan dunia luar kita. Bagaimana lingkungan kita, dengan siapa kita bersahabat, bagaimana kita memperluas koneksi. Tidak ada salahnya kita terlalu memfokuskan dengan apa yang ada di luar kita. Namun dengan begitu kadang diri pribadi kita terabaikan begitu saja, dan nanti pada akhirnya kita akan bertemu dengan fake. Bagian lain dari diri kita. 

Kita ingin melakukan A namun yang terjadi malah B. Itu sudah hal wajar yang biasanya kita alami. Namun bagaimana dengan sisi lain dari diri kita ? Kita seolah memakai topeng. Topeng yang sewaktu-waktu siap untuk kita pentaskan di kehidupan nyata kita. Tergantung bagaimana situasi dan kondisinya. Itulah kita manusia yang terlihat lebih dari mahkluk ciptaan Tuhan lainnya. Kita dikaruniai akal. pikiran, dan rasa untuk mengondisikan segala yang ada di dunia ini untuk membuat kita survive. Survive dengan segala keadaan, entah itu menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, atau bahkan membingungkan. Karena inilah kehidupan yang sesungguhnya. Apa pernah kita bisa menuntut ? Tidak akan pernah ada daya kita untuk menjadikan semuanya seperti apa yang kita mau, karena "manungsa mung sederma nglakoni".

Kembali lagi ke hakikat kita sebagai manusia yang dibekali dengan cipta, rasa dan karsa. Dengan begitu kadang dengan mudahnya kita memanipulasi keadaan menjadi seperti yang kita ingini. Begitulah kenyatannya. Seperti sebuah permainan yang penuh dengan tips and trick. Ah entahlah, mungkin tidak akan ada habisnya jika hanya ingin menceritakan apa yang kenyatannya terjadi saat ini.

Banyak dari kita tampil sebaik mungkin yang bisa kita lakukan karena kita ingin selalu menampilkan sisi terbaik dari hidup kita. Entah itu seperti nyatanya atau mungkin hanya fake belaka. Contoh simplenya, kadang kita berusaha untuk tersenyum dengan orang yang sebenarnya tidak kita sukai, senyum itu jauh berbeda dengan senyum tulus yang semestinya, itulah yang dinamakan dengan fake smile. Atau mungkin sebuah senyuman hanya untuk menutupi kesedihan atau segala masalah yang sebenarnya kita alami dan kita rasakan. Itulah mengapa juga ada sebuah istilah faking good dan faking bad. Faking good lebih berfokus untuk kita berpura-pura baik untuk bisa tampil sebaik mungkin padahal mungkin itu jauh dari yang sebenarnya. Sedangkan faking bad lebih cenderung pada kepura-puraan untuk menjadi buruk di mata orang karena suatu hal sehingga mengesankan orang itu buruk di mata orang, padahal aslinya orang itu tidak sepeti yang ditampilkan di muka umum. 

Namun fake tidak selamanya memiliki konotasi negatif. Karena seperti kebanyakan hal lainnya, semua itu bisa dipandang dari sisi negatif dan positifnya. Mungkin ya itu sisi negatifnya, bisa memanipulasi sesuatu seperti apa yang kita inginkan. Entah itu fake smile, fake friends, dan fake-fake lainnya. Lalu apa sisi positifnya ? Yah mungkin sisi positifnya bisa dilihat dari, kita lebih bisa menyesuaikan situasi dan kondisi bagaimana kita harus bersikap. Contohnya, ketika kita lagi sedih tidak mungkin kita selalu menampilkan tampang sedih kita, pasti kita akan berfake ria untuk tetap tersenyum karena tidak mau dibilang terlalu terbawa perasaan dan lain sebagainya. Itulah mengapa kadang kita lebih diminta untuk be aware dengan diri kita sendiri. Untuk lebih kenal dengan diri kita sendiri. Apa mau kita, apa yang kita rasakan, dan nantinya bisa tahu apa yang harus kita lakukan. 

Kamis, 20 Desember 2012

About us

Ini cerita tentang kita. Kita yang sedari dulu bersama. Aku, dan mereka seperti sebuah air yang tergenang dalam satu tempat hingga menjadi sebuah kesatuan yang mungkin mengalirpun akan selalu bersama. Mereka bahkan lebih dari seorang sahabat. Karena mereka sudah seperti saudara untuk berbagi rasa, cinta, dan cita. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk bertemu dengan mereka dan menyatu dengan mereka,namun kini kita akna selalu bersama, Semoga waktu tidak menjadi ukuran untuk kebersamaan kita.

Aku suka menyebut kami dengan kita. Karena kita berusaha untuk tidak membatasi. Kita berusaha untuk terbuka dengan siapapun yang ingin menjadi bagian dari kita. Walaupun kadang kita terlihat sok eksklusif, namun kita bersahabat dengan siapapun. Banyak cerita yang sudah kita lewati bersama. Mulai dari hal sepele hingga hal yang rumitpun mungkin sudah kita lalui. Terimakasih Tuhan itu yang mungkin menguatkan kita menjadi satu. 

Aku jauh dari kata sempurna. Namun ketika bersama dengan mereka aku bahkan seperti manusia yang utuh. Utuh memiliki rasa, utuh berbagi rasa, dan untuk menjalani kehidupan ini. Canda, tawa, tangis dan haru pernah menjadi bagian dari kita. Karena itu rasa yang mengiringi perjalanan kita sampai detik ini. Dari mereka aku belajar apa itu arti mengalah. Dari mereka aku mengerti apa itu arti berbagi, dan dengan mereka kita berproses bersama menjadio sosok dewasa saat ini. Walaupun perjalanan kita mungkin masih amat jauh, namun dengan mereka perjalanan ini tidak akan terasa berat. Karena selalu ada mereka yang selalu mengulurkan tangan ketika salah satu dari kita terjatuh. 

Masa-masa SMA yang kata orang masa-masa terindah memang begitu adanya ketika bersama dengan mereka. Hal terkonyol sekalipun mungkin pernah kita lalui bersama. Dimarahin guru, dipuji guru, disindiri teman, disanjung teman, apapun itu pernah menjadi cerita bagi kita. Selalu ada kerinduan ketika saat ini kita menjalani kehidupan kita masing-masing. Hidup itu harus berjalan. Seperti kita yang selalu bergandengan tangan berjalan seiring untuk menjemput impian kita masing-masing.

Pernah aku ragu akan jalan hidupku, namun adanya mereka membuatku mengerti kalau semua harus tetap berlanjut. Bukan tentang tujuan akhirnya namun bagaimana proses untuk mencapai apa yang kita inginkan. Semua itu butuh proses. Semoga nanti dipenghujung waktu kita, kita akan tetap tersenyum satu sama lain dan saling menggenggam tangan untuk saling memberikan senyuman.

Mereka sudah menjadi bagian dari hidupku. Pasti hidup ini tidak akan terasa selengkap ini tanpa mereka. Mereka yang selalu ada ketika aku terjatuh, dan siap membawaku kembali ketempat dimana aku bisa bertahan. Jatuh bangun sudha menjadi hal biasa untuk kita, karena itu memang dinamika yang harus dijalani. Tidak ada jalan cerita yang mulus semulus sutra, karena semua itu butuh perjuangan. Semoga sampai nanti kita akan tetap menjadi kita. 

"menjemput bola"

Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Cerita itu yang membuat sebuah pengalaman. Pengalaman yang ingin terkenang sepanjang masa ataupun pengalaman yang sebenarnya ingin terhindarkan sekalipun. Yah, kata orang-orang, pengalaman adalah guru terhebat. Memang begitu nyatanya. Tapi kebanyakan dari kita tidak bisa menyadari hal itu karena terlampau terbutakan oleh apa yang terjadi sekarang. Terpikirkan oleh kita, siapa diri kita sekarang adalah pengalaman kita di masa lampau. Entah itu menyenangkan atau itu menyedikan sekalipun. Tapi itulah yang dinamakan dengan cerita. Apakah ada sebuah cerita yang menarik jika yang ada hanya sebuah kisah datar dengan cerita yang itu-itu saja ?

Semua itu pasti ada dinamikanya masing-masing. Dinamika yang kadang juga terlupakan oleh kita. Apa yang terjadi itu karena sebuah alasan. Tidak ada satu hal pun yang terjadi tanpa maksud dan tujuan. Begitu juga dengan alur cerita yang kita jalani sekarang. Ada yang datang, ada yang pergi, ada yang stay dengan manisnya, ada yang berubah, ada yang itu-itu saja. Karena sejatinya tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua itu berubah, yang kekal hanya perubahan itu sendiri. Setiap orang memainkan sebuah peran yang tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lainnya. Bagaimana harus bersikap, bagaimana harus memilih, bagaimana harus memikirkan, dan bagaimana harus merasakan. Bahkan semua itu seperti sebuah permainan drama yang ending dari ceritanya itu sendiri tidak akan pernah ada yang bisa menebaknya. Karena seperti yang orang banyak bilang hidup itu adalah misteri. Misteri yang entah akan berawal dari mana dan akan berakhir dimana. Yang pasti tidak akan ada pilihan lain selain menjalaninya dengan ikhlas.
Kamu tahu seberapa besar kekuatan ikhlas itu ? Kamu akantetap tersenyum ketika dia meninggalkanmu untuk meraih mimpinya. Kamu akan tetap tersenyum ketika apa yang kamu inginkan ternyata bukan yang terbaik untuk kamu. Kamu tetap tersenyum ketika apa yang kamu perbuat dengan tulus hanya dipandang sebelah mata. Kamu tetap tersenyum ketika cintamu yang begitu besar diremehkan begitu saja. Itulah yang dinamakan dengan ikhlas. Ikhlas itu kasih. Dia tidak akan pernah menuntut menjadi sempurna namun dia tetap melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Dia tulus apa adanya, bukan memaksa namun mendoakan. Dia lemah lembut bukan mengengkang. Namun dia sabar menanti. Dia murah hati tidak menuntut, karena dia tahu kalau semua terjadi bukan karena kehendaknya sendiri, tetapi kehendak Tuhanlah yang menjadikan semua itu.

Ketika kamu terluka karena cinta. Maafkanlah dia. Cita itu tidak menyakiti. Kadang kita yang slaah menafsirkan arti cinta itu sendiri. Ini bukan akhir dari segalanya. Ucapkan dengan tulus sebuah kata maaf selagi kamu bisa mengucapkannya dengan sepenuh hatimu. Ketika dia tetap tak menghiraukanmu, ucapkanlah terimakasih karena dengan begitu kamu tahu apa itu arti dari mengasihi bukan memaksa. Semua tidak ada yang mudah di dunia ini. Bukan berarti apa yang sulit itu tidak bisa namun hanya butuh sebuah usaha dari kita untuk mendapatkan sebuah ketulusan. Ketulusan yang berlandaskan dengan kasih. Bukan kasih namanya jika kita memberi hanya untuk menerima. Karena kita tidak ada bedanya dengan para saudagar kaya yang memberi hutang hanya untuk diganti lebih. Kita memberi bukan untuk sebuah investasi karena itu sebuah pilihan yang dengan sadar kita pilih. 

Setiap orang memiliki traumanya masing-masing. Tinggal bagaimana mengontrol dan bersahabat dengan trauma itu untuk menjadikannya semacam referensi untuk tidak melakukan hal yang sama. Setiap orang boleh melakukan kesalahan, tapi jangan sampai melakukan kesalahan yang sama. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang. Karena kita tidak pernah tahu sampai mana kesempatan itu akan diberikan kepada kita. Apapun yang terjadi nanti, itu semua sudah ada alurnya tersendiri. Tinggal bagaimana kita menjemput bola dengan ending yang tidak terdeteksi itu. Hingga nanti jika waktu kita telah habis tidak akan ada sebuah penyesalahan karena sejatinya kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan tanpa memaksakan keadaan menjadi seperti yang kita kehendaki. Kita ini hanya pemain bukan juri atas apa yang kita lakukan.