Rabu, 24 Juni 2015

(out of) Perfect Sense

Selalu suka dengan karya Paulo Coelho dari Alkemis dan yang terakhir Adultery yang dalam bahasa Indonesia lumayan frontal juga judulnya yaitu "Selingkuh". Akan tetapi bukan selingkuhnya yang akan menjadi perhatian untuk sedikit dikupas, tetapi tentang "everything happens for a reason". Apakah dari kita masih ada yang nggak percaya dengan kata yang sesimpel itu ?
 
Yah, banyak dari kita selalu bertanya-tanya who am i ? kenapa harus saya dan banyak lagi gerutu pada langit. Tapi bukankah semuanya itu ada masanya ? Kita selalu menyusun rencana secara apik dan serapi mungki, tetapi apa yang bisa kita perbuat ? Apakah ada yang bisa kita perbuat lebih dari sekedar menjalani ?
 
Terkadang tidak perlu mendengarkan apa kata orang untuk menjadikan diri kita seperti apa yang kita maui. Tapi bukan berarti kita menutup kemungkinan untuk segala kemungkinan yang akan menjadikan kita lebih menjadi pribadi yang berkualitas lagi dan lagi. Ini hanya semacam sebuah petualangan yang diselingi oleh permainan yang akan menjadikan kita seorang pemain drama yang mungkin bisa dikatakan unggul. Tidak perlu memainkan peran orang lain untuk selalu diakui dan dianggap ada, jika nyatanya menjadi diri sendiri itu lebih dari sekedar cukup, lantas untuk apa membandingkan diri dengan orang lain ?
 
Banyak orang memilih untuk bertahan dengan apa yang dianggapnya itu tidak mengasikkan, namun nyatanya mereka tetap bertahan. Jika kita ingin tahu apa alasan mereka bukankan segala seuatu itu terjadi karena sebuah alasan ? Tetapi bukan berarti setiap tanya yang ada dalam benak kita harus terjawabkan dengan sebuah alasan yang mampu dilogikakan. Tenang saja, toh semua pada akhirnya akan sampai pada garis finis. Akan ada penilaian dari yang yang sudah kita tebar disepanjang perjalanan kita.
 
Jika kita terus menerus memandingkan diri kita dengan apa yang kita anggap lebih, kita tidak akan ada habisnya untuk terus dan terus merasa kurang dengan apa yang sebenarnya kita punyai lebih. Tahukan kita semua, sebenarnya kita ini memiliki banyak kelebihan dan hanya ada satu kekurangan kita. Apa itu ? Ya, kita tidak menyadari betapa lebihnya kita dengan diri kita. Sudah, abaikan saja apa yang kedengaran disekelilingmu menggerutu. Mungkin itu cara mereka untuk mengapresiasikan rasa syukur mereka dengan apa yang telah mereka capai.
 
Setiap dari kita sudah pernah merasakan masa-masa diambang keputusasaan, seolah-olah tidak ada harapan lagi. Tapi pada kahirnya apa yang terjadi ? Kamu menemukan betapa kuatnya kamu melampaui itu semua karena ada satu yang tidak akan pernah menghilang yaitu pengharapan. Pegang saja apa yang sudah kamu yakini itu. Seterjal apapun jalan yang nantinya akan kita tempuh, jadikan itu tongkatmu untuk selalu percaya bahwa akans elalu ada jalan untuk semua kesulitan yang seolah menghadangmu. Percayalah dan tetaplah percaya bahwa segala sesuatu itu terjadi karena sebuah alasan, baik itu yang bisa kita pahami dan mengerti atau tidak mampu ditterima akal sehat sekalipun.