Selasa, 25 Juni 2013

day after yesterday

Aku pergi. Ya, aku pergi. Jika itu pintamu. Aku akan langkahkan kakiku dengan pasti. Kamu memintaku untuk berhenti. Yah aku berusaha untuk menyangkal segala rasa yang masih tersisa. Kamu bilang semua sudah tak berarti. Ya, aku sudah tahu itu sejak awal. Buat apa menunggu dengan tidak pasti jika nyatanya hanya saling menyakiti. Hei lihat. Jalan didepan sana memang masih terbentang panjang. Untuk kita lalui. Namun sayang, jalan kita memang sudah berbeda. Tidak lagi saling menyatu, namun hanya saling menyapa lalu pergi sendiri-sendiri. Sudah, jangan sebut lagi tentang kita. Karena memang semua itu sudah berlalu. Aku memilih untuk kembali. Kembali ke masa dimana aku selalu bermain dengan logika. Bagaimana dengan kamu ? Sudah, dunia masih menunggumu untuk kamu melakukan yang terbaik dalam hidupmu. Sudah, sudah hentikan segala tangismu. Aku dan kamu memilih untuk kembali melangkah. Bukan lagi tentang kita, namun yang pasti kita akan tetap saling menyapa meski itu hanya lewat doa. Lanjutkan saja langkahmu, jangan lagi pedulikan aku. Gapai apa saja yang kamu mau untuk kembali membahagiakan hidupmu. Tenang, aku disini juga ingin terus mencari bintang yang masih tersimpan untukku. Tentang mimpi-mimpiku yang selama ini mungkin terabaikan. Maafkan aku jika membuatmu nampak terlalu egois. Menjadikan sosok yang baik menjadi tumpuan akan masa lalumu yang belum terselesaikan. Oke, mulai detik ini coba kita saling memandang dengan lapang. Semua bukan lagi harus ditangisi, namun yang pasti semua harus dihadapi. Jangan pernah takut untuk melangkah, karena ketakutan adalah awal dari niat untuk mencoba. Lihat disana, jangan lagi terlalu mempedulikan apa yang tertinggal dibelakang. Semua sudah tergambar dengan pasti. Ini jalanku dan itu jalanmu. Tidak, tidak ada yang percuma. Walau hanya sementara, penyesalan itu tak akan pernah ada. Karena aku tidak akan menjadikan sesuatu yang aku perjuangkan itu sebagai sebuah bentuk penyesalan.Sedih, sudah tidak ada lagi itu dalma kamus keseharian. Yang pasti semua harus tetap berlanjut. Tentang mimpiku dan mimpimu. Saling melepaskan karena ego sudah tidak bisa lagi dikompromikan. Silahkan temukan track terbaik dalam hidupmu untuk menjemput segala impianmu. Lihat, aku disini sudah siap dengan segala cerita baru. Akan aku dan kamu yang sudah lalu dan tentang aku dan kamu yang akan datang. Semua pasti berbeda. Jika nanti kamu sudah menggenggam bahagiamu, sejenak lihatlah kebelakang, ada masa dimana aku dan kamu saling berjuang untuk sampai pada titik dimana kita saling meragu. 

Walk Away

Oh jadi begini rasanya ? Bagiamana kenyataan memperingatkanmu dengan tegas untuk berhenti berharap akan sesuatu yang tidak pasti. Oke, bukan lagi tentang menunggu dan menyerah, namun kali ini sepertinya kenyataan lebih membijaksanakan diri menghadirkan sebuah realita yang tidak bisa lagi untuk dihindari. Sejauh apapun berlari, serapi apapun bersembunyi, itu hanya akan menjadi sosok pecundang yang takut akan realita yang terjadi. Ini lagi-lagi bukan untuk menghindar, namun lebih pada penerimaan. Apalagi yang ingin dikejar jika nyatanya yang diperjuangkan sudah tidak ingin lagi diperjuangkan ? Sungguh, baru kali ini terasa begitu menyakitkan jika berbicara tentang kompromi. Tentang dua sisi yang saling beradu, namun yang ada hanya ego yang mampu mengadu. Bercermin dari masa lalu, namun hanya pilu yang mampu membuat langkah semakin ragu. Lalu apalagi kini yang bisa diharapkan ? Woi, wake up. Ini yang dinamakan dengan kenyataan. Tidak ada lagi istilah tawar menawar yang mampu menjadikannya lebih smooth. Tapi ini yang nyatanya terjadi. Terjadi dalam satu alur yang membuat semuanya lebih terlihat jelas. Wow, bukan main memang rasanya. Melepaskan sesuatu yang masih ingin dipertahankan. Namun apa daya, jika memang itu yang terbaik. Bukankah cerita yang baru akan lebih indah ? Mana mungkin cerita yang baru akan lebih indah jika nyatanya masa lalu lebih indah dan menawarkan sejuta kenyamanannya. Membosankan memang. menjalani sesuatu tanpa tujuan dan rasa yang pasti. Nonthing special ? Apakah itu ada begitu saja ? Bukan, coba dengarkan kali ini hati bervbcara. Biarkan dia membisikkan mana yang terbaik untuk nyatanya. Bukan tentang menggurui namun saling memberi ruang untuk berpikir. 

Duduk berdua untuk membicarakan rasa. Terdengar basi dan percuma. Jika nyatanya satu pihak memilih untuk menyudahi dan berhenti sampai disini. Ini yang dinamakan dengan berjuang ? Jangan pernah mengatakan sayang jika nyatanya hanya akan menjadi sosok pecundang. Bersembunyi dibalik kata manis yang hanya diumbar dengan ketidakpastian. Redamkan ego untuk sedikit membuka cara untuk lebih memahami. Kali ini bukan lagi tentang sebuah pelarian namun lepaskan semuanya dengan perlahan. Coba nikmati waktu yang tersisa kini dengan butiran kenangan yang hanya mampu mengilhami. Percayakan saja pada waktu yang mampu mengujinya. Hingga mungkin nanti hanya akan menjadi sebuah kisah lama. Percuma jika terus berlari namun nyatanya ada hati yang tak bisa ditinggalkan. Jangan paksakan untuk melupakan jika nyatanya rasa itu masih terlalu indah jika harus ditinggalkan. Jangan lagi mengharapkan asa yang berulang kali terbunuh dengan masa yang menyesakan dada. Percuma mungkin jika memang harus tetap menunggu. Karena menunggu hanya menjadikan diri dungu tanpa rasa yang pasti. Hambar. Segalanya sirna. berguguran bersama dengan waktu yang sigap membunuh segala kesakitan yang ingin terluruhkan. Tatapan, sentuhan, bahkan segalanya terasa tak lagi berarti karena segalanya tidak akan bisa menjadi lebih meyakinkan karena sebuah keraguan. Memilih untuk saling pergi dan melupakan menjadi satu pilihan tanpa bisa lagi dipaksakan. Karena tidak ada rasa yang mampu saling mempertahankan. Saling meragu hanya bisa menjerumuskan dalam sebuah kisah yang tiada akhir. Pergi jika itu nyatanya, silahkan dan lakukan yang terbaik untuk mendapati apa yang ingin direngkuh untuk masa yang akan datang. 

Sabtu, 22 Juni 2013

Hei Cantik :)

Cantik. setiap wanita suka dan selalu ingin di panggil dengan sebutan itu. Namun kebanyakan wanita yang termuliakan sekarang lupa bahwa setiap wanita lahir dengan kecantikannya masing-masing. Lalu cantik yang bagaimana saat ini selalu dielu-elukan ? Cantik yang menawan, cantik yang selalu enak dipandang, cantik yang selalu tersentuh oleh segala perawatan, cantik yang membuat kaum pria ingin berlomba-lomba mengejarnya, cantik yang selalu identik dengan fisik. Salah ? Nggak ada yang salah dengan segala fenomena yang terjadi saat ini. Setiap dari wanita selalu mencoba untuk menjaga segala keindahan apa yang ada padanya untuk tetap menjadi cantik. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki segala kemampuan yang menawan itu ? Ah tapi kebanyakan dari kita selalu mengidentikkan menawan itu secara fisik. Lalu bagaimana dengan saudara kita yang terlahir dengan segala kekurangannya (difabel) apkah mereka harus tersingkirkan dari istilah cantik itu sendiri ? Ah ini tidak adilnya. Yah, tahu kalau adil itu tidak harus sama rata. Namun segala sesuatunya sepertinya sekarang terlalu dibutakan oleh apa yang kelihatan kasat mata saja. Lalu bagimana yang ada di dalamnya ? Semacam inner beauty. Masih terpikirkan oleh kebanyakan orang saat ini tentang akan hal itu. 

Oke. Kita memang tidak bisa mengejudge setiap orang terlupakan akan hal ini. Karena sekarang ada banyak korelasi ketika sebuah fenomena itu muncul. Fenomena tentang pride. Sekarang siapa sih yang nggak mau dipandang wah ketika berkumpul dengan temannya ? Memang tidak bisa semudah itu kita mengambil sebuah kesimpulan bahwa cantik itu identik dengan pride. Tapi tidak bisa diingkari juga bahwa dunia ini sepertinya menjadi ajang kencantikan. Orang berlomba-lomba untuk tampil semenawan mungkin, dan melupakan hakikat siapa dia sebenarnya. Oke, mungkin ini sudah menjadi kemainstreaman yang harus dimaklumni. Toh, kadang banyak juga yang beranggapan kalau tampil cantik itu menjadi sebuah tuntutan. Kita ambil saja contohnya, para duta kecantikan, ataupun duta lainnya, model, dan sampai lapisan terbawah dari masyarakat kitapun. Mungkin banyak juga orang yang memandang ini secara bijaksana, ada ajang yang mengikutkan para difabel untuk bisa mengikuti ajang kecantikan ini. Namun, kenapa banyak dari kita yang terlupakan kalau semua-semua jatuhnya terukurkan dengan tingkat kecantikan seseorang ?

Hei kalian wanita cantik seutuhnya. Bersyukurlah, karena cantik itu identik dengan kepercayaan diri seseorang. Bagaimana kamu bisa menjaga dan mengaktualisasikan dirimu dengan sebuah keanggunan yang menjadi karakteristikmu sendiri. Tidak perlu orang menilaimu dengan seberapa banyak waktu yang kamu habiskan di salon untuk menjadi sosok orang lain. Tapi sadarilah bahwa orang akan menghargaimu dengan cara pembawaanmu yang anggun tanpa harus menjadi orang lain hanya untuk mendapatkan banyak pujian demi sebuah pride. Tenanglah tenang, wahai para wanita yang anggun. Seseorang nanti akan menjemputmu untuk menghargai sebuah keanggunan pribadimu tanpa memandang topeng apa yang sedang kamu pakai. Dia nanti tidak memandang seberapa cantik kamu jika di depan banyak orang, namun bagi dia nantinya kamu tetap menjadi yang tercantik karena ayunya hatimu. Tenanglah tenang, tidak perlu kesempurnaan segala tetekbengeknya untuk menampilkan seberapa "pride"nya kamu, karena kepribadianmu itu menjadi perhiasaan yang luar biasa tidak akan mampu tergantikan oleh berlian semengkilau apapun. Cantiknya tuturmu nanti akan menjadi sebuah kedamaian bagi dia yang akan menjemputmu untuk berjalan bersama ke tujuan terindah. Tidak perlu menjadi orang lain untuk menampilkan yang terbaik, tapi tampirllah sebagaimana adanya dirimu untuk menjadi yang trehebat karena apa adanya dirimu kini, ukan tentang dari mana dan ada apa kamu tapi lebih memukau dengan segala pembawaanmu yang terpuji. Tetap berkilaulah menjadi wanita yang pantas mendapatkan yang terbaik dalam hidupmu. Hingga cinta itu datang menghampirimu bukan karena tampilan fisikmu semata tapi cinta itu tulus memberimu sebuah penghargaan karena kamu yang terindah. 

Rabu, 12 Juni 2013

Tuhan, jika nanti.

Tuhan, jika aku nantinya terjatuh. Ingatkan aku kalau masih ada tanganMu yang akan senantiasa mengangkatku kembali. 
Tuhan, jika nanti aku lupa akan siapa aku, ingatkan aku kalau aku adalah anakMu yang paling beruntung karena aku selalu Engkau miliki.
Tuhan, jika nanti aku lelah. Ingatkanlah aku kalau didepan sana masih ada jalan panjang yang harus aku tempuh.
Tuhan, jika nanti aku terluka. Ingatkanlah aku bahwa tidak ada luka yang sia-sia karena Engkau punya rencana yang luarbiasa untuku.
Tuhan, jika nanti aku berlari dan ternyata aku gagal lagi. Ingatkanlah aku kalau aku harus tetap berlari di track yang sudah kau sediakan untukku.
Tuhan, jika nanti aku lelah ingatkanlah aku tidak ada usaha dan pengorbanan yang sia-sia dalam hidup ini.
Tuhan, jika nanti aku menangis. Ingatkanlah aku kalau ada selalu tangan lembutMu yang mengusap air mataku dan menggantinya dengan sebuah sukacita.
Tuhan, jika nanti aku sulit untuk memaafkan. Ingatkanlah aku kalau memaafkan adalah salah satu tanda penerimaan untuk mendapati penghargaan yang lebih indah dariMu.
Tuhan, jika nanti aku dengan mudahnya membenci orang. Sadarkanlah aku kalau siapapun mereka yang menyakitiku adalah saudara yang menjadikanku pribadi yang lebih baik lagi.
Tuhan, jika nanti aku merasa sendiri. Ingatkanlah akau kalau siapapun mereka yang ada disekitarku adalah orang-orang terbaik yang Engkau kirimkan untuk penghiburan atasku.
Tuhan, jika nanti aku putus asa. Ingatkanlah aku bawa masioh banyak kejutan yang menantiku di depan sana.
Tuhan, jika nanti aku nanti keras hati. Ingatkanlah aku bahwa sekeras-kerasnya hati seseorang akan tetap rapuh oleh kikisan waktu.
Tuhan, jika nanti aku mudah marah. Ingatkanlah aku kalau marah bukanlah solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. 
Tuhan, jika nanti aku iri hati. Ingatkanlah aku bawa di dunia ini Engkau telah memberikan yang terbaik untuk setiap umatMu sesuai dengan porsinya masing-masing.
Tuhan, jika nanti aku menyesal. Ingatkanlah aku jika penyesalan adalah pintu untuk aku kembali mengevalusi kesalahan diriku sendiri.
Tuhan, jika nanti aku merasa semuanya sia-sia. Ingatkanlah aku bahwa tiada kesia-siaan yang tidak memberikan arti.
Tuhan, jika nanti aku tersakiti. Ingatkanlah aku bahwa kuasaMu melebihi apapun untuk memberiku kekuatan.
Tuhan, jika nanti aku lupa akan kewajibanku. Ingatkanlah aku bawa semua itu butuh usaha untuk mencapai sesuatu.
Tuhan, jika nanti aku bebal. Ingatkanlah aku bahwa kebebalan hanya akan melahirkan keangkuhan.
Tuhan, jika nanti aku sombong. Ingatkanlah bawa aku tidak memiliki kuasa akan setiap perkataanku.
Tuhan, jika nanti aku memberi dengan pamrih. Ingatkanlah aku bawa hidup ini bukan hanya soal kepuasaan.
Tuhan, jika nanti aku egois. Ingatkanlah aku bahwa aku tidak sendiri di dunia ini.
Tuhan, jika nanti aku banyak mengeluh. Ingatkanlah aku bahwa mengeluh hanya mencari celah dari kesalahan diriku sendiri.
Tuhan, jika nanti aku lupa akan kuasaMu. Ingatkanlah aku bahwa kuasamu menjadikan segalanya indah pada waktunya.
Tuhan, jika nanti aku tiada. Ingatkanlah aku untuk selalu melakukan yang terbaik selama masih ada kesempatan.
Tuhan, jika nanti aku dicaci dan dimaki. Ingatlkanlah aku bahwa memaafkan adalah sebuah keindahan.
Tuhan, jika nanti aku kehilangan arah. Ingatkanlah aku kalau Engkau selalu menyertaiku dimanapun aku berada.
Tuhan jika aku lupa akan segala pintaku. Sadarkanlah aku bahwa Engkaulah segala tempat untuk berkeluh kesah.
Tuhan, jika nanti aku tidak bersyukur akan hidupku. Ingatkanlah aku bahwa hidup ini adalah limpahan anugrah.

Selasa, 11 Juni 2013

Yes, i know it


Hei. Ada satu hal yang harus kita sadari. Kalau hidup ini adalah dua sisi yang saling berhubungan dan tidak akan terpisahkan. Ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Bahkan sampai pada adanya hitam karena ada pula sisi putih. Dimana kita memulai sesuatu pasti akan ada awal yang menjadi pembukanya, dan diakhir nanti akan selalu ada cerita yang mengiringi sebagai penutupnya. Lalu ketika sudah mengetahui ending dari sbeuah cerita apa yang bisa kita lakukan ? Pasti satu kata ini sering terdengar dan tidak awam lagi di telinga kita. Move on. apa sih sebenarnya move on itu ? Banyak orang menyebut dan mendeklarasikan satu kata ini namun banyak dari kita belum tahu apa sebenarnya move on itu. Sama seperti banyak orang yang dengan mudahnya mengatakan "i love you" namun tidak bisa memaknai arti dibalik kata yang mungkin masih terdengar sakral bagi sebagaian orang yang mau dan sanggup memaknainya.

Cinta itu ibarat sebuah puzzle. Ada bagian-bagian yang tidak dan belum bisa terangkai dengan sempurna sampai pada kita menemukan penyempurrnanya. Move on bisa dikatakan sebagai sendi perangkai dari bagian-bagian kisah yang trepisah itu. Dimana sendi itu yang kadang menjadi misteri sendiri untuk di temukan kuncinya sehingga bisa menjadi sebuah perangkai antara bagian satu dengan bagian lain yang terpisah. Hei, coba ketahuilah satu hal ini. Setelah banyak pemahaman, banyak jalan, banyak cerita yang setiap manusia lalui pasti dia akan mendapatkan titik pointnya masing-masing dari masa ke masa. Begitu juga sama halnya dengan move on. Kita harus tahu apa sebenarnya yang menjadi rahasia alam akan satu kata yaitu move on. Ketika banyak orang selalu mengatakan move on, apakah pasti mereka sudah bisa melepaskan dan menyelesaikan segala urusannya di masa yang lalu ? Bukankah ketika kita ingin membuka sebuah lembaran baru atau merangkai sebuah cerita baru harus terselesaikan terlebih dahulu apa yang menjadi urusan kita di masa lalu. Ketika bagian-bagian di masa lalu itu masih menjadi sebuah "unfinished bussiness (luka)" maka selamanya hal yang seolah-olah selesai itu hanya akan menumpuk di masa yang tertinggalkan oleh kita dna nantinya sewaktu-waktu akan menjadi bom waktu yang bisa membawa kita pada ego untuk mengulang romantisme di masa lalu. Selesaikan dulu bagian demi bagian di masa lalumu hingga kamu yakin segalanya sudah selesai, dan baru kamu bisa menentukan langkahmu di masa yang akan datang.

Banyak orang mengatakan hal ini, "bukan perpisahan yang aku tangisi namun pertemuan yang aku sesali". Lalu buat apa kita bertemu kalau segalanya sebenarnya tidak ada istilah kebetulan di dunia ini ? Ah itu kadang kata-kata seorang yang mendapatkan sebuah kesakitan yang tak termaafkan di masa lalu. Sebuah kekecewaan yang belum terelakan hingga keadaan yang kadang dipersalahakan mengapa mereka bertemu. Bukankah kita tidak pernah bisa tahu kepada siapa kita jatuh cinta ? Lalu ketika komitmen itu muncul, kita harus konsisten dengan apa yang kita pilih dan berani mengambil komitmen akan segala pilihan kita itu. Namun banyak dari kita yang masih memendam segala bentuk kekecewaannya di masa lalu dan yang ada terlalu memaksakan diri membuat cerita baru di masa kini. Maafkanlah masa lalumu terlebih dahulu, maka kamu akan mendapati masa depanmu dengan ikhlas. 

Jangan pernah mengharapkan menemukan sosok terbaik jika nyatanya kita belum pernah bisabukan penyesalan yang aku tangisi, namun pertemuanlah yang aku syukuri". Karena mereka di masa lalumulah yang menjadikanmu sosok yang lebih tangguh, dewasa, dan tegar seperti saat ini. Berterimakasihlah pada mereka akan segala kekecewaan yang telah diberikannya pada kita dan jadikanlah itu bekal untuk memantaskan diri mendapatkan yang terbaik dari hidupmu.
mempersiapkan diri kita untuk bertemu dengannya. Karena adanya sampah masa lalu yang kadang terlalu memeluk di setiap langkah kita. Yang ada bukan diri terbaik kita yang menyambut dia yang terbaik, namun sisi penyesalan kita yang membuat ego kita menhgaruskan mendapatkan yang terbaik. Kuncinya jika ingin move on, selesaikan dulu segala urusanmu di masa lalumu, jika kamu anggap itu sudah selesai dan sekiranya kamu sudah memaafkannya, nyatakan pada dirimu sendiri kalau kamu siap menyambut hari baru dengan hati barumu. Dia nantinya tidak pantas mendapat tanggungan kekecewaan kita akan masa lalu, dia yang kamu harapkan yang terbaik untukmu pantas mendapatkan sisi terbaik dari hidupmu juga. Jangan jadiakan dia objek pemenuhan kepuasaan egomu hanya karena kamu ingin membuktikan pada masa lalumu kalau kamu bisa. Namun jadikanlah dia nanti menjadi sosok yang beruntung karena kamu adalah jawaban atas doa-doanya.

Minggu, 09 Juni 2013

Di Balik Pintu

Sore. Duduk. Termenung. Sebuah aktivitas yang jauh dari kata biasa. Meneliti setiap sudut yang mampu tertangkap kamera mata. Sesuatu yang menakjubkan. Tidak bisa berhenti meneliti setiap apa-apa saja yang terlihat. Di balik pintu. Harapan itu muncul. Dibalik pintu. Ada sebuah jalan yang terbentang. Memandang dengan syahdu alam yang seolah menginginkan untuk lebih dikenal. Bukan tentang kegaduhan, namun lebih tentang bagiamana kedamaian itu mampu terungkap. Dari sudut melihat, ada sebuah harapan yang tidak bisa diartikan secara jelas. Mereka diam dalam bahasa yang sulit untuk dimengerti. Di balik pintu. Ada sebuah keresahan yang tidak bisa dihindari. Ketakutan akan sebuah kesendirian dalam perjalanan panjang. Bukankah semua terlahir sendiri ? Hingga saatnya nanti semua juga akan pergi untuk kesendiriannya itu. Diam. Semua masih terlihat diam. Bukan tentang sebuah penantian. Namun mungkin saat ini lebih tentang kesia-siaan akan sebuah harapan.Ada hamparan memori luas yang menyimpan sejuta makna disana. Enggan untuk diungkapkan karena dunia tak lagi berpihak. Dibalik pintu ada canda yang tertahan, ada rasa yang terpendam, ada cinta yang terpatahkan. Semua hanya sebuah cerita. Cerita untuk dimanjakan dari sudut sempit pintu yang memberikan sudut pandang yang luas. Menghimpit dalam realita yang menyesakkan. Di balik pintu semua masih tersimpan. Begitu juga dengan bahasa. Di balik bahasa ada sebuah makna. Di balik asa ada sebuah kecewa. Jauh. Jauh realita itu untuk mampu kembali dirasa. Semua sudah tidak bisa lagi ter lihat dari balik pintu. Hampa. Sebuah ruang dimana disana tidak ada lagi sapa. Semua menghilang meninggalkan cerita. Di balik pintu, tekad itu muncul. Sebuah rasa yang menggebu namun berharap bukan hanya menjadi sebuah wacana. Rasa yang membawa pada pemahaman baru. Disana, ya disana meski tak terlihat dari balik pintu rasanya semua semakin jelas. Untuk apa lagi menunggu. Jalan itu ada nyata. di balik pintu semua mimpi kembali terangkai. Meninggalkan segala keterbatasan yang mencekat dalam keputusasaan. Berlari. Untuk apa hanya diam menunggu. Menunggu untuk sesuatu yang jelas tak pasti. Logika kembali mengerjakan segala sistemnya hingga hati tak lagi mampu merayunya lagi. Di balik pintu semua mulai terungkap. Di balik pintu ada dunia baru yang menunggu. Di balik pintu, semua kecewa itu akan sirna. Di balik pitu rasa itu akan mulai bersemi. 

Sabtu, 08 Juni 2013

(masih samakah) JIKA ITU KAMU (?)

Aku dan kamu selalu memiliki cerita bersama. Ingat ? Oh ya diwaktu itu kita dengan bebasnya menarik di bawah hujan yang bukan apa-apa untuk menjadi penghalang kita. Hei, pasti kamu selalu ingat itu. Senyum yang selalu bisa kita buat dengan berbagai cara dan tingkah kita. Saat aku dan kamu masih bersama pasti itu menjadi bagian yang selalu aku tunggu untuk aku ungkap bahagia. Ah bahagia. Sudah jangan tanyakan lagi tentang bahagia jika aku masih bersamamu. Semua tempat, semua jalan, bahkan semua waktu rasanya ingin kita hiasi dengan berbagai cerita kita. Canda kita, tawa kita, dan semua tentang kita. Waktu itu, yah aku masih ingat waktu itu. Waktu dimana ingin rasanya seketika bumi berhenti untuk berputar. Ingin rasnaya aku menghentikan segalanya dengan kekuatanku untuk menahanmu di sini. Disini kita merangkai sebuah kisah yang orang lain tidak punya seperti kita. Aku egosi ? Yah, keegoisan ini yang membuatku engan untuk melupakan semua cerita tentang kita. Langkah kita rasa-rasanya tidak menjadi sebuah loncatan. Namun langkah yang aku lalui rasanya menjadi sebuah anugrah karena aku selalu bisa disampingmu. Tenang, cerita kita masih tetap ada. Meski semua masa telah berlalu dan berubah. Yah, kalau berbicara dengan waktu, sepertinya dia iri pada kita, cerita kita, dan perjuangan kita. Berjuang untuk saling bergandengan dan saling mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Kedamaian itu. Yah kedamaian itu yang aku dapati dari sorot matamu. redup namun aku selalu mendapatkannya. entah ada harapan tersimpan apa yang ada dibalik itu smeua. Itulah kita. Tanpa banyak kata, kita tahu apa yang kita rasa. Masih bisakah sama semua itu ? Selalu. selalu akan ada wkatu untuk aku mengenang semua tentang kita.

Bukan lagi tentang waktu. Namun ketika kita sudah sampai pada penghunjung waktu aku tersadar satu hal. Semua sudah berbeda. Lalu bisakah aku menyalahkan dengan keadaan ? Apa yang salah dengan keadaan ini. Aku berlari. aku meninggalkanmu sejauh mungkin. Kita terpisah dalam pesimpangan yang tidak bisa disatukan. Lalu bagiamana dengan segala rasa yang selama ini tak terucap ? Lagi-lagi bisakah aku menyalahkan keadaan ? Keadaan hanya berjalan sebagaimana mestinya. Atau mungkin dari awal kita tidak pernah menyadari. Keterbatasan kita dalam mengungkap sebuah ketakutan yang sama-sama kita hindari. Kita hindari untuk saling mengungkap kenyataan yang ternyata tidak berpihak pada kita. Bukan hanya kamu yang pecundang, tetapi ternyata akupun juga begitu. Aku dan kamu sama-sama takut melihat realita yang terjadi. Nyata ini yang membuat kita terpisah. Menjadikan segala rentang waktu dan ruang untuk membuat jarak yang nyata kalau semuanya tidak lagi sama.

Yah, akhirnya kini aku terbangun dari mimpi panjangku. Akan bahagiaku jika masih bersamamu. Akan kesakitan yang selalu aku hindari jika itu masih bersamamu. Karena denganmu aku temukan sisi lain yang aku tidak pernh dapati. Aku temui cermin apa yang memantulkan segala rasa yang tak pernah terucapkan. Sorot mata yang menjanjikan kalau semuanya baik-baik saja. Tapi mana ? Bukannya semua sudah menguap begitu saja dengan seiringnya waktu yang dengan kejam menggilas kita dengan segala bentuk kenyataan yang diungkapnya. Yah, sepertinya kemarin kita terlalu egois untuk saling mempertahankan. Namun, rumah yang dulunya nyaman dan betah berada di dalamnya, ternyata tidak sesuai dan kini sudah ditemukan dan ditempai oleh orang yang layak. Layak untuk membangun segala rasa tanpa takut lagi akan realita. Lalu apa yang salah dengan perbedaan ? Pernah aku memintamu untuk berbeda denganku ? Tidak. Aku tidak pernah membayangkan untuk bertemu denganmu dulu. Namun ternyata waktu yang mengalirkan kita pada sebuah pertemuan. Lalu apa aku salah dengan segala pengharapan ini ? Kenapa lagi-lagi tentang perbedaan ? Aku dan kamu tidak meminta keadaan bisa menjebak kita dalam masa yang tak pernah ingin terlepas. Hei, disitu duniaku. Disitu aku temui tempat yang selama ini aku cari untuk berdiam. Lalu kenyataannya ? Yah, aku tersadar. Kamu memilih untuk melanjutkannya. Begitu juga aku lebih memilih untuk realistis membuka segala kemungkinan ini. Kemungkinan yang tidak bisa lagi aku tawar. Karena kemungkinan ini yang kini sudah menjadi sebuah kenyataan. 

Aku bukan lagi naif. Tapi aku adalah seorang penggerutu sejati. Seorang daydreamer yang mengharapkan itu semua masih tentang kamu. Mungkin kini aku yang menjadi pecundang. Jika dulu kamu meyakinkan kalau kenyataan itu bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi. Namun kini aku lebih memilih untuk kembali pada rasa yang dulu membuat aku tenang. Siapa lagi kalau bukan kamu. Aku bukannya tidak mau menghadapi, namun jatuh yang berulang-ulang membuatku ingin berlari lagi pada sosokmu yang membantu aku aku disaat aku jatuh dan kita memulai untuk berlari bersama lagi. Apakah akan sama jadinya kalau itu kamu ? 

Kamis, 06 Juni 2013

Asal. kita. tahu

who am i ? Banyak yang bertanya dengan kalimat simpel seperti itu. bertanya tentang apa yang kita cari dan apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita. Banyak dari kita yang tidak tahu siapa diri kita sendiri. Kita selalu mencari dan terus mencari apa-apa saja yang sejatinya tidak perlu dicari. Misalnya saja, banyak dari kita yang mencari satu hal yang sangat krusial. Kebahagiaan. Dimanakah kebahagiaan, apa itu kebahagiaan, dan apa saja tentang kebahagiaan itu sendiri. Lalu kebahagiaan sejenis apa yang membahagiaakan itu ? Setiap orang memiliki definisinya masing-masing. Kebahagiaan yang menyentuh level sempurna, kebahagiaan yang menyenangkan diri sendiri, tapi apakah pernah terpikirkan tentang kebahagiaan untuk membahagiakan orang lain ? Ini yang kadang terabaikan oleh kita. Kebahagiaan yang egois yang selalu dan selalu kita kejar tanpa kita memperhatikan sekitar kita untuk apa nantinya kalau kebahagiaan itu mampu kita capai. 

Itulah mengapa banyak dari kita yang tidak akan pernah lelah mencari dan terus mencari. Mencari sebuah penghayatan yang juga kadang terlupakan oleh manusia egois akhir kali ini. Semua yang dilakukan selalu berujung dalam istilah uang. Meraka melakukan banyak hal hingga hanya dihargaai oleh sejumput nilai yang kadang hanya menjadikan sosok itu sebagai sosok yang kapitalis. Tidak lagi memperhatikan sekitar. Hanya kepuasan diri sendiri yang mampu membahagiakan. Lalu untuk apa sekitar kita itu ? Oh, atau mungkin hanya sebagai pesaing dalam mendapatkan segala sesuatu yang memuaskan ? Jarang terlihat oleh kita pelajaran-pelajaran simpel yang biasanya kita dapatkan di bangku SD. Pelajaran simpel yang mengajarkan tentang toleransi antar umat beragama, tentang pekerjaan mulai membantu sesama, pelakuan mulia yang membantu nenek-nenek menyebrang jalan, dan pelajaran simpel lainnya. Karena saking simpelnya itu yang kadang terabaikan dan terlupakan oleh kita begitu saja. Dimana nilai-nilai yang sebenarnya mampu menghapuskan virus kompetisi itu ? Oh mungkin itu hanya gaya lama yang tidak pantas lagi bagi orang-orang jaman modern yang hanya mengutamakan dirinya sendiri. Kalau diri sendiri udah nyaman dan puas untuk apa merisaukan orang lain ? Seperti itu ? Yah mungkin.

Banyak dari kita juga kadang jungkir balik dalam mengartikan apa itu yang dinamakan dengan kebutuhan dan apa itu yang dinamakan dengan keinginan. Bahkan manusia keren jaman sekarang trelalu mengutamakan keinginan dan tanpa mau tau apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita. Keinginan yang membahagiakan. Keinginan itu yang menjadikan manusia saat ini penuh dengan keegoisan pribadi tanpa mempedulikan orang lain. Atau mungkin ini sudah menjadi trend yang kece ditengah masyarakat kita ? Orang selalu berambisi untuk mencapai keinginannya, mereka selalu berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkan keinginan mereka, tanpa mereka sadara yang sebenarnya menjadi ambisi mereka itu keinginan atau kebutuhan. Sesuatu yang dinamakan dengan keinginan itu akan ada satu jalan yang membuat kita berpikir ulang kembali untuk melakukan evaluasi disisi mana sebenarnya bagian yang kurang dan salah itu. Namun ketika sesuatu itu ternyata kebutuhan kita, semua sisi akan terlihat dan terjalankan dengan "lempeng"nya tanpa harus mencari bagian yang salah, dan untuk menjadikannya nyata hanya sbeuah pengorbanan bukan sebuah ambisi yang menjerumuskan.