Kamis, 06 Juni 2013

Asal. kita. tahu

who am i ? Banyak yang bertanya dengan kalimat simpel seperti itu. bertanya tentang apa yang kita cari dan apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita. Banyak dari kita yang tidak tahu siapa diri kita sendiri. Kita selalu mencari dan terus mencari apa-apa saja yang sejatinya tidak perlu dicari. Misalnya saja, banyak dari kita yang mencari satu hal yang sangat krusial. Kebahagiaan. Dimanakah kebahagiaan, apa itu kebahagiaan, dan apa saja tentang kebahagiaan itu sendiri. Lalu kebahagiaan sejenis apa yang membahagiaakan itu ? Setiap orang memiliki definisinya masing-masing. Kebahagiaan yang menyentuh level sempurna, kebahagiaan yang menyenangkan diri sendiri, tapi apakah pernah terpikirkan tentang kebahagiaan untuk membahagiakan orang lain ? Ini yang kadang terabaikan oleh kita. Kebahagiaan yang egois yang selalu dan selalu kita kejar tanpa kita memperhatikan sekitar kita untuk apa nantinya kalau kebahagiaan itu mampu kita capai. 

Itulah mengapa banyak dari kita yang tidak akan pernah lelah mencari dan terus mencari. Mencari sebuah penghayatan yang juga kadang terlupakan oleh manusia egois akhir kali ini. Semua yang dilakukan selalu berujung dalam istilah uang. Meraka melakukan banyak hal hingga hanya dihargaai oleh sejumput nilai yang kadang hanya menjadikan sosok itu sebagai sosok yang kapitalis. Tidak lagi memperhatikan sekitar. Hanya kepuasan diri sendiri yang mampu membahagiakan. Lalu untuk apa sekitar kita itu ? Oh, atau mungkin hanya sebagai pesaing dalam mendapatkan segala sesuatu yang memuaskan ? Jarang terlihat oleh kita pelajaran-pelajaran simpel yang biasanya kita dapatkan di bangku SD. Pelajaran simpel yang mengajarkan tentang toleransi antar umat beragama, tentang pekerjaan mulai membantu sesama, pelakuan mulia yang membantu nenek-nenek menyebrang jalan, dan pelajaran simpel lainnya. Karena saking simpelnya itu yang kadang terabaikan dan terlupakan oleh kita begitu saja. Dimana nilai-nilai yang sebenarnya mampu menghapuskan virus kompetisi itu ? Oh mungkin itu hanya gaya lama yang tidak pantas lagi bagi orang-orang jaman modern yang hanya mengutamakan dirinya sendiri. Kalau diri sendiri udah nyaman dan puas untuk apa merisaukan orang lain ? Seperti itu ? Yah mungkin.

Banyak dari kita juga kadang jungkir balik dalam mengartikan apa itu yang dinamakan dengan kebutuhan dan apa itu yang dinamakan dengan keinginan. Bahkan manusia keren jaman sekarang trelalu mengutamakan keinginan dan tanpa mau tau apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita. Keinginan yang membahagiakan. Keinginan itu yang menjadikan manusia saat ini penuh dengan keegoisan pribadi tanpa mempedulikan orang lain. Atau mungkin ini sudah menjadi trend yang kece ditengah masyarakat kita ? Orang selalu berambisi untuk mencapai keinginannya, mereka selalu berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkan keinginan mereka, tanpa mereka sadara yang sebenarnya menjadi ambisi mereka itu keinginan atau kebutuhan. Sesuatu yang dinamakan dengan keinginan itu akan ada satu jalan yang membuat kita berpikir ulang kembali untuk melakukan evaluasi disisi mana sebenarnya bagian yang kurang dan salah itu. Namun ketika sesuatu itu ternyata kebutuhan kita, semua sisi akan terlihat dan terjalankan dengan "lempeng"nya tanpa harus mencari bagian yang salah, dan untuk menjadikannya nyata hanya sbeuah pengorbanan bukan sebuah ambisi yang menjerumuskan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)