Senin, 13 April 2015

YOGYAKARTA

Jangan pernah tanyakan bagaimana magisnya Jogja bisa membuatmu betah berlama-lama di kota itu. Kota yang memiliki daya tariknya sendiri. Kota yang memiliki cara untuk mengukirkan sebuah kenangan bagi siapa saja yang pernah menginjakkan kakinya disana. Di kota itu, kamu mungkin hanya sesaat merasakan apa yang seolah menjadi daya pikatnya. Tapi jangan pernah ragukan bagaimana caranya untuk menahan ingatanmu pada kota yang sungguh artistik itu. Ah Jogja, disana setiap cerita pernah terkisahkan. Setiap sudut kotanya seolah mempunyai magnet untukmu terus mengenangnya. Menyusuri setiap lekuk kota yang seakan tiada habisnya. Cita dan cinta yang terukir di kota itu mungkin tidak akan pernah lekang oleh sebuah masa yang sampai nanti kamu akan tetap selalu merindukannya.


Jogja. Dia istimewa. Dia punya cara untuk terus menarik siapapun jika ada waktu untuk membuatnya kembali. Kembali hanya untuk menyisir atau bahkan memunggut sisa-sisa kenangan bagi cerita yang mungkin belum usai dan tidak pernah usai. Jogja menjadi saksi bagaimana sebuah tawa pernah terlahir dari insan yang nyatanya tidak lagi mampu untuk melanjutkan kisah dan harus menyerah dengan keadaan. Jogja tempat dimana mimpi-mimpi itu lahir. Karena disana ada sebuah jalan untuk berani mengepakkan sayang dan pintu untuk mengapai sebuah angan yang tersembunyi.

Jogja. Disana kamu bisa merasakan kehangatan dari senyuman yang bisa kamu temui dari setiap yang kamu sapa. Jogja selalu menghadirkan ingatan-ingatan yang seolah memiliki magnet untukmu terus berlama-lama duduk terdiam dan kembali memanggil memori-memori yang telah berlalu. Jogja selalu menyuguhkan kesopanan dari setiap sudut yang senyatanya akan terus dan terus kamu rindukan. Saat ini mungkin Jogjamu dan jogjaku telah berubah rupa, perlaha dia akan kehilangan keelokannya, namun percayalah keasliannya akan terus tetap ada seperti keabadian kenangan yang selalu mampu dihadirkannya. Jogja tidak akan selalu ada dan selalu menyimpan kisah tentang aku, kamu dan kita.

Minggu, 12 April 2015

tombol SWITCH

mengapa terkadang jujur dengan diri sendiri terkesan amat berat dan susah ? Terkadang kamu harus berpura-pura semuanya baik-baik saja disaat kamu membutuhkan diri kamu untuk memelukmu sendiri. Apakah ada yang lebih menyedihkan daripada ini ? Kamu seolah harus selalu tampil kuat dengan apa adanya dirimu, padahal kamu menangis, mencoba merengkuh apa saja yang ada disekitarmu untuk menjadi penguatmu. Tapi apa kenyataannya ? Semuanya masih saja terkesan semu.

Kamu mencoba terus berlari dan berlari, tapi seolah kamu mengabaikan kekuatanmu sendiri. Apakah kamu merasa tidak butuh sebentar saja istirahat dan mengatakan pada dirimu sendiri bahwa kamu lelah ? Ini mungkin terdengar terlalu sok kuat ataupun tangguh. Tapi nyatanya kamu tidak bisa terus-terusan memaksa dirimu untuk survive. Percayalah ini terdengar sangat memilukan. Kamu membutuhkan kekuatan lain yang seolah mampu mendayakanmu lebih dari apa yang kamu bisa. Lalu ketika kamu terlalu memaksakan dirimu sendiri, apa yang terjadi ? Kamu tumbang, kamu jatuh dan pada akhirnya kalah.

Setiap orang akan selalu berdinamika dengan prosesnya masing-masing. Kita akan selalu dihadapkan pada babak baru dalam kehidupan yang seolah itu akan mengubahmu seketika, baik itu kamu siap ataupun tidak. Ini seolah akan menyadarkanmu bahwa kamu tidak lagi berada di zona nyamanmu. Tombol switch-mu akan seketika ditekan dan semuanya akan berubah, baik yang kamu sadari maupun tidak kamu sadari. Apakah ini akan terdengar mengerikan ? Mungkin ini tidak akan terdengar mengerikan jika setiap dari kita sudah memasang kuda-kuda sedari awal. Siap dengan segala perubahan. Karena kita tahu bahwa segalanya tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.

Mungkin lebih dari semuanya, kita hanya diminta untuk sekedar menerima sehingga semuanya terkesan lebih apa adanya. Tanpa harus menjadi sosok lain yang terkadang terlalu memaksakanmu. Jalani saja apa yang memang senyatanya digariskan untuk kisah kita. Saat ini, esok dan yang akan datang semua akan berjalan sebagai mana mestinya. Karena kita tahu apa yang terjadi ya terjadlah.

Tuhan menempatkan kita dalam sebuah keadaan yang entah itu pernah kita bayangkan sebelumnya atau tidak ini bukan berarti tidak ada maksud dan alasan. Semua sudah indah dikisahkan untuk hidup kita. Karena sesuangguhnya Tuhan terlalus ayang dan menginginkan kita berproses menjadi lebih baik lagi. Kita dibentuknya untuk kita dijadikan alat untuk menjalankan kehendahNya. Bukankah ini akan lebih terdengar menyenangkan ketika kita mau dan jalani saja apa yang Dia maui dari kita ? Yah, kita tahu ini kadang tidak akan mudah. Namun percayalah, akan ini akan tetap terluhat menyedihkan selagi kita tidak mau jujur pada diri kita sendiri. Percayalah, tanganNya selalu mampu mengubah ketidakmungkinan yang kita takuti untuk menjadi mungkin dan indah dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Sabtu, 11 April 2015

suatu-hari-nanti

Suatu saat nanti, aku ingin kita duduk berdampingan sembari menikmati secangkir teh bersama dengan kehangatan cerita yang seolah tidak akan pernah ada habisnya mengalir dari bibir kita. Aku ingin duduk berdampingan denganmu seolah waktu tidak akan menjadi batasan untuk kita bersama. Mungkin seolah terdengar klise atau berlebihan. Namun adakah kasih yang tulus selain cara pembuktian bahwa ini lebih dari cukup ?

Yah, suatu hari nanti aku ingin menua bersama denganmu. Menghabiskan senja bersama hingga malam menjelang. Suatu hari nanti aku ingin dengan tawa yang kita miliki dengan sabar menunggu hingga matahari terbenam. Mungkin segala sesuatunya tidak perlu yang terkesan mewah, jika dengan duduk menunggu matahari terbenam denganmu itu lebih dari bagain bahagia. Mungkin kita tidak punya cara seperti yang lain untuk duduk makan malam romantis ala-ala artis atau orang gedongan, tapi bukankah menikmati sebungkus nasi denganmu dengan diawali rasa syukur kita dengan sebaris doa bersamamu itu akan lebih dari cukup. Ya, jika kita punya cara untuk menyederhanakan bahagia untuk apa kita mengeluhkan dunia yang seolah semakin hari semakin menampilkan kesombongannya.

Suatu hari nanti jika datang masanya aku ingin berjalan bersisihan denganmu, mengikuti kemana langkah kaki kita maui, mengendong ransel kita masing-masing, melepaskan atribut keseharian kita untuk sejenak rehat dari rutinitas untuk membebeaskan diri kita. Ini bukan berarti kita lari dari apa yang seolah menjadi tanggungjawab kita. Ini hanya semacam cara kita untuk lebih dekat semesta, menyapanya dan menyatu dengannya.

Suatu hari nanti jika akan datang masanya, aku ingin kita terus menguatkan jika memang banyak hal yang seolah menguji kita. Aku ingin kita terus berjuang dengan cara yang kita bisa untuk tahu apa yang Tuhan maui dari kita. Jika memang jarak seolah sedang menjadi penguji untuk kebersamaan kita, percayalah ini hanya akan sementara. Ini hanya akan menjadi bagian untuk mengantarkan kita pada apa yang telah kita perjuangkan bersama. Sayang, aku dan kamu tahu ini tidak akan mudah, tapi percaya dan yakinilah jika suatu hari nanti akan datang masa dimana kita melepaskan kekhawatiran kita dengan janjiNya yang akan dinyatakan disaat yang tepat. Mungkin bukan hari ini, tapi yakinilah didepan sana kita akan sampai pada saat yang telah ditetapkannya.

Minggu, 05 April 2015

do it !!!

Kita tidak akan pernah tahu sampai mana batas kemampuan kita sebelum kita sendiri yang mengujinya. Mengujinya untuk menantang keterbatasan diri hingga akhirnya kita tahu bahwa kita mampu. Mampu bukan berarti langsung jumawa akan kehandalan diri bahwa semuanya bisa kita tahlukkan. Tapi setidaknya kita pernah mencoba untuk menantang diri kita yang kerdil hingga membawa kita pada titik dimana bahwa tidak akan ada usaha yang sia-sia. Percayalah, dimana ada kemauan disitu akan ada jalan. Seberapa susah jalan itu, yang terpenting jangan pernah berhenti berharap dan terus maju untuk tidak menyerah.

Mungkin akan ada kalanya kita sampai pada titik dimana menyerah dengan keadaan. Seolah keadaan tidak memihak pada kita. Sudah banyak upaya yang kita lalukan, tapi semuanya terkesan mentok dan sia-sia. Lalu apa balasmu dengan menyerahmu ? Apakah dengan begitu keadaan akan merubah kebijakan dirinya sendiri menjadi apa yang seperti yang kamu mau ? Semua perlu diupayakan, diusahakan dan diwujudkan. Berlarilah sekencang yang kamu bisa. Ketika kamu kelelahan, sejenaklah berhenti untuk meninba air kehidupan yang telah disediakan semesta untukmu. 

Aah memang tidak akan semudah itu. Lelah itu wajar namun menyerah itu akan menjadi fatal. Kamu akan kehilangan bahan bakar untuk terus membuatmu berproses. Hingga kamu akan kehilangan sejuta kesempatan karena satu hal yang seolah meruntuhkan semangatmu. Menangislah jika itu yang kamu maui. Meneteskan air mata bukan berarti kamu kalah. Tapi air mata yang tertumpah dari pelupuk matamu, itu tanda bahwa kamu menyadari kamu tidak bisa sendiri untuk berlari. Kamu membutuhkan uluran tanganNya untuk menjadikan semuanya mungkin adanya. Ketahuilah, dimana ada harapan dan usaha untukmu berserah, diitulah keberserahanmu akan menyediakan lahan untukNya berkarya lebih dan lebih lagi.