Rabu, 05 Oktober 2016

trust me

Lag-lagi tentang sebuah kesabaran. Tentang bagaimana kita bertoleransi dengan keadaan yang sebagaimana tidah bisa kita kendalikan. Keadaan yang seolah sedang menguji kita dalam sebuah kata dimana itu tertuju pada bertahan. Kamu tahu kamu adalah sosok yang kuat, jika kamu mempercayakan itu pada dirimu, kamu harus tahu bahwa kamu bisa dan kamu mampu. Tidak perlu mengeluh kepada semesta akan keputusan yang dibuatnya. Semesta akan lebih bisa mensinkronkan apa yang dari awal tidak pernah ditebak oleh kita. Kita ini sekali lagi hanya pemain. Bisa apa jika pemain harus memainkan peran yang sudah ditetapkan oleh sang pembuat skenarionya ? jalani saja, jika kamu lelah, bilang saja lelah. Untuk apa harus terlihat tangguh, jika nyatanya harus keadaan yang menumbangkan kamu.
 
Lihat mentari esok akan bersinar lebih cerah lagi. Tentang secangkir teh manis yang bisa menghangatkan hari kita. Duduk di teras untuk setidaknya menghabiskan waktu hingga senja kita nanti bersama. Kita yang selalu berpegangan tangan untuk saling menguatkan, bahwa kamu ataupun  aku tidak lagi sendiri. Semesta akan melingkupi kita dengan berkahnya yang berlimpah. Bukankah kita pernah bertemu dengan sebuah ujian percobaan yang seolah membuat kita akan angkat tangan ? Toh, pada akhirnya kita bisa melewatinya bukan ? Bukan tentang hari ini saja, masih banyak perjalanan yang akan kita tempuh.
 
Tenanglah. Percaya saja aku ataupun kamu akan bisa menjalani masa-demi masanya bersama, menikmati setiap kejutan untuk saling terpukau bahwa ini yang telah kita dapatkan. Tentang semua mimpi kita, tentang semua rasa kita yang akan bermuara pada satu tujuan.
 
Hujan hari ini tidak akan terus menerus menguyur dengan derasnya. Kita masih bisa saling berpelukan untuk menghangatkan satu sama lain. Saling menghapus air mata, dan saling menghibur ketika sendu itu datang. Yakinlah sayang, waktu akan terus bergulir hingga mempertemukan kita dengan masa yang lebih indah dari pada hari in. Kekhawatiran hari ini cukupkan saja untuk hari ini, karena esok akan ada kekhawatirannya sendiri.
 
 

Kamis, 30 Juni 2016

KOTAK PANDORA (?)


Situasi itu ada karena sebuah ritme tercipta dan menjadikan itu sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang itu bisa diciptakan menjadi menyenangkan atau bahkan membosankan. Kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang sudah menjadi habit ketika kita baru saja datang dan habit itu sudah terbentuk lama sebelumnya. Seperti kamu masuk dalam keluarga barru yang sedari dulu mereka sudah berupaya membentuk sebagaimana budaya dalam keluarga itu, saling menghargaikan atau saling acuhkan. Apa mungkin kita yang baru saja datang lalu menginginkan situasi itu menjadi seperti yang kita maui ? Sepertinya jawabannya nothing. Seolah ada pergejolakan dalam diri kita, dimana kita diminta untuk lebih bertoleransi dengan keadaan yang sudah ada sebelumnya. Seperti mengendalikan mobil. Kamu bisa mengemudikan mobil itu seperti umumnya orang mengemudi, kamu tidak bisa mengubah seperti apa suspensi yang kamu inginkan, kecuali kamu dari awal memilih mobil sesuai dengan suspensi yang kamu inginkan. Ya seperti itulah keadaan kita saat ini. Kamu seolah berada di tengah-tengan orang asing, yang hanya saling bertegur sapa sebatasnya padahal kamu berada dalam satu kotak pandora yang sempit. Seolah satu sama lain ingin berjuang mempertahankan apa yang sudah menjadi zona nyaman mereka tanpa mau meredakan sedikit saja ego mereka untuk saling bertegur sapa. Bukankah ini tempat yang sama ? Dimana kamu hanya dengan menaikkan nada bicaramu sedikit saja kamu bisa membuat sedikit berwarna ruang pandora ini. Yah, ruang pandora ini seolah menjadi saksi kebekuan hati yang seolah tidak bisa terleburkan dengan candaan atau tawa riang sekalipun.
 
Kotak pandora dimana kamu sibuk memainkan alat mainmu masing-masing tabnpa mempedulikan betapa asiknya jika kita juga mengetahui mainan sesama kita yang lain. Hei, mau berapa lama kamu sama-sama saling menjadi orang asing ? Yang selalu tampak angkuh dan selah kamu hanya hidup dan bercanda dengan duniamu sendiri. Kotak pandora ini cukup menjadi ruang kita untuk berbagi, tapi mengapa ruang ini semakin dipersempit dengan sekat-sekat yang semakin membuat kita berjarak ? bukankah kita punya cara untuk menjadikan ruang ini menjadi lebih luas dengan kelonggaran hati kita ? kamu tidak perlu menyebutku dengan sebutan yang seolah mendewakan dan mengganggap aku lebih atau jauh dibawah kamu, tapi bukankan kita itu satu. Satu untuk bertahan dalam keriangan suasana yang kita harapkan. Lalu apa gunanya kotak pandora ini jika kamu tetap merasa sendiri dan terasing ? Apakkah akan terus begini ? Jika penat, kita harus berlarian keluar dari kotak pandora ini untuk menemukan ruang untuk melegakan nafas kita. Yasudahlah, akan seperti apa kalian. Yang pasti, satu dan yang lain kita sedang berusaha untuk hanya sekedar menikmati keterasingan ini sat sama lain dalam satu kota pandora.

Rabu, 08 Juni 2016

are you ready ?

Ada pertanyaan, "akan mau apa setelah ini ?" Hahaha. Seperti belum ada arah yang nantinya akan dituju ketika memasuki babak baru dalam kehidupan. Yang kata orang akan mengubah duniamu, duniaku dan dunia kita. Tapi yang pasti akan menjadi seperti apa nanti, itu kita yang menciptakan. Kita tidak terbentuk dari apa yang mereka bicarakan, toh apa yang mereka lihat hanyalah yang nampak di mata telanjang mereka. Mereka tidak akan mau tahu seperti apa kita berproses untuk menjadi seperti saat ini.
 
"Wah, seru ya ceritanya ?". Sudah biasa bukan mendengarkan kata-kata seperti itu. Entah itu pujian, sindiran atau memang celetukan mereka saja. Tapi apa mereka tahu, bahwa dalam penantian itu ada saat-saat dimana perasaan putus asa membelenggumu dan seolah kamu ingin berhenti sampai saat ini. "Wow, hebat ya kamu sekarang." Lalu apakah kamu akan berhenti dengan celotehan sesimpel itu. apakah kamu akan merasa kamu sudah berhasil dengan apa yang kamu dapatkan saat ini ? Hahaha. Mereka tidak tahu seperti apa kamu jatuh bangun dalam membuat namamu melambung. Mereka tidak akan pernah tahu, bahwa dalam perjalanan itu kamu merasa sakit dan rasa-rasanya ingin berhenti. Seolah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Dan nyatanya waktu yang mampu membawamu pada sebuah masa yang menunjukkan itulah dirimu. Dirimu dengan segala prosesmu hingga kini ada diamang sebuah perubahan.
 
Sedih, bahagia, lelah, menyerah, semangat lagi, dan pada akhirnya membiarkan takdir membawa pada titik ini. Bukan berarti menyerah penuh tapi pada akhirnya sampai pada titik untuk menyerahkan  semuanya pada yang empunya semua kisah. Tidak pernah menyangka, seperti ini nano-nano rasanya ketika kamu tinggal selangkah lagi memasuki babak baru dalam kehidupanm.
 
Nantinya kamu bukan lagi dua tapi satu. Bukan lagi hanya pemikiran kita yang akan menjadi keputusan, tapi dua pemikiran yang harus disingkronkan untuk menyamakan langkah hingga sampai pada tujuan. Buakn lagi empat mata yang bisa memandang dengan lingkup yang kecil, tapi menjadi satu pandangan yang bisa menembus dimensi untuk siap dengan segala tantangan. Apakah kamu mampu untuk semua itu ? Bukankah jawabannya hanya simpel ? "Bagaimana kita bisa tahu kalau sampai sini saja kita takut untuk mencobanya ?" Yeah, are you ready ?
 
Dengan sebutan baru, dengan cara yang baru, dengan nama yang baru, dengan kehidupan yang baru. Baru bukan berarti semuanya harus diganti, tapi bagaimana kita menyamakan langkah untuk saling menjaga keseimbangan agar kita tetap bisa berjalan. Berjalan untuk saling menguatkan hingga akhirnya nanti kita mampu menjadi untuk karena saling menyempurnakan. Dan ini awal dari segala awal, jangan pernah mundur dengan apa yang sudah kita mulai jika memang ini kita menyebutnya dengan takdir.

Selasa, 10 Mei 2016

S.I.N.G.G.A.H

Singgah. Ketika kamu mendengar satu kata itu apa yang terpikirkan dalam benakmu ? Sesaat, lalu pergi. Bukankah seperti itu kita mengeneralkan ? Tapi apakah dalam persinggahan itu orang akan mampuu menangkap apa artinya kehadiran dan kepergian. Karena sesungguhnya dua hal itu akan selalu berdampingan. Ketika ada kehadiran kita harus mampu menghadapi apa itu yang dinamakan dengan kepergian.
 
Tetang kepergian. Kita melepaskan apa yang berjalan menjauh dari hidup kita, ada harap bahwa yang pergi akan kembali, walau nyatanya banyak yang pergi namun lupa jalan untuk kembali, atau memang dia menghilang ? Bahkan sama halnya dengan hidup ini. Kita hadir didunia ini hanya tempat untuk bersinggah, menjalankan peran kita masing-masing, aku menjadi aku dan kamu tetap menjadi kamu, kita tidak akan pernah bisa bertukar poisis untuk menjadi yang seperti kita inginkan. Inilah kita dengan segala lebih dan kurangnya. Mungkin kamu ingin menjadi seperti ratu yang kerika menginginkan apapun dalam sekejap mata pelayanmu dapat menyediakannya bagimu. Tapi apa kamu tahu banyak tanggungjawab yang dibebankan oleh ratu itu, entah dia harus menjaga perilaku mereka ataupun tutur kata mereka. Semuadah itu kita melihat kenyamanan yang dimiliki orang dengan kasat mata, tapi terkadang kita terlalu menutup mata untuk apa yang sebenarnya terjadi dibalik itu.
 
Tentang kehadiran. Jangan cepat berbungah hati ketika apa yang kamu harapkan dan kamu rindukan ada di depan mata kmau saat ini. Jangan terlalu menggenggam segalanya dengan erat, berikan saja mereka ruang untuk lebih menghargai keberadaannya untukmu. Tentang bagaimana harus emnyelarasakan keberadaannya dengan langkah dan harapanmu. Llau bagaimana jika yang datang itu tidak seperti ekspektasi kita ? Menyesalkah, kecewakan, ingin memberontakkah ? Yah, kita tidak pernah bisa meminta kepada langit untuk datangnya hujan rintik-rintik, atau bahkan badai sekalipun. Semuanya sudah seperti apa adanya. Kalau kata salah satu sahabat lama, kunfayakun, yang terjadi terjadilah. Dan pada akhirnya manusia hanya bisa menerimanya dan menjalaninya.
 
Singgah. Nikmati apa yang sedang singgah dihidupmu. Rasakan saja bahwa ini adalah momen terindah yang diberikan untuk fase kehidupanmu. Mungkin di fase kehidupan ini kamu menemukan sebuah kenyamanan, tapi kamu harus berisap bahwa ini hanyalah persinggahan saja, waluapun pada akhirnya nanti kamu akan menetap, jadikan itu caramu untuk tetap berproses menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi, dan pastinya lebih bisa menerima. Bahwa inilah ritme kehidupan dan tidak ada yang perlu dikeluhkan.

Senin, 04 April 2016

CHOICE

Pilihan itu tidak mudah. Siapa bilang mudah, namun bukan berarti tidak bisa. Ini hanya membutuhkan sebuah keberanian untuk menjalani apa yang sudah menjadi keputusan akan sebuah pilihan itu sendiri. Pilihan selalu ada pro ddan kontra. Right ? Kalau pilihan tidak ada pro dan kontra akan sangatlah mudah orang menjalaninya, hingga tanpa takut akan resikonya, semua sepertinya akan berjalan mulus.
 
Ketika kamu dihadapkan oleh banyak pilihan, kamu ditantang untuk melampaui keterbatasan dari dirimu sendiri. Mungkin banyak orang alah imaji yang tidak berani mengambil resiko, dia hanya akan berkutat di zona nyamannya tanpa harus disibukkan dengan rasa penasaran akan pilihan-pilihan lain.
 
Tapi bagaimana dengan sebuah pilihan yang datang unpredictable dan semuanya seperti sebuah kejutan ? Yak, mungkin ini adalah saat kamu dituntut untuk lebih mendewasakan cara pemikiranmu untuk lebih memahami bahwa segala sesuatunya tidak selalu seperti apa yang kita bayangkan. Akan ada saat-saat dimana kamu harus merasa takut, ragu, gentar ataupun semacamnya. Dengan bayangan-bayangan akan resiko yang terjadi didepan nanti. Tapi bagaimana bisa kamu hanya berkutat dengan perkiraanmu saja tanpa mau mencoba menjalaninya. Sudah, buang saja semua keraguan itu. Yakini saja bahwa setiap fase kehidupan akan ada rasanya masing-masing dan yang pasti akan sellau dihadapkan dengan banyak pilihan.
 
Bagaimana dengan komentar mereka ? Lalu apa peduli mereka dengan hidupmu ? Toh mereka hanya berkomentar dari apa yang kasat mata dari mereka, bahkan mungkin mereka tidak akan menampakkan sumbangsihnya dalam kehidupan nyatamu. Apa yang sudah menjadi jalanmu, jaga saja langkahmu untuk tetap mengikutii track yang sudah tersediakan bagimu. Masa bodoh saja dengan apa yang mereka gunjingkan. Toh kamu yang menjalaninya, dan kamu yang menentukan arah kakimu akan kamu langkahkan kemana.
 
Takut ? Yak, takut ketika kamu selalu membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang nantinya akan terjadi di depan sana. Tapi bukankah itu adalah imaji yang kamu ciptakan sendiri. Sekali lagi, yakinlah dengan pilihanmu, yakinlah bahwa kamu hanyalah sebagai alat untuk menjalankan segala kehendakNya. Toh, apapun yang kini menjadi jalurmu, itu tidak akan terlepas daris epengamatan Dia. Karena dia akan sellau menuntunmu bahkan ketika kamu tersesatpun kamu akan kembali menemui jalan yang memangs eharunya kamu tempuh, hingga pada akhirnya kamu akan sampai di garis finish.

Rabu, 02 Maret 2016

take a chance

Dari kita kecil kita tidak pernah terlepas dari apa itu yang dinamakan dengan pilihan. Kamu mau permen yang warna merah atau hijau, kamu mau memakai baju kotak-kotak atau polkadot. Kamu memilih jalan lurus atau berbelok. Dan masih banyak hal lain lagi yang kadang membuat kita ragu untuk memilih. Ragu memilih mana yang semestinya untuk kamu. Kamu selalu mencari yang terbaik dari diri kamu itu sudah sewajarnya dan kamu selalu memilih yang ternyaman itu sudah hakikatnya manusia. Tapi bagaimana jadinya jika pilihanmu itu pada kahirnya membawamu pada sebuah kisah yang sepertinya kamu sendiri enggan untuk menjalaninya ? Semacam memilih pekerjaan mungkin.
 
Yah kadang banyak orang yang terjebah dengan istilah coba-coba. Lihat dulu nanti juga bisa kok. Ya kalau kamu mencobanya akan berending menyenangkan, tapi gimana jadinya jika nyatanya kamu hanya terpaksa. Sebagian besar waktumu tersita karena kamu tidak ada pilihan lain.
 
Tidak ada pilihan tanpa konsekuensi, itu sudah pasti adanya. Jika mungkin kamu memilih untuk belok kanan disana mungkin kamu akan bertemud engan laut yang begitu luas dan menyajikan ombak yang begitu dahsyatnya. Tapi jika kamu memilih untuk belok kiri mungkin kamu akan bertemu dengan sebuah gunung yang pemandangan bukitnya begitu indah seperti lukisan tangan sang maestro, tapi kamu tidak akan pernah tahu betapa berlikunya jalanan gunung itu untuk mencapai bukit dengan pemandangan yang indah.
 
Semacam itulah hidup jika kita umpamakan. Kamu yang memilih, kamu yang menentukan dan pada akhirnya kamu yang memutuskan, akan berhenti atau akan terus berjalan. Atau mungkin kita bisa mengibaratkan perjalanan kita ini semacam berjalan di labirin, ada kalanya kamu bisa menemukan jalan keluarmu dan ada kalanya kamu akan terjebak dengan pilihanmu. Sekali lagi disitulah seni dalam memilih.
 
Lalu apa yang pelu menjadi bekal kita untuk selayaknya agar tetap bisa survive ? Yak, bertahan bukan hanya tentang memilih tetapi bagaimana kita bernai melampaui batas kenyamanan kita untuk mengambil kesempatan itu hinggapada akhirnya kita mampu menaklukkan resiko-resiko itu. Coba sebentar saja kamu renungkan apa yang kamu peroleh saat ini ? Bukankah ini adalah salah stau perjalananmu untuk melampaui keterbatasanmu sendiri ? Sungguh betapaluar biasanya kamu. Tapi kenapa kamu jarang untuk melihat kedalam dirimu sendiri betapa hebatnya kamu ? Atau kamu terlampau sibuk melihat hidup orang hingga kamu mengabaikan dirimu sendiri ? Itulah yang akdang menjadi kelemahan kita. Jangan terlalu sibuk melihat kanan kirimu, coba cintai apa yang ada padamu saat ini. Ketika kamu sudah bisa mencintai apa yang ada pada dirimu, kamu akan menemukan betapa berharganya dirimu, hingga ketika ada pilihan datang menghujammu, tidak ada kata lain selain take a chance dan do itu. Kamu akan tahu sampai mana batasmu berlari.

Selasa, 09 Februari 2016

K-O-N-F-L-I-K

Konflik. Ketika mendengar satu kata itu apa yang terlintas dipikiranmu ? Yah, pertentanganb. Pro dan kontra. Sesuatu yang berawal dari sudut pandang yang berbeda, akhirnya saling berbentur dan melahirkan apa itu yang dinamakan dengan konflik.
 
Kadang banyak orang yang ingin menghindar dari apa itu yang dinamakan dengan konflik. Tapi pernahkah kita setidaknya sebentar saja melihat hal itu dari sisi yang berbeda. Yap, bukan ingin terlihat bijaksana ataupun mengurui. Tapi ini seolah memutar balikkan cara pandang untuk mendapatkan poin of view yang berbeda.
 
 
Konflik. Dia ada semacam sebagai sebuah triger untuk membuat kita mengolah diri kita. Mengolah yang seperti apa ? Ingin dijadikan seperti apa diri kita dengan adanya konflik ? Kita mungkin jarang untuk berpikira bahwa konflik ini adalah semacam api untuk menjadikan diri kita lebih matang. Matang dalam cara melihat, bertindak, berpikira dan pada akhirnya mengambil keputusan. Bayangkan saja bagaimana bisa anak SD bisa naik kelas kalau tanpa adanya ujian. Mereka harus belajar rajin untuk mengerti kalau ada hal yang perlu dia korbankan untuk dia bisa naik kelas. Begitu juga dengan kita. Konflik ada untuk cara kita naik kelas. Step by step. Itulah yang kadang terlupakan dari diri kita.
 
Pahami saja konflik yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk apa menggerutu haru seperi ini, haru a bahkan sampai z. Ya itulah cara pendewasaan kita. Cara kita melihat dunia untuk lebih luas lagi. Cara kita untuk mengungkapkan ide lebih banyak lagi. Cara kita melapangkan dada menerima setiap persoalan yang ada. Lihat lebih dekat lagi, bagaimana cara kehidupan menempa kita menjadi manusia-masusia terpilih, hingga pada akhirnya nanti kita mencapai garis finish kita masing-masing. Mungkin aku, kamu atau yang lain akan berbeda titik finishnya, tapi lihatnya ini hanya soal bagaimana kita menerima. Karena seleihnya itu kita hanya diminta untuk percaya bahwa tidak akan ada setiap persoalan yang sia-sia. Hingga mata kita terbuka dan mampu menerimanya dengan anggukan kepala bahwa ini memang caraNya memampukan kita.

Kamis, 04 Februari 2016

argue (?)

Ehmm, entah akan dimulai dari mana. Yang pasti ini semacam tarikan kesimpulan atas apa yang terjadi selama masa vakum.  Masa vakum ? Yap, dari seberapa banyak waktu yang sudah dilalui ada hal-hal yang terkadang mengelitik untuk dikulitin dan dibahas. Tapi ya semacam ingin berdiskusi tentang banyak hal saja.
 
Manusia. Ketika kia berbicara tentang manusia. Akan banyak hal kompleks yang membuat manusia itu menjadi manusia yang super complicated. Uuups, bukan saja masalahnya yang complicated tapi segala sesuatu yang mengiringi perjalanannya. Benar kata orang kalau hidup itu ibarat adventure. Akan ada saat dimana kita diajak berdinamika untuk menguji seberapa tangguh kita memainkan permainan ini. Dari permainan ini terkadang melahirkan sebuah ide-ide atau pemikiran yang akan sangat banyak macam dan ruapanya. Dari yang namanya pro dan kontra.
 
Siapa bilang kalau yang namanya sepasang manusia yang harmonis sekalipun tidak lepas dari yang namanya pro konta ? Yap. Mungkin karena setiap orang tercipta dengan kreasinya masing-masing. Maka dari itu kadang kita amatlah berhak untuk menciptakan asumsi yang mau dan mampu mempengaruhi dunia sekitar kita. Tentang hidup, tentang apapun itu yang akan kita temui sehari-hari.
 
 
Asumsi. Ketika mendengar satu kata ini, apa yang terpikirkan ? Tergantung akan dilihat dari sisi mana. Sisi yang mampu dipahami dan diterima banyak orang atau hanya memandangnya dengan sebelah mata. Yak, kadang terpukau dengan orang-orang yang selalu bisa mengosongkan pikirannya ketika melihat segala sesuatunya. Melihat bahwa semua itu berawal dari putih. Belu  ada bercak dan noda sedikitpun. Akan seperti apa nantinya, itu bagaimana kelanjutan dari proses kita mengambar di kanvas putih pikiran kita itu.
 
Bukan. Bukan berarti menyalahkan orang yang penuh dengan prasangka. Sekali lagi tergantung prasangka apa yang ingin kita ciptakan. Common, kita hidup di dunia yang sangatlah dinamis. Bukan lagi semua benar menurut pendapat dan argumen kita. Tapi mari kita lihat, jika memang ini proses, akui saja bahwa pendapat kita akan banyak berbenturan dengan pendapat-pendapat lain. Nikmati saja, jangan terlalu cepat menarik eksimpulan. Mungkin ada sisi lain yang kia lupa, bahwa itu adalah cara bagaimana mendewasakan pemikiran kita dengan segala dinamika yang ada.