Rabu, 11 Desember 2019

2019

Yeah, akhirnya sudah sampai di penghujung tahun lagi, dan kali ini di tahun 2019. How about 2019 ? Up and down, as always like a rollercoster. But, we did it. Jika dilihat dari history hanya 2 kali menulis tahun ini dengan termasuk satu tulisan ini. Hey, kemana saja selama ini ? Bukankah selama 2019 ini banyak cerita seru yang bisa kita bahas bersama ? Hahaha. Memang benar adanya kalau self-talk itu sangat penting untuk merefleksi diri kita sendiri. Apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini, untuk siapa, bagaimana, dan apa yang nantinya akan kita lakukan ke depannya ? Seperti sebuah big frame setiap tahunnya, tapi yang pasti selalu berharap big frame yang baik-baik saja. Lalu kenapa kita selalu lupa untuk memberi spare ataupun ruang untuk diri kita jika nantinya apa yang sudah kita rencanakan dari awal tidak sesuai dengan ekspektasi kita ? Yap, benar jika ruang itu benar harus kita siapkan supaya jika ada masa dimana rencana-rencana kita bukan skenerio-Nya, kita siap untuk memberi ruang kita untuk jatuh, sedih, berdiam dan menyendiri. Tapi bukan berarti kita harus berhenti disitu, kita tahu apa yang membuat kita sendih dan terdiam, tapi bukankah itu juga menjadi jeda untuk kita berlari lebih kencang lagi dari sebelumnya ? Lebih luas lagi hati dan pikiran kita untuk bisa lebih letting go dari semua yang menjadi bagian cerita hidup kita.

Mari berterimakasih dengan waktu-waktu yang sudah berhasil menemani dan memberi kita cerita-cerita yang begitu unik. Mari berterimakasih dengan orang-orang yang sudah menjadi bagian dari perjalanan kita, pergumulan kita, dan mimpi-mimpi kita. Berterimakasih juga untuk orang-orang yang bisa dikatakan sebagai "TOXIC" untuk kita, karena dari mereka kita belajar untuk mengontorl diri kita, tahu sampai batas mana kadar dan kesabaran kita. Mari berterimakasih pada tempat-tempat yang sudah memberikan waktu utuk kita datangi dan berkenalan dengan mereka. Karena dari tempat-tempat itu kita akan semakin paham, bahwa diluar sana banyak cahaya yang bisa kita temui dari setiap tempatnya. Mari berterimakasih juga untuk semesta yang selalu memberikan ruang untuk kita bertumbuh dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya. Mari berterimakasih dengan setiap hal yanga da dalam hidup kita, baik itu yang kita harapkan dan tidak kita inginkan. Bagi mereka yang come-and-go, bagi mereka yang white-and-black, bagi mereka yang smile-and-sad, dan bagi mereka semua yang membantu melukiskan wana di kanvas cerita kita 2019. Terimakasih sudah membantu menjadikan pribadi kita seperti saat ini untuk tetap berproses menjadi pribadi yang lebih anggun dan elegan lagi untuk masa selanjutnya.




Rabu, 16 Oktober 2019

Back To Basic

Hai long time no see ? How is your life ? Hahaha. Setelah hampir seabad absen dan butuh beberapa jam untuk inget alamat email dan password akhirnya back to basic. Yes, i really love this sentence. BACK TO BASIC. Terkadang kita terlalu sibuk berkutat dengan ambisi untuk mengikuti apa yang sedang jadi kekinian. Untuk bisa lebih dikenal dengan istilah milenial, dan yang tak kalah pentingnya tidak gugur disaat persaingan jaman 4.0. Sangat kekinian bukan ?

Tapi terlepas dari semua itu terkadang kita lupa untuk kembali ke basic kita sebagai seorang pribadi. Lupa untuk kembali mengenal dan bercengkerama dengan diri kita. Siapa kita, dimana kita, dengan siapa kita dan apa mau kita. Itu yang kadang terlupakan disaat kompetisi sedang menjadi-jadi. Entah karena kita terlarut dengan hiruk pikuk kesibukan atau memang sudah tak ingin peduli lagi dengan basic yang seharusnya lebih kita hargai ? Entahlah. Yang ada mari kita duduk sebentar berefleksi dengan diri kita, coba bercengkeraman lebih sederhana lagi. Siapa kita ? Kita terkadang terlalu sibuk menjadi oranglain untuk bisa dipandang dan dikenal. Atau bahkan sampai apa yang kita lakukan adalah "masking" untuk membuat orang terpukau dengan apa yang kita lakukan ? Tidak ada salahnya memang untuk kita kembali ke prinsip personal branding. Tapi pada akhirnya baiknya kamu adalah apa adanya dirimu. Bertutur kata sesederhana kamu ingin dikenal orang, tersenyum semanis kamu ingin dikenang orang. Bukankah sesimple itu ? Ya walaupun bayak yang beralibi bahwa hidup tidak sesimple itu. Tapi terkadang hidup yang kita rumuskan serumit rumus matematika, namun ketika kita kembali ke basic kita, kita akan tersadar betapa sederhananya kita menerima diri kita ada apanya.

Kenapa harus back to basic ? Bukankah itu modal kita untuk lebih tahu apa yang akan kita tuju dan visi apa yang akan menujukkan arah kita ke tujuan kita ? Semuannya kembali sesederhana itu. Memang setiap orang dengan kelebihannya, bukan dengan kekurangannya. Jika yang terbanyak di pelupuk mata kita hanya kekurangannya, yang ada hanya kita akan mengotori pikiran kita dengan segala macam prasangka yang sebenaarnya itu semua hanya kita sendiri yang menciptakannya. Tapi coba kita ubah cara pandang kita. Melihat semuanya dari sisi terangnya, sukannya semuanya akan terlihat lebih jelas dan mudah untuk dipahami ? Dan kitapun tidak akan terjebak dalam pemikiran gelap yang akhirnya hanya akan menimbulkan iri hatti dimana itu lebih akan jadi penyakit lagi.

So, tidak ada salahnya kita bermain analisis tentang dinamika yang ada saat ini. Namun, pada akhirnya harapannya adalah kita menemukan jalan untuk kembali ke basic kita, untuk lebih sesimpel dengan pertanyaan "WHO AM I ?"