Minggu, 29 Juli 2012

Falling in love Vs Broken Heart (?)

“Gimana rasanya jatuh cinta dan patah hati sekaligus ?” Kalau tidak salah ini salah satu tweet yang terbaca oleh saya seperti itu, dan itu diretweet oleh salah seorang teman saya. Dan seketika itu juga saya menjadi langsung tergelitik buat membicarakannya. Ehm, sepertinya seru juga. Gimana tu ya rasanya ? Ah ini pertanyaan klise. Yang jelas dani pasti sakitlah ya, kalau nggak ya nggak jauh-jauh dari kecewa. Maybe begitu. Ini hanya sebuah perkiraan yang belum pasti benarnya juga, tidak bisa divaliditaskan, karena setiap orang punya respons sendiri-sendiri akan hal ini. Sepertinya akan menarik juga kalau dibikin semacam tanya jawab atau mungkin diskusi akan hal ini ? Ah terlalu jauh nglanturnya. Tapi tidak bisa disepelekan juga akan hal satu ini. Oke, saya akan mencoba mendalami peran istilah kerennya roleplay supaya bisa membayangkan dan mungkin bersimpati akan hal dan konflik satu ini. Ini mungkin lebih pada konflik bantin yang mengakibatkan orang yang mengalaminya menjadi seseorang yang tidak bisa bersahabat dengan dirinya sendiri. Karena dalam sekali waktu akan ada pertarungan hebat antara logika dan perasaan. Wuih, sok keren abis ni bahasanya. Tapi ya ini mungkinlah, sekiranya begitu.

 Jatuh cinta. Jatuh cinta ? Pastinya setiap orang amat sangat familiar sekali dengan istilah satu ini. Yang kata orang jatuh cinta itu memabukkan, serasa terbang keawan-awan. Sampai ada tu lagunya Nidji yang “Bila Aku Jatuh Cinta. 

Bila aku jatuh cinta aku mendengar nyanyian seribu dewa dewi cinta mengema dunia Bila aku jatuh cinta aku melihat sang bulan kan datang padaku dan menemani aku Bila aku jatuh cinta

Hahaha. Kalau nggak salah begitu petikan liriknya. Dan nggak heran lagi, mungkin karena saking familiarnya, semakin menjamur aja lagu-lagu yang menggambarkan orang yang sedang jatuh cinta. Oh serasa dunia menjadi taman eden yang penuh dengan bunga-bunga bermekaran dan banyak kupu-kupu. Orang yang sedang kasmaran, begitu ngetrendnya, bisa mengubah apapun menjadi lebih indah. Makan basi sekalipun mungkin menjadi makanan yang ternikmat bagi mereka yang sedang dimabuk cinta. Tapi kira-kira tidak selebay itu sampai perumpamaannya makan makanan basi. Kalau iya begitu berarti rumah sakit laris dong, orang yang jatuh cinta berbanding lurus dengan pasien di rumah sakit. Banyak orang keracunan dan masuk ruma sakit karena memandang dan merasakan apapun menjadi indah dan enak. Ah perumpamaan yang konyol. Bukan jatuh cinta namanya kalau tidak gila. Bukan jatuh cinta namanya kalau masih mengenal logika. Logikanya disimpen dulu di lemari kali ya. Maybe yes maybe no. Orang yang jatuh cinta kebanyakan bisa melakukan apa saja demi membuat pujuaan hatinya terpana dan harus bilang ‘WOW”, mau menjadi orang lain, mau keluar dari kebiasaan demi menjadi apa yang dicari oleh pasangannya. Oh memang sungguh dibuat heran kalau membahas virus yang satu ini. Cinta. Setiap orang punya diskripsi masing-masing dalam menerjemahkan satu kata yang memiliki berjuta-juta arti. Ada yang bilang cinta itu bagai arum manis, diicip-icip dikit-dikit manis tapi kalau kebanyakan malah bikin batuk dan rasanya semakin pahit. Nah lo, gimana tu. Ya udahlah. Ada juga yang mengatakan kalau cinta itu buta. Aduh harus operasi mata dulu dong ya biar bisa melihat lagi. Atau mungkin harus cangkok mata ? kalau cangkok mata jadinya berpaling gitu istilahnya. Atau malah “nikung” gitu istilahnya. Whateverlah apa dikata orang. Nggak bisa nyalahin karena setiap orang punya pendapatnya masing-masing. 

Eitsss. Tapi gara-gara dimabuk cinta, jangan sampai lupa realitas ini. “Orang yang RIGHT TIME belum tentu RIGHT PERSON.” Yap kalau dipikir dan ditimbang-timbang. Ada benarnya juga pepatah ini. Oke kita ambil sempel yang mudah dicerna. Ketika ada seorang cowok panggil saja dia kumbang dan seorang cewek panggil saja dia melati. Nah dalam suatu waktu kumbang habis putus dengan pacar tersayangnya, ya sebut saja mereka sudah pacaran hampir 4 tahunlah. Beuh, jleb. Pasti sakit banget tu berakhir di tengah jalan. Eits, balik lagi. Dan si melati juga barusan saja putus dengan pacarnya yang sudah pacaran 2 tahun. Tapi bedanya si kumbang menjomblonya sudah cukup lama, sudah sempat juga berkelana kesana kemari mencari pelabuhan, eh tapi nggak nyangkut juga. Dan pada akhirnya dia bertemu dengan melati yang notabenya ternyata sudah kenal lama dengan kumbang. Nah karena awalnya cuma iseng ngobrol eh jadinya kedekatan mereka jadi keterusan tu. Beuuh nggak salah lagi kumbang menjadi bersemangat lagi memasang strategi dan apa saja buat menarik perhatian melati. Nah mereka nyambung, jalan kesana kemari bareng-bareng. Kalau boleh dikata tinggal peresmian aja tu. Tapi ya namanya orang pastinya mikirnya seribu langkah kedepan sebelum melangkah. Kumbang berusaha menjadi apa yang dicari oleh melati. Dulu yang tidak ada di mantannya melati, kumbang berusaha menjadi sosok yang menutupi itu. Si kumbang prinsipnya jalani saja, tapi dari sorot matanya dia bersemangat sekali. Udah kayak pejuang yang akan berjuang kemedan perang dengan pertaruhan nyawa sampai titik darah penghabisan. Tidak bisa disalahkan juga, jomblo the spirit of freedom. Mau tembar jaring sana sini ya maklum saja. Antara kumbang dan melati sudah saling terbuka satu sama lain akan cerita mereka masing-masing di masa lalu. Kumbang beralibi, “ ketika ada seseorang yang abis putus dan dia menemukan orang lain yang bisa membuatnya nyaman dan melupakan mantannya, mungkin itu yang membuat kemungkinan mereka akan jadian. Apalagi orang baru itu bisa mereplace dan menjadi apa yang orang itu cari dan tidak ditemukan dimantannya. Udah kemungkinan besar akan ada jalan untuk kesanannya. Nah pertanyaannya, bukankah ini hanya akan menjadi pelarian satu sama lain dan sekedar proving kalau mereka bisa lebih ? Apa benar itu adalah sebuah jawaban yang kumbang cari setelah lama dia mencari ? 

Cerita tadi hanya sebuah perumpamaan saja, fiksi belaka, jika terjadi kesamaan mohon maaf. Soalnya umumnya begitu. Hihihi. Oke lanjut. Seperti yang tertulis tadi. Orang yang right time belum tentu right person. Kebanyakan dari kita bahakan kita semua mencarinya yang RIGHT TIME, RIGHT PERSON, AND RIGHT PLACE. Tidak munafik lagi kalau soal yang satu ini. Namun tidak bisa menyalahkan juga kalau memang begitu yang harus dilalui untuk mendapatkan apa yang dicari. Karena kita harus menyadari kalau jalan setiap orang itu berbeda-beda. Ini semua kembali lagi pada pribadi yang menjalani. 

Tapiiiiiiiii, kalau nyatanya yang terjadi tidak sama apa yang dibayangkan bagaimana ? patah hati. Ini bahasan kita selanjutnya. Patah hati bisa di katakan kebalikan 180 derajat dari apa yang dirasakan orang yang patah hati. Dunia serasa mau runtuh. Mau ngapa-ngapain males. Ah pasti hidup aja sampai sudah tidak berselera. Taukah kita ? Yang sejatinya membuat sakit hati itu karena harapan kita sendiri, ekspektasi kita yang terlalu berlebihan dan ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan harapan. Seperti terlempar dari langit ke tujuh. Dlebuk ! Dubrak ! sampai mati rasa mungkin. Sakit men. 

Ya jatuh cinta sama patah hati itu berbalik 180 derajat. Tapi apa jadinya kalau jatuh cinta dan patah hati terjadi dalam sekali waktu ? JLEGER ! Akan terjadi perang antara logika sama perasaan. Perasaannya bilang iya namun logikanya masih terlalu waras buat bilang tidak. Ini sungguh menyakitkan pastinya. Konflik batin itu lebih melelahkan dan menguras emosi dibandingkan konflik dengan orang lain misalnya adu mulut hanya menghabiskan tenaga. Nah kalau konflik batin ? Pastinya ngapa-ngapain tidak enak. Dan bawaannya ingin mengakhiri semuanya dengan menghilangs aja. Seperti sebuah lingkaran yang berputar disitu saja dan tidak ada pangkalnya. Bagaimana tidak, disatu sisi ada hati kita yang membujuk kita merasakan indahnya jatuh cinta namun di sisi hati yang lain mengajak kita berpikir realistis dan mimikirkan ketidakmungkinan yang hanya akan menyiksa. Hanya mencari penyakit. Penyakit yang mungkin mematikan. Tapi mungkin memang benar, melogikakan apa yang kata orang tidak ada logika sungguh melelahkan dan menguras pikiran bahkan apa saja. Hidup itu pilihan. Beitu juga masalah. Kalau kita memilih apa yang terjadi di depan kita sebagai masalah, maka jadilah masalah. Begitu juga sebaliknya, kalau kita memilih untuk membiarkannya terjadi yasudah kita tidak akan pernah merasakan itu sebuah masalah. Begitu juga sakit hati. Pikiran jelek dan apapun itu yang bertentangan dengan diri kita sejatinya bisa dilawan. Kuncinya berpikir REALISTIS. Mencari banyak alasan mengapa kita bisa bilang tidak untuk apa yang kita juga kita bilang iya. Tidak bisa disangkal kalau merasakan jatuh cinta dan sakit hati sekaligus, karena mungkin ini juga banyak terjadi disekitar kita. Menyadari realitas yang terjadi mungkin lebih bisa melogikkan perasaan. Contoh jatuh cinta dan sakit hati sekaligus, ketika kita suka sama orang ternyata orang itu sudah punya pacar, atau mungkin terbentur perbedaan, atau mungkin banyak hal-hal lain yang membuat mereka harus meng-PUSH perasaan mereka. Ada sebuah buku yang menuliskan seperti ini “ Buat apa aku harus menjadi orang tolol yang memanjakan perasaan yang jelas-jelas salah dan tidak mungkin.” Wuih dalem juga ya bo. Tapi mungkin setiap orang punya bentengnya masing-masing untuk membatasi perasaannya. Kepada siapa dan bagaimana ia akan berproses selanjutnya. Intinya, tetap buka mata. Perasaan dan logika harus kita mainkan, bukan hanya mengikuti perasaan sesaat yang hanya membawa sesaat. Kita yang tahu apa yang kita mau, hanya kita yang tahu apa yang kita cari, begitu juga hanya kita yang tahu sampai mana perasaan itu bisa bersingkron dengan logika kita. Hidup ini bagai roller coaster, nikamti saja naik turunnya biar kita bisa tahu ritme dalam hidup ini dan bisa menyadari akan realitas itu sehingga kita lebih bisa menikmatinya bukan mengeluhkannya. Tapi mau dikatakan apa lagi. Jika memang iya, sadari dan akui terlebih dulu apa yang yang dikatakan oleh perasaan, jika kita tahu apa yang terjadi, cari satu persatu alasan kenapa kita tidak bisa memanjakan perasaan, dan untuk selanjutnya serahkan saja pada Tuhan apa yang terjadi nanti itu yang terbaik untuk kita. Sesuatu yang kita ingini belum tentu terbaik untuk kita. 

“Kalau kamu punya seribu alasan untuk melogikakan sesuatu, apakah kamu punya satu alasan untuk merasakan sesuatu ?” 

Semoga bermanfaat :D 

Kamis, 26 Juli 2012

MARAH

Marah mirip dengan depresi dalam arti emosi ini muncul dari adanya rasa hilang daya atau kendali selama beberapa saat. Akan tetapi, alih-alih, atau selain, dikuasai oleh pasifitas depresi, dan alih-alih secara konstruktif mengatasi presepsi-presepsi ini ketika muncul, situasi dibiarkan mereda sampai akhirnya dihancurkan oleh rasa murka. Tntu saja karena Anda-lah yang terjebak dalam kemarahan, Anda jugalah yang akan merasakan akibat-akibat kemarahan tersebut yang merusak kesehatan Anda sendiri, memperbesar gesekan atau tekanan dalam relasi yang Anda jalin, dan menutup pintusolusi atas masalah sebenarnya. Ironi yang menyedihkan tentang rasa marah adalah bahwa rasa marah selalu diungkapkan dalam usaha memperbaiki atau membenahi suatu masalah, tapi ungkapan semacam itu justru berakibat sebaliknya. 

Rasa marah memperburuk masalah yang Anda hadapi, siapapun yang Anda marahi, dan relasi antar Anda semua. Lalu, karena destruktif, rasa marah perlu diatasi, bukan ditekan. Rasa marah yang ditekan hanya akan kembali muncul, dan setiap kali muncul kembali akan semakin besar karena terus menerus ditekan. Alternatifnya, dengan menyelami perasaan di tengah rasa marah semacam itu, Anda dapat mulai memahaminya. Jika marah terhadap orang lain dan tidak mungkin menghindari pertemuan dengannya, cobalah mulai dengan memahami bahwa yang bersangkutan sudah berbuat sebaik-baiknya, tak peduli sebaik-baiknya menurut dia mungkin sebaliknya menurut Anda. Mungkin yang bersangkutan sedang dalam proses evolusi spiritual. 

Sadari bahwa Anda-lah sember kemarahan Anda itu, bukan orang lain atas kejadian-kejadian dalam kehidupan Anda. Mereka seperti itu samapai Anda datang dan menghakimi atas dasar keyakinan Anda sendiri; saat itulah emosi terpantik. Tanpa Anda, rasa marah tidak akan ada-minimal bukan kemarahan Anda. Lalu, meski Anda merasa punya alasan atas apa yang Anda rasakan, apa manfaatnya bagi Anda jika Anda masih tetap marah ? Sebaliknya, oleh pikiran, keyakinan, dan presepsi Anda untuk menghindari ekspresi serta, sama pentingnya, penekanan rasa marah. 

Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 72-73.

KETAKUTAN

Takut adalah emosi yang membikin ngeri, tapi jangan hanya merasakannya-gunakan ! Setiap emosi tidak menyenangkan yang Anda punya meneriakkan peringatan bahwa Anda memiliki keyakinan yang membatasi atau pemahaman yang keliru, dan rasa takut tidak ada bedanya. Saya akan ceritakan pengalaman pribadi terkait rasa takut semacam itu yang dulu sering saya alami. 

Seumur hidup, saya sudah terbang ratusan ribu mil menggunakan berbagai maskapai penerbangan dan tipe pesawat yang ada. Akan tetapi, sekitar lima belas tahun yang lalu, ketika terbang melintasi Amerika Serikat, saya melihat kebawah lewat jendela tujuh mil di atas permukaan tanah dan tiba-tiba merasakan semacam ketakutan yang tidak pernah saya alami. Ketakutan setengah mati. Sepertinya setiap sel di tubuh saya menggetarkan rasa takut-ketakutan luar biasa, ketakutan yang Anda akan berusaha hindari dengan cara apapun. Rasa takut itu entah dari mana datangnya dan merobek-robek saya. Belum pernah sekalipun saya takut ketinggian, jadi perasaan-perasaan seperti ini benar-benar membuat saya shock. 

Yah, ketakutan semacam itu mencul secapa sporadis pada hampir semua penerbangan yang saya lakukan selama tujuh atau delapan tahun berikutnya, dan karena ketakutan tersebut tampaknya tidak rasional bagi saya, saya tidak dapat menemukan keyakinan membatasi atau kesalahpahaman yang menimbulkannya. Sebaliknya, setiap kali hal itu terjadi (dan diantara penerbangan), saya menyibukkan diri dengan ribuan alasan (keyakinan) mengapa saya tidak perlu takut, termasuk statistik keamanan penerbangan, fakta bahwa sebagai mahkluk spiritual saya tidak dapat dihancurkan, bahwa yang namanya kecelakaan itu semacam itulah-dan akhirnya setelah dengan sengaja serta secara teratur membiasakan diri melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan memaksa saya sendiri untuk tetap terbang ketika ada pilihan, rasa takut secara perlahan mereda. Rasanya seperti rasa takut tersebut tinggal disalah satu kamar rumah megah saya, dan saya tahu dimana kamar tersebut serta mengembangkan kemampuan untuk menghindarinya. Lalu, meski belum tahu bagaimana kamar seperti itu sampai ada di sana. Saya tahu sebaiknya saya melewatinya saja, dan berkat tindakan seperti itu, saya mampu menanamkan ke dalam diri saya sendiri serta dunia yang saya tinggali yang selama ini jelas lepas dari pengamatan saya. 

Tentu saja, tidak semua ketakutan begitu jelas. Takut gagal, kecewa, terluka, atau tidak disukai, misalnya, adalah ketakutan yang sama sekali tidak kasatmata sampai Anda diuji. Kemudian, jleger ! Anda sadar ada masalah ! Akan tetapi, setelah ujian, Anda siap bertumbuh, yang hanya mungkin terjadi dengan menghadapi serta mengalahkan ketakutan Anda dan, ketika memungkinkan, mengikuti ketakutan tersebut sampai pada keyakinan membatasi yang menghasilkan presepsikeliru semacam itu. Seperti yang saya lakukan dengan perasaan takut terbang, saya menggunakan pendekatan GILING DAN CAIRKAN untuk mengalahkan keyakinan yang membatasi, membuang keyakinan tak kasatmata tyang melahirkan rasa takut dengan memahami dan bertindak atas dasar kebenaran lain tentang kondisi serta realitas saya. Selain itu, saya tidak pernah berhasil menemukan keyakinan membatasi apa yang menciptakan rasa takut terbang yang saya alami, yang pesannya adalah bahwa mencari biang kerok sungguh tidak perlu ketika datang saat untuk bergerak maju dan melewatinya. Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 70-71.

Ketakutan Dan Perasaan Yang Dalam ( DEPRESI )

Tulisan terbaik tentang depresi saya temukan dalam salah satu edisi Seth karya Jane Roberts ; secara sederhana, depresi adalah hasil dari perasaan tanpa daya-tak berdaya untuk mengubah keadaan Anda, dan perasaan terjebak oleh kehidupan Anda. Jika ini yang Anda alami, menghadapi atau mengakuinya adalah langkah pertama. Kemudian, mulailah menyadari bahwa Anda, tentu saja, berdaya. Anda hanya baru saja kehilangan momentum. Seperti mengendarai sepeda; Anda harus selalu bergerak untuk mempertahankan keseimbangan. Saya tahu hal itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, khususnya dibawah kondisi yang penuh tekanan atau kesulitan, jadi nasihat terbaik dari saya adalah mulailah melangkah-paksakan perubahan dalam bidang-bidang kehidupan yang paling bermasalah. Jika Anda merasa kesepian, pergilah ke mall (atau tempat manapun), dan tebar senyum serta cari wajah-wajah ramah. Tidak harus berbicara kepada seseorang, cukup pergi saja-bergerak. 

Jika sedih karena sesuatu, setelah proses penyembuhan pertama yang mungkin mengharuskan Anda meluangkan waktu sendirian selama beberapa saat, mulailah mendorong diri Anda untukk berfokus pada hal lain : pergi ke tempat-tempat baru, coba hal-hal baru, naiki sepeda Anda dan kayuh. Meski mungkin terlihat sulit awalnya, bertahan dalam kesedihan atau rasa sakit yang Anda rasakan sama sekali tidak lebih mudah. Hanya dengan melakukan sesuatu Anda dapat meredakan emosi-emosi semacam itu. SELALU LAKUKAN APA YANG DAPAT ANDA LAKUKAN. Anda mungkin tidak bertemu seseorang di pusat pembelanjaan, tapi dalam perjalanan mungkin melihat baliho iklan yang menarik bagi Anda (inilah salah satu contoh temuan tidak sengaja yang hanya dapat diperoleh dengan bertindak). Dengan menyibukkan diri, mungkin dengan mengunjungi sahabat lama atau melakukan olahraga atau permainan yang dulu Anda nikmati, Anda dapat memperoleh teman dan pengalaman baru yang saat ini tidak pernah terbayang. Yang paling baik, ketika melakukan apa yang Anda dapat, Anda membuka diri Anda untuk semua pikiran indah lain yang sedang berusaha merangsek ke dalam kehidupan Anda sebagai perwujudan-perwujudan baru. Nah, pikiran-pikiran semacam ini, tidak dapat melakukannya jika akan dapat melakukannya jika Anda tidak dapat dijangkau-di rumah menunggu keajaiban. Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 71-72

RELASI (?)

Ehm, banyak dari kita yang masih “sediri” selalu berpikir yang tidak-tidak akan kesendirian kita. Karena lingkungan yang secara tidak langsung menuntut kita untuk segera memiliki pasanganlah, atau mungkin faktor lainnya yang membuat kita ingin segera mengakhiri kesendirian kita. Hahaha. Oke kali ini, saya akan berbagi tentang apa yang saya baca dari buku Infinite Posibilitis. Sebelum kita bertanya-tanya dan berandai-andai untuk segera mencari pendamping, mungkin ini bisa kita pertimbangkan terlebih dahulu. Ada lima pikiran yang di sampaikan oleh Mike Dooley, namun hanya beberapa yang ingin saya share ke yang lain. Yang sekiranya bahasanya tidak tingkat tinggi dan bisa bikin kita tahu. Aatau mungkin saja bagi yang sudah punya pasangan bisa semakin tahu bagaimana menjalin relasi yang lebih baik lagi bukan hanya itu untuk lebih mengelola dan menghargai relasi yang Anda miliki saat ini juga.. Ya bukannya apa-apa, tapi setidaknya kita tahu bagaimananya dahulu. Cekidot.

 1. HORMATI DIRI ANDA DIANTARA RELASI 

Hal penting pertama dalam menjalin relasi sebenarnya adalah tentang ketika Anda tidak sedang terlibat dalam relasi ! Menurut saya, salah satu hal yang palingmenyedihkan dalam kehidupan adalah ketika saya melihat orang lain berusaha keras agar dapat diterima, tanpa peduli bahwa integritas mereka sedang dipertaruhkan. Terlampau sering, dalam pengalaman saya, sepertinya masyarakatdan kebudayaan kita beroperasi dibawah pandangan yang salah bahwa orang harus, idealnya, terlibat dalam relasi asmara. Harapan budaya ini tidak peduli apakah orang ini siap atau menginginkan atau tidak, tapi menyatakan bahwa pada umumnya orang “harus’ memiliki kekasih. Tentu saja artinya jika tidak punya pacar, ada sesuatu yang “salah” dengan Anda, dan Anda tidak akan pernah sebahagia jika punya kekasih. Saya tidak mengatakan bahwa persahabatan tidak alami, ataupun membantah bahwa menikmati waktu bersama orang terkasih dapat meningkatkan kualitas pengalaman apapun. Akan tetapi pandangan umum seperti ini dapat terasa menyakitkan bagi mereka yang sedang sendiri, dan menambah kesuilitan mereka di antara kita, yang, sayangnya, terpengaruh oleh keyakinan umum, menemukan kebahagiaan tanpa orang lain. Orang itu beraneka ragam, dan yang benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Entah Anda sendiri atau sedang terlibat dalam relasi, kehidupan memberi Anda peluang untuk tumbuh, bertualang, dan menemukan diri sendiri yang tidak didapat oleh mereka yang saat ini sedang terlibat dalam relasi. Nimati waktu seperti ini. Gunakan. Hargai setiap momen tanpa mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan.

 2. UKUR RELASI ANDA YANG SUDAH TERJALIN Seringnya, relasi cenderung diukur BERAPA LAMA RELASI TERSEBUT BERLANGSUNG, bukan SEBERAPA BESAR CINTA ATAU KESENANGAN YANG DIALAMI. Ada keyakinan bahwa relasi yang “hebat” tak lekang oleh waktu. Sejak kapan jam atau kalender menjadi unit pengukur cinta, pertumbuhan emosi, atau kebahagiaan ? Yang penting KUALITAS BUKAN KUANTITAS. Saya tidak mengatakan Anda tidak mungkin menjalin relasi berkualitas yang juga awet seumur hidup, ataupun mengatakan bahwa permusushan dalam relasi selalu berakhir dengan perpisahan. Akan tetapi, dua patokan ini-kuantitas dan kualitas-umumnya jarang sekali punya kesamaan, itu pun kalau ada. Yang penting dalam relasi adalah relasi harus menjadi pengalaman yang memuaskan dan bermakna sebagai proses belajar ataupun memperoleh kebahagiaan.

 3. KETAHUI MOTIVASI ANDA. Menjalin relasi ketika Anda tidak siapatau karena alasan yang salah dapat menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan sedari awal. Lita punya kewajiban terhadap diri sendiri untuk memahami apa yang memotivasi kita, dan kewajiban tersebut juga mencakup pasangan kita. Apakah motivasi kita menjalani hidup ketakutan atau gairah bertualang ? Apakah kita menginginkan relasi supaya dapat bersembunyiseumur hidup atau menyatu dengannya ? Nah, pertanyaan yang paling jamak apakah relasi dimaksud untuk menambah atau menciptakan kebahagiaan kita ? 
Relasi tidak dapat membuat Anda bahagia; relasi hanya memperkuat apa yang Anda sudah rasakan tentang diri dan kehidupan Anda. Orang lain itu ibarat cermin: merefleksikan sikap Anda terhadap kehidupan dan diri Anda sendiri kepada Anda. Orang yang pada dasarnya sudah bahagia kemungkinan akan semakin bahagia ketika memasuki relasi, dan orang yang sejak awal tidak bahagia kemungkinan besar akan makin tidak bahagia ketika memasuki relasi.
 Apa yang sebenarnya dicerminkan ? Bukan prilaku Anda, penampilan Anda, atau ekspresi luar Anda, tapi keyakinan dan presepsi Anda atas diri sendiri. Sering, inilah yang terjadi pada orang dengan rasa percaya diri rendah yang semakin merasa tersiksa dalam relasi intim mereka. Mereka menganggap diri mereka cacat, tidak layak dicintai dan dihargai, atau bahkan pantas dihukum, dan pikiran-pikiran ini tidak hanya diambil oleh orang lain, tapi, tergantung kecenderungan mereka, bahkan diekspresikan, mungkin, dalam bentuk siksaan. Tentu saja, masalahnya disini lebih rumit, tapi, intinya adalah apa yang Anda bawa ke dalam relasi adalah apa yang Anda peroleh darinya, entah itu kebahagiaan, kesedihan, ataupun keraguan terhadap diri sendiri. 
Begitu juga, adalah sia-sia dan biasanya menipu diri sendiri memasuki atau bertahan dalam relasi dengan keyakinan bahwa relasi semacam itu akan membuat orang lain bahagia. Seberapa seringkah Anda mendengar orang berkata, “ Aku hanya ingin membuatmu bahagia”? Terlalu sering! Tidak seorangpun menjalin relasi, atau berpura-pura, untuk membuat orang lain bahagia. Pernyataan semacam ini biasanya menyiratkan rasa tidak bahagia mereka sendiri, biasanyya dalam relasi yang mereka jalin. Tujuan pertama Anda, bagi kebabaikan Anda sendiri dan relasi Anda, haruslah memastikan Anda benar-benar bahagia. Ketika Anda bahagia dan kebahagiaan menjadi motivator Anda, yang lain akan beres dengan sendirinya, dan biasanya, meski tidak selalu, yang paling merasa berbahagia adalah orang-orang disekitar Anda. 


Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 221-223.

Kebencian

Benci adalah cinta yang mundur, yang artinya andai tidak ada cinta, tidak mungkin ada benci. Kebencian antara sesama orang asing bukanlah kebencian, melainkan rasa takut atau marah. Akan tetapi, kebencian antara mantan sahabat adalah refleksi cinta emosional bersyarat, dan besar kemungkinan syarat yang tidak dipenuhi tersebut adalah balasan cinta. Ingat kita berbicara tentang presepsi, dan mempresepsikan cinta tak terbalas tidak selalu berarti bahwa cinta tersebut memang tidak terbalas. 

Agar benci ada, harus ada aturan atau syarat yang Anda anggap atau yakini tidak dipenuhi. Dengan memahami rasa sakit yang Anda rasakan dari kebencian Anda, Anda dapat melacak sebab kesalahan presepsi tersebut. Apakah Anda merasa kebahagiaan Anda ditentukan oleh orang lain ? Jika ya, ingat bahwa kebahagiaan adalah produk preseps, dan Anda sendirilah yang mengendalikan presepsi Anda. Apakah Anda merasa dilanggar ? Pelanggaran seperti tantangan : Anda mengalaminya hanya ketika pikiran atau kesalahpahaman. Anda menyeret Anda ke tempat pemelajaran yang lebih tinggi dapat terjadi. Pikiran-pikiran semacam itu, ditambah semua pikiran Anda lainnya, menghasilkan kondisi yang sempurna bagi pelatihan Anda. Hanya karena Anda tidak bisa melihat hal-hal positif di balik kondisi yang mungkin terlihat kejam semacam itu bukan berarti tujuan pribadi Anda yang lebih dalam tidak terpenuhi atau bahwa Anda tidak mencari pelajaran. Sulit sekali melihatt kesempurnaan semacam itu ketika kita merasa dilanggar, tapi dengan memahami bahwa kecelakaan dan kebetulan itu tidak ada (atau, seperti pertanyaan yang saya ajukan kepada teman saya yang religius, “ Apakah menurut Anda Tuhan melakukan kesalahan ?”), kita mulai mengerti bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu sebab-sebab-sebab yang sangat erat kaitannya dengan kita-dan menerima hal ini menyembuhkan rasa sakit. 

BENCI ADALAH CINTA YANG MUNDUR. 

Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 69.

Cinta Manusia

Cinta manusia itu indah, tapi hampir selalu berlandaskan emosi, yang artinya bersyarat-atas dasar keyakninan dan presepsi- sehingga menjadi sesuatu yang dapat diberikan serta diterima. Sayangnya, cinta manusia sering dijalin dengan konflik, harapan, dan cita-cita. Cinta manusia sering berumur pendek, terasa hanya ketika kondisi tertentu terpenuhi atau ketika beberapa aturan pribadi dipatuhi, tergantung persetujuan, rasa hormat, ke-saling-an, atau persahabatan. Jarang sekali, bahkan tidak ada sama sekali, cinta manusia yang benar-benar tanpa syarat.

 Cinta manusia menjadi seperti ini karena kita menganggap ilusi kita lebih nyata dari realitas yang melahirkan, jadi cinta dilandaskan atas materi dan kondisi waktu serta ruang, bukan atas jiwa, jika kita dapat melihat dan masuk ke cinta yang abadi, penuh kasih, menginspirasi, memaafkan, tak pernah menyerah, benar-benar tanpa syarat, serta yang pasti tidak berlandaskan emosi. 

Segi positif cinta manusia, selain keindahannya yang begitu nyata, adalah banyaknya pelajaran yang dapat dipetik darinya, dan ketika menimbulkan luka artinya Anda benar-benar mendapat pelajaran yang sungguh bernilai. Cinta hanya akan menyakitkan ketika Anda menggenggam keyakinanyang memberi Anda prespektif terbatas atas diri dan realitas Anda sendiri. Nah, besar kemungkinan inilah presepsi keliru yang selama ini selalu ada dalam kehidupan Anda, tapi tersaru oleh berbagai keadaan, termasuk, yang paling hangat, relasi yang Anda jalani sebelum cinta mulai “menimbulkan rasa sakit”. 

Akan tetapi, tantangan-tantangan menyakitkan dalam kehidupan tidak muncul begitu saja; tantangan-tantangan seperti ini datang ketika Anda siap. Jadi, jangan menganggap rasa sakit sebagai sebuah kemalangan, melainkan sebagai pertanda saat untuk tumbuh dan maju ke pemahaman yang lebih besar atas diri Anda sendiri serta kehidupan Anda. Gunakan rasa sakit untuk mengetahui apa saja keyakinan yang membatasi Anda itu. Dengan cara ini, berkatnya adalah Anda diundang menghapus rasa sakit dengan mencari dan menemukan kebenaran yang lebih besar tentang realitas Anda, termasuk kebenaran tentang kemuliaan abadi Anda, dengan demikian melindungi Anda dari segala kesalahpahaman serta kemungkinan mendapatkan rasa sakit akibat sebab yang sama di masa yang akan datang. Apakah Anda merasa ditolak dan tidak berhak atas cinta ? Kok bisa sudah sejak lahir Anda dimandikan dengan cinta sebagai anak Sang Semesta, buah dari Yang Esa itu sendiri. 

Apakah Anda merasa harus mulai dari awal ketika relasi yang Anda jalin hancur ? Tidak ada salahnya memulai lagi dari awal. Kita melakukannya setiap hari, bahkan ketika sedang terlibat dalam suatu relasi. Orang selalu berubah serta berbenah, dan relasi itu tidak pernah sama hari ini, setahun, dan bahkan sebulan yang lalu. Apakah Anda merasa sendirian melawan dunia ? Kok bisa begitu ketika milyaran orang lain, di sini dan sekarang, menjalin petualangan yang sama dengan Anda, belum termasuk Semesta yang salah satu bagiannya Anda ? Rasa sakit adalah pepan petunjuk terjadinya kesalahpahaman, tapi rasa sakit juga melahirkan pemahaman baru. Membiasakan rasa sakit masuk ke kehidupan Anda sama pentingnya dengan memberikan jalan untuk terus. Nah, ketika rasa sakit muncul, bahkan meski Anda tidak merasa tercerahkan oleh penderitaan yang Anda alami, Anda sudah akan beberapa langkah di depan tanpa Anda sadari. Anda akan lebih siap menerima kebahagiaan yang lebih besar kelak, akhirnya memehami misteri nurani Anda.

 Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 67-68.

Filosofi DAUN

Bahagia, sedih, kehilangan, cinta, pengkhianatan, berbagi, ikhlas. Dan masih banyak lagi. Itu tadi hanyalah segelintir rasa dan warna dalam perjalanan ini. Masih banyak hal lain yang menjadikannya lebih kompleks dan beranekaragam dan beranekarasa lagi. 

Dalam sebuah ‘program kerja’ yang sejak awal disusunNya untuk kita itu pastinya sudah disetting sedemikian hingga untuk menjadikan kita sejalan dengan apa yang telah dituliskan untuk kita. Apa yang kita inginkan kadang belum tentu baik untuk kita. Jadi banyak hal yang masih belum kita mengerti akan rahasia semesta untuk kita. Yang kita tahu enak, enak dan enaknya saja. Bejalan dengan apa yang kita inginkan dan selalu berada dalam zona nyaman yang kita mau. Namun bukan itu sejatinya. Ini sebuah petualangan. Adventure. Yang kita dari awal tidak tahu dari mana memulainya dan nanti dimana akan mengakhirinya. Namun janji kehidupan itu seperti janji matahari. Suka tidak suka, mau tidak mau dia akan selalu datang. Karena itu menjadi sebuah harga mati yang tidak bisa kita tawar lagi kepada semesta. Banyak hal yang diibaratkan sebagai hidup. Setiap orang juga memiliki banyak sudut pandang dan definisi tersendiri apa itu hidup menutur kamus mereka masing-masing. Ada yang mengatakan kalau hidup itu pilihan. Oke, hidup itu pilihan, namun jika kita tidak tahu bagaimana menindaklanjuti hidup itu sama saja dengan nihil. Tarus ada target nyata apa yang akan kita tuju dan apa yang akan kita maknai, bukan sekedar memaknainya saja namun menjalaninya, merealisasikannya bukan hanya sekedar omdong (omong doang). Ya itu kembali lagi kepada individu itu masing-masing. 

Oke kali ini kita akan membahas tentang hidup dari sudut pandang yang lain. Hidup yang penuh dengan kejutan dan hidup yang apa adanya. Banyak orang yang mengibaratkan hidup itu mengalir saja seperti air, itu memang benar, namun untuk mengisi sepanjang perjalanan aliran itu harus ada bukti nyata akan usaha kita. Usaha yang bisa kita lakukan, bukan hanya sekedar berdiam diri. Ah itu urusan lain, bukan untuk membantah pendapat lainnya. Karena setiap orang berhak menyatakan apa yang dipandangnya sebagai prinsip. Daun. Pernahkan terbayang oleh kita apa yang bisa kita tiru dari sebuah daun ? Sepertinya banyak hal yang kita sepelekan. Tapi ada juga yang selalu memperhatikan detail kehidupan yang terjadi disekitar kita. 

Mulai dari hal yang paling simpel terlebih dahulu. Ketika ada sebuah benih, entah itu benih apa saja ditabur ditempat yang sesuai dengan tumbuh kembangnya benih tersebut. Entah itu cocoknya akan tumbuh di tempat subur atau entah itu akan tumbuh ditempat tandus sekalipun, seperti semak belukar. Dengan berjalannya waktu benih itu akan tumbuh, berkembang biak dan bertambah banyak. Banyak dari kita yang berasumsi kalau benih yang tumbuh ditempat subur itu yang akan banyak menghasilkan buahnya, memang begitu kenyataannya. Namun pernahkan kita terbayangkan dalam hidup ini, ibarat orang yang dilahirkan di tempat yang tidak mungkin sekalipun untuk hidup jika DIA menghendaki orang itu hidup, dia akan bisa melanjutkan kehidupannya, beranak pinak dan subur walaupun dipandang orang itu sebagai ketidakmungkinan belaka ? Nah itu dia, sampai disini dulu kita bisa mengambil sebuah pembelajaran, kadang mata kita terlampau percaya dan meyakini apa yang kasat mata saja, namun tidak pernah terbayangkan sedikitpun hal-hal lain yang tidak nyata namun itu benar-benar terjadi. Buka mata, hati dan telinga banyak hal yang bisa kita yakini itu nyata. Karena tidak ada istilah percuma dan mustahil bagi mereka yang percaya. 

Bemula dari benih. Kita bayangkan saja itu daun mangga. Oke selanjutnya daun mangga itu akan tumbuh. Dengan pupuk, air dan apa saja yang menjadikannya tumbuh dengan rindangnya. Begitu juga dengan hidup. Banyak hal disekitar kita yang menjadikan kita menjadi pribadi yang sekarang ini. Kasih sayang dari sesama kita, kasih sayang dari orang tua dan lagi digemburkan dengan MEMBERI. Kadang terlupakan oleh kita betapa dahsyatnya kekuatan MEMBERI. Dengan memberi akan menerima. Tidak harus menunggu memiliki untuk memberi. Karena dengan memberi kita akan diganti yang lebih-lebih lagi. Ada sebuah kisah tentang seorang janda miskin, dia hanya memiliki uang satu dinar lalu dia mengunjungi sebuah acara amal. Banyak orang yang meremehkan dia, mana mungkin seorang janda miskin datang ke acara amal yang kebanyakan orang yang datang adalah saudagar-saudagar kaya. Namun janda miskin itu tidak gentar, janda miskin itu memberikan uang yang ia miliki, tinggal satu-satunya yaitu satu dinar. Banyak orang menertawakan dia. Janda itu hanya terdiam, dan tetap memantapkan niatnya untuk beramal. Namun taukah kita, apa yang terlihat kecil dimata orang itu sejatinya besar di hadapan Tuhan. 

Rindangnya pohon itu banyak ditumbuhi oleh dedaun yang hijau sangat menyenangkan. Namun ketika masanya sudah usai, daun itu akan menguning dan akan berganti dengan daun-daun baru yang muda. Daun itu akan terjatuh dan angin akan membawanya, entah kemana. Ya, daun yang jatuh tidak pernah menyalahkan angin. Itu kenyataan yang harus kita ketahui. Banyak dari kita yang selalu mengeluh dan bertanya-tanya, apa hidup ini adil ? Kenapa harus begini ? Aku menyesal sudah begini ? Ah harusnya aku memilih itu. Dan banyak hal lain yang antara sadar dan tidak sadar sering kita ungkapkan. Tapi mari kita renungkan sebentar kawan. Seperti daun yang jatuh, dia sama sekali tidak menyalahkan angin. Dia tidak punya daya untuk melawan hembusan angin akan membawanya kemana. Ia hanya mengikuti arah kemana angin itu membawa dirinya. Mungkin jika boleh pastinya daun itu akan meronta-ronta jika ternyata angin membawanya ke tempat yang ia tidak inginkan . Namun ini janji kehidupan. Penuh dengan hal yang kadang tidak mengerti. Hal yang kadabg tidak pernah berani kita bayangkan sekalipun akan terjadi jika nyatanya garis kehidupan akan membawa kita pada sebuah realitas itu. Tidak ada yang bisa menyalahkan keadaan kalau nyatanya ini yang terjadi. Apa gunanya kita mengabiskan banyak waktu untuk meratapi sesuatu yang sudah tidak bisa berubah ? Contohnya seperti orang yang putus cinta, dia akan menghabiskan banyak waktunya untuk meratapi keadaan yang hanya akan membuat kenangan akan semakin tega menyiksanya hingga sakit itu tak terperikan lagi. Apa dengan menangis, mengurung diri dan tidak makan akan mengubah kenyataan menjadi seperti yang kita harapkan ? Sungguh hal yang sia-sia. Yakinilah seperti daun yang jatuh tidak pernah menyalahkan angin. Dia apa apanya. Mengikuti ritme kehidupan. Karena hidup punya janji kehidupan. Dia tidak akan pernah ingkar dan akan menjadikannya nyata walaupun itu terlihat mustahil sekapipun bagi kita. 

Rabu, 25 Juli 2012

Pencitraan

Akhir-akhir ini banyak dan sering sekali kita menemui istilah pencitraan. Apa sih sebenarnya pencitraan itu ? Ya ini balik lagi tergantung dari siapa yang memandangnya dan dari siapa yang ingin menilainya. Semua itu relatif. Kita diberi dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, dan yang pasti hati untuk selalu merasakan. Dilengkapi dengan logika dan perasaan. Begitu juga dengan pencitraan. Setiap orang ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan, apa yang dia inginkan dan apa yang ingin dia mengerti sekalipun. Semua itu tergambar jelas dari setiap perilaku yang ditunjukkan dari orang tersebut. Dalam bertutur, bersikap, berpikir dan merasakan ingin selalu mendapatkan respon yang baik dan berbanding lurus dengan apa yang ia harapkan. Contohnya, jika kita menggambar suatu pemandangan. Kebanyakan dari kita pastinya terbiasa menggambar pemandangan dengan dua gunung, ditengahnya ada matahari yang akan terbit atau terbenam, dilengkapi dengan persawahan yang membuat pemandangan itu semakin unik dengan kebiasaan dari semenjak kita kecil. Oya ditambah lagi dengan gambar jalanan yang ada kendaraan atau bahkan lampu-lampu jalannya. Ah sungguh ini menjadi sebuah kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri kita. Pasti kita sangat ingat kalau itu gambaran kita pertama saat taman kanak-kanak. Aduh malah ngelantur sampe jaman TK segala. Oke kembali ke pokok permasalahan. Ketika kita menyelesaikan sebuah gambar, pastinya kita ingin orang lain tahu apa yang kita gambar dan tahu maksud dari gambaran kita tersebut. Melalui gambar itu juga kita ingin mengkomunikasikan apa yang sebenarnya kita maksud. Seperti banyak poster-poster yang mengajak masyarakat untuk membuag sampah pada tempatnya. Begitu juga dengan gambaran itu selalu ada tempat sampah dengan orang yang membuang sampah langsung pada tong sampah yang sudah tersedia. Selalu ada maksud dari apa yang ingin kita ungkapkan. Dengan tujuan pengungkapan itu pastinya secara langsung ataupun tidak langusng dari kita ingin menerima respon, entah itu respon yang baik atau bahkan respon yang mengkritik. 

Manusiawilah ya kalau apa yang ingin kita perlihatkan kepada orang banyak selalu ingin mendapatkan tanggapan yang baik. Pujian tentunya. Tapi ini tidak akan selalu sesuai dengan harapan. Apa yang kita anggap baik belum tentu baik juga dimata orang lain. Oleh itu mengapa banyak orang yang berlomba-lomba untuk menunjukkan sisi terbaikd alam dirinya. Tentunya sesuai dengan permintaan publik. Ketika kebanyakan orang inginnya A ya tentu orang akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi sosok A tersebut supaya disukai dan tentunya dianggap ada oleh orang lain. Ini seperti yang menjadi teori piramida kebutuhan Maslow, ketika kebutuhan-kebutuhan kecil dari kita seperti makan, minum, dan akan semakin meningkat dan puncaknya pada aktualisasi diri. Aktualisasi diri disini, seseorang ingin dianggap ada yang memiliki kriteria sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara umum. Pribadi itu ingin setiap orang tahu siapa dirinya, karena dengan penerimaan tersebut seseorang akan merasa berbangga dan juga merasa kalau apa yang didapatkannya selama ini sudah lengkap. Walaupun manusia tidak ada puasnya, karena semakin dia mendapatkan sesuatu semakin dia ingin mendapatkan lebih dalam bentuk dan keadaan yang berbeda dari apa yang sudah didapatkannya. Dengan mengaktualisasikan diri, seseorang ingin mengungkap siapa jati dirinya. Ini mungkin bisa dikorelasikan dengan pencitraan yang menjadi pokok bahasan kita. Orang yang ingin mengaktualisasikan diri selalu mengungkap sisi baik dari dirinya, sehingga dia berusaha sebisa mungkin untuk mencitrakan dirinya baik dimata orang lain. Entah itu aslinya bagaimana, namun orang itu akan selalu berusaha tampil menawan dengan sejuta pesonanya suapa banyak orang yang seggan dengan dirnya. Dengan pencitraan itu juga mungkin orang itu ingin dianggap ada dan mungkin juga supaya memenuhi kriteria suapa dia dibutuhkan oleh banyak orang dengan begitu banyak orang mengenal dia dengan pembawaan yang menawan. Tidak ada salahnya jika setiap orang berlomba-lomba untuk menujukkan siapa dirinya. Itu tergantung juga pada kadar seberapa besar dia ingin dikenal oleh banyak orang dan dianggap oleh orang disekitarnya. Sekiranya tidak ada salahnya kita berusaha menunjukkan sikap baik kita kepada sesama namun bukan juga menjadi senjata supaya orang menjadi tunduk pada kita. Ini lebih suapa kita lebih bisa saling menghormati dan menghargai dengan sesama kita tanpa tendeng aling, sederhana dengan menjadi siapa diri kita apa adanya. 

Selasa, 24 Juli 2012

Infinite Possibilities


Ini dia sudah saatnya kita tahu sebuah rahasia besar. Aih berlebihan ya ? ya memang begitu adanya. Saya akan menceritakan awal mula saya mendapatkan buku ini sampai pada akhirnya memutuskan unutuk pelan-pelan saja membaca kalimat dalam kalimat dalam buku ini. Awalnya hari itu, masih ingat sekali kalau hari itu adalah hari sabtu. Seperti biasa saya dan teman saya yang juga maniak buku mampir tu ke toko buku yang juga pas banget lagi diskonan. Ya tertariknya karena diskonan juga sih. Hahahaha. Tak apalah wajar kalau sebagai anak kos harus berhemat. Dan setelah muter-muter, lihat ini itu, sana sini. Akhirnya saya memutuskan unutuk membeli 2 buku. Awalnya nggak tertarik sama sekali sama buku ini tapi nggak tahu kenapa saya coba lagi baca sinopsinya kok kayaknya seru juga ni baca buku ini. Ya selama liburan biar nggak kosong-kosong amatlah isi kepala saya, pikir saya begitu. Yasudah akhirnya saya beli juga deh ni buku. Hap. Sampai kos nggak langsung saya baca ni buku soalnya pas lagi ujian juga. Tapi udah gatel juga ni tangan pengen baca. Yasudahlah saat sela-sela belajar buat ujian, saya membaca sedikit demi sedikit halaman buku itu. Dan saya masih ingat sekali baru sampe halaman 4 saja saya sudah merasakan kalau darah saya mengalir deras dari ujung kaki ke ujung kepala. Tu kan lebay lagi. Maaf lho ya, tapi memang sensasinya itu “WOW” sekali. Ya mungkin karena lagi pas butuh banget motivasi dan penguatan atau memang isinya yang membuat pikiran langsung jleger nggak tau juga sih ya. Ah nggak penting juga terlalu lama-lama mendiskripsikan perasaan saya selama membaca buku ini.

Dan memang benar rasa yang saya dapatkan sepanjang membaca halaman demi halaman dibuku ini. Buku Infinite Possibilitis karangan Mike Dooley “Rahasia Mewujudkan Impian Terdahsyat Anda” memang benar-benar bisa memicu adrenalin saya. Tapi saya bisa menceritakan dnegan begitu berlebihannya karena disini saya seperti mendapatkan sebuah reinforcement atas kejadian-kejadian yang sudah saya alami dimasa lali. Initinya disini adalah MIMPI. Tidak ada salahnya dnegan sebuah mimpi, karena nyatanya apa yang akan terjadi nanti adalah pikiran kita yang menciptakannya dan melahirkannya sehingga menjadi nyata. Satu inti pokok yang bisa saya ambil dari buku ini adalah “BERANI BERMIMPI DENGAN LIARNYA”. Tidak peduli orang akan menganggap kita gila dan kehilangan akal sehat dalam bermimpi. Karena kita berhak akan realitas kita sendiir. Akan kehidupan kita, akan apa yang kita rasakan dan akan apa yang ingin kita wujudkan. Pikiran adalah ujud. Sebuh pondasi dimana kita harus mengetahui kekuatan yang kita miliki unutuk menjadikan setidakmungkinnya mimpi kita akan menjadi mungkin. Dengan keyakinan yang mempergerakkan kita dalam sebuah tindakan akan melahirkans ebuah permainan yang bisa kita mainkan sendiir. Tanpa harus kehilangan kepercayaan akan kekuatan semesta yang mampu mengiyakan apa yang kita inginkan. Kita tahu kapasitas kita. Kita tahu apa yang kita inginkan. Dengan meluangkan waktu sejenak unutuk membiarkan pikiran kita berimajinasi diluar batas dan akan membawa kita pada sebuah mimpi dimana mimpi itu yang akan kita wujudkan. 

Semesta ini adalah sebuah sistem yang saling terkait. Diri pribadi kita yang menjadi pusat dari segala kekuatan yang semesta akan wujudkan. Tidak ada yang tidak mungkin selagi kita percaya kalau mukjizat itu akan nyata. Kita tidak boleh kehilangan jati diri kita sendiri untuk menemukan sebuah kebahagiaan. Karena kebahagiaan itu merupakan sebuah prespektif tergantung dari siapa dan dimana orang itu melihat sebuah realita yang dijalaninya. Kita saat ini, sadar atau tidak sadar adalah salah satu mimpi besar  kita dikehidupan yang lampau. Tidak pernah terbayangkan apa jadinya kita tanpa terbanyangkan kita sekarang dimasa lampau. Dan ini yang memang benar-benar saya alami. Ketika saja memflashback apa yang dijelaskan dibuku ini dengan kejadian saya dimasa lampau. Kekuatan ini benar-benar ada. Memang sudah menjadi rahasia umum, ketika kita tahu bahawa kita adalah apa yang kita pikirkan dan kita katakan.

Memang benar sekali. Saya ambil salah satu bukti yang telah saya alami. Dulu saya masih ingat ketika jaman SMA, teman-teman saya selalu bilang “kamu itu sukanya kok membentuk hidupmu kayak film. Bisa ditebak dan kamu sepertinya tahu apa yang akan terjadi.” Oh meeeen. Saya ingat sekali itu. Saat itu saya merasa kalau saya menjadi orang yang suka memanipulasi suasana dan kejadian dengan spekulasi yang saya buat sendiri. Tapi jujur, saya sendiri tidak tahu kenapa saya bisa tahu apa yang akan terjadi dengan saya yang akan datang ketika saya berspekulasi. Ya jujur saja memang saya suka dnegan imajinasi, karena dnegan imajinasi menurut saya, kita bebas menjadi apa saja tanpa harus memikirkan ketidakmungkinan yang dunia nyata sajikan dan selalu perdengarkan. Danternyata beberapa kali saya bermain dengan spekulasi itu, dan taraaaam beneran terjadi. Dan lainnya lagi, simpelnya ketika menginginkan barang, entah bagaimana saya selalu menyakini saya akan mendapatkannya entah kapan tapi saya yakin saya bisa mendapatkannya. Sunguh, ternyata bermain dengan spekulasi yang dulu saya takuti ternyata ini dikuatkan dengan pemaparan dibuku ini. Istilahnya saya menjadi yakin dan termotivasi lagi untuk bermain dengan mimpi-mimpi besar saya walaupun itu terdengar sinting dan aneh bagi orang lain tetapi itu memiliki kekuatan besar unutuk kita mau dan mampu tergerak supaya bisa mewujudkannya dnegan semesta magi yang mengiyakannya. Dan dibagian-bagian terakhir dibuku ini saya benar-benar dibuat merinding, kalau mimpi itua kan menjadi nyata. Akan datang disaat yang tepat, ditempat yang tepat. Sungguh tiada yang mustahil dalam nama Tuhan. Selama kita percaya kita bisa sekalipun itu sangat tidak mungkin. Karena dengan percaya kita bisa mengubah ketidakmungkinan sekalipun menjadi mungkin dan terjadi. 

Nah dengan begini saya akan berbagi ilmu yang sudah saya dapat dan sudah saya alami sendiri. Dimana nantinya akan saya ambil bab-bab yang sekiranya bisa bermanfaat juga buat yang lain. Dipembahasan-pembahasan yang berbeda dengan bagian ini. So, nggak ada lagi istilah takut yang ada sekarang berani bermimpi seliar apapun itu tapi kita harus tetap mengontrolnya sehingga kita tidak kehilangan kendali :D

Pilihan. Tujuan. Cinta


Ini tentang sebuah pilihan. Pilihan selalu diberikan untuk dipilih. Apa bisa kita menghindar ? Sejatinya manusia ini hanya sebagai pelaku atas apa yang memang sudah digariskan dan ditakdirkan untuk kita jalani. Tapi kebanyakan dari kita sudah tahu kalau takdir itu bisa kita rubah jika ada kemauan dan kemampuan dari kita untuk melakukannya dan mengubahnya. Dari mana kita menemukan kekuatan untuk mengubahnya ? Ya dari mana lagi kalau bukan dari kita sendiri. Kita yang sejatinya tahu kapasitas seberapa jauh kita mampu untuk melaluinya dan menjalaninya. Simpel sebenarnya kalau kita mau mempraktekkannya dengan realitas yang terjadi saat ini. Ah terlalu berumbar terlalu tinggi kalau dengan kata-kata simpel sekalipun sebenarnya bisa.

Tujuan. Setiap orang pasti punya tujuan. Tujuan yang lebih dikenal dengan sebuah target. Ada pepatah yang mengungkapkan “Letakkan targetmu 5 cm didepanmu dan kamu akan selalu ada nyali untuk meraihnya dan menyatakannya ada”. Hahaha kalau dipikir secara gamblang ini susah dimegerti ya, mana bisa target diletakkan 5 cm didepan kita, yang ada menutupi pandangan kita. Atau mungkin sejauh mata memangdang hanya target itu yang terlihat. Mungkin itu maksudnya, supaya apa yang kita lakukan setiap harinya selalu ada dalam batasan target yang ingin kita capai. Tapi bukannya melelahkan kalau kita selalu dikejar target yang menjadikan kita ambisius ? Kalau dipikir jeleknya mungkin seperti itu. Tapi kalau diambil hikmahnya supaya kita tidak pernah berhenti ditengah jalan untuk mencapai suatu cita untuk menjadikannya cinta.

Uuup jadi nglantur soal cinta ni. Jadi tergelitik untuk sedikit membahasnya. Bukan jatuh cinta namanya kalau tidak gila. Bukan cinta namanya kalau itu hanya ada dalam satu arah dan bukan dari kedua belah pihak. Bukan cinta namanya kalau hanya diperjuangkan oleh satu pihak dan diabaikan oleh pihak satunya. Hahaha. Ini hanya sebatas pemahaman saya saja. Tapi kata orang cinta itu take and give. Apakah emmangs esimpel itu ? Sampai detik ini saya bisa sedikit banyak saya bisa mengerti kalau ini bukan hanya soal memberi dan menerima namun dengan segala embel-embelnya seperti memahami, mengerti, memaafkan dan lebih jelasnya lagi mungkin lebih pada me- dan di- deh ya. Tapi tidak tahu juga atas urusan ini. Karena saya yakin betul kalau setiap orang memiliki presepsi dan artiannya masing-masing akan apa itu yang dinamakan dengan cinta. Ya cinta itu diciptakan untuk manusia lebih saling mengenal dan mengerti satu sama lain. Cinta itu jorok. Kadang tidak mengenal dimana, siapa dan kapan datangnya. Seperti sebuah banjir yang kadang melanda sebuah tempat yang tanpa permisi terlebih dahulu. Aneh ya, kadang banyak orang yang mencari cibta tapi malah dijauhkan. Tetapi banyak juga yang engan berbicara soal cinta eh malah diekatkan. Inilah kita. Tidak bisa menolak ataupun protes. Kita hanya bisa melakukan yang tebaik dari kita. Apapun yang terjadi nanti itu sudah ada aturannya masing-masing dalam kapasitas apa yang telah kita lakukan dan kita berikan. 

"PERBEDAAN"


Tips Cinta Beda Agama Tue, 24 Jul 2012 07:50:09 +0000

“Aku untuk kamu, kamu untuk aku namun semua apa mungkin. Iman kita yang berbeda :’)”

Demikian sebuah status agak galau yang tertulis di akun facebook seorang teman. Saya tergelitik membacanya. Dari isi status facebook itu nampak bahwa sang pemilik akun sedang jatuh cinta dengan orang yang berbeda agama/keyakinan/iman. Lalu munculah dilema dan gejolak, pilih cinta atau agama? Yup, kasus cinta beda agama memang tidak jarang terjadi di masyarakat kita yang pluralis ini. Bahkan mungkin diantara Anda para pembaca ada yang mengalaminya sendiri. Saya sendiri punya kenalan seorang teman yang kebetulan nasrani. Kebetulan dia cewek. Dia jatuh cinta sama seorang cowok/pria muslim. Kedua orang tuanya dengan keras melarang dia agar tidak lagi berhubungan dengan si cowok. Namun dia tetap nekad terus menjalin hubungan dengan si cowok yang beda agama dengan keluarganya itu. Bahkan hubungan atas nama cinta tersebut berlanjut sampai ke jenjang pernikahan. Karena sang ayah tidak merestui akhirnya pernikahan itu diwakilkan kepada wali hakim. Namun karena itu sudah menjadi pilihan terbaik baginya, kini teman saya itu memutuskan berpindah agama menjadi muslim mengikuti sang suami. Dan seiring berjalannya waktu kini mereka telah dikaruniai seorang putra. Cinta beda agama memang kerap kali memunculkan dilema diantara sepasang kekasih yang menjalaninya. Tidak jarang pula menimbulkan kecanggungan dalam sebuah hubungan relationship, takut kalau sampai menyinggung salah satu pihak. Namun yang paling kerap menjadi masalah di sini adalah restu kedua orang tua/keluarga masing-masing. 

Pada orang tua/keluarga yang sangat religius dan konservatif biasanya akan sulit menerima mantu yang beda iman/agama. Dimungkinkan kecuali sang calon mantu bersedia pindah agama. Di sini akan muncul gejolak antara mempertahankan cinta atau mempertahankan iman-nya. Pada sisi yang lain, dalam keluarga yang demokrasi dan terbuka biasanya akan lebih fleksibel dalam menyikapi cinta beda agama. Keluarga semacam ini akan membebaskan pilihan pada anaknya yang menjalani cinta. Orang tua hanya akan memberikan nasihat-nasihat/wejangan yang sekiranya bermanfaat sebagai bekal bagi anak-anaknya dalam menjalin hubungan cinta. Namun pilihan tetap diserahkan kepada sang anak tanpa intimidasi orang tua/keluarga. Pada orang tua/keluarga yang demokrasi semacam ini beranggapan bahwa pilihan sang anak adalah pilihan yang terbaik bagi kehidupan sang anak itu sendiri. Karena sang anak lah yang akan menjalani hubungan itu. Toh hal ini juga sebagai proses pendewasaan dan pembelajaran demokrasi kepada sang anak. 

Nah, mengingat banyaknya dilema dan gejolak dalam menjalin cinta beda agama, antara mempertahankan atau menyudahi, antara iman atau cinta, antara restu orang tua atau sang kekasih pujaan hati, mendingan baca dulu tips sederhana ini. Berikut hal yang sebaiknya Anda lakukan dan perhatikan sebelum atau saat mengalami cinta beda agama:
- Yakinkan hati Anda. Sebelum Anda benar-benar memutuskan menjalin cinta beda agama, cobalah yakinkan kembali hati Anda. Apa yang membuat Anda jatuh cinta dan mesti kepadanya (orang yang beda agama)?
 - Fokuskan apa tujuan Anda menjalin cinta beda agama tersebut. Sekedar having fun, suka-suka, enjoy, menikmati masa muda, atau mungkin menjurus ke jenjang yang lebih serius lagi? Sebaiknya, pada awal-awal menjalin hubungan tanyakan dulu kepada kekasih Anda, apakah sekedar having fun atau mau lanjut ke pelaminan. - Konsultasikan kepada keluarga/orang tua masing-masing. Ini khusus berlaku bagi pasangan yang memang ingin menjalani hubungan secara lebih serius. Biasakan terbuka kepada orang tua tentang jodoh/calon pasangan hidup yang kita mau. Sebaiknya konsultasikan kepada keluarga/orang tua manakala Anda ingin menjalin hubungan serius dengan orang yang beda agama. Walau pada akhirnya keputusan terbaik ada di tangan Anda sendiri.
- Lihat dan resapi bagaimana sikap/tanggapan keluarga sang kekasih terhadap Anda. Apakah mereka bisa menerima perbedaan keyakinan itu? Apakah mereka mau bersikap legowo dengan perbedaan tersebut? Hubungan sebuah cinta yang suci tentu akan lebih indah dan berkah manakala mendapatkan persetujuan/restu dari orang tua kedua belah pihak.
- Renungkan kisah cinta Anda. Cobalah renungkan apakah terjadi masalah-masalah yang parah dalam perjalanan cinta Anda yang beda agama itu. Semisal saja, apakah terjadi perselisihan yang serius menyangkut ideologi agama. Bila terjadi perselisihan menyangkut perbedaan agama tersebut, sebaiknya saling toleransi dan kedepankan penyelesaikan secara baik-baik dan dewasa. Tentu akan lebih baik lagi bila masing-masing pasangan sudah bisa saling menerima perbedaan yang ada, tanpa memaksakan sang kekasih untuk mengikuti agama-nya. Itulah beberapa tips sederhana atau hal-hal yang sebaiknya Anda perhatikan dalam menjalani cinta beda agama. Di sini bisa ditarik garis besar, menjalani cinta beda agama adalah hak azasi setiap manusia yang tidak boleh diintimidasi. Bila Anda mengalami dilema/gejolak saat menjalani cinta beda agama, ada dua pilihan, yaitu mempertahankan cinta Anda dengan segala konsekuensi yang mungkin akan dihadapi atau menyudahi hubungan secara baik-baik (sekedar having fun) dengan alasan mempertahankan iman. Karena cinta memang untuk diperjuangkan, sama halnya cinta beda agama. Namun yakinlah dibalik setiap perjuangan itu akan kita temukan kebahagiaan.

Sumber : Kompasiana ( kompas.com )

PAGI

Pagi. Pagi bagi setiap orang selalu mempunyai arti sendiri. Ehm kali ini mari kita ungkap pagi dari sudut pandang secara umum. Pagi selalu identik dengan matahari yang mulai bersinar, ayam yang mulai berkokok dan banyak orang yang mulai berbondong-bondong memulai semua kegiatannya. Entah itu kegiatan yang dilakukan dengan hati ataukah dilakukan ya memang hanya untuk menghabiskan waktunya semata. Tidak bisa digeneralisasikan tapi ya semua orang tahu kalau dengan datangnya pagi semua orang harus melanjutkan hidupnya. Dengan mimpi yang mereka miliki, mereka semua memiliki harapan yang lebih baik dan lebih baik lagi daripada hari kemarin.

Ini hanya sebuah alternatif. Sebuah pendapat ya bisa dikatakan sebagai referensi. Jadikan Pagi sebagai sebuah pintu baru yang dengan begitu ada harapan-harapan baru yang bisa kita temukan. Dengan pikiran baru dan lembaran yang baru juga. Kita mulai berangkat dan beraktivias seperti biasanya, lakukan dengan hati. Bayangkan saja betapa menyenangkan setiap hari kita bisa bertemu dengan orang-orang baru yang akan melahirkan cerita baru. Oooh betapa menyenangkan hidup ini dengan menganggap setiap waktu yang kita miliki sebagai pagi. Di pagi juga sebuah rencana baru dibuat. Tidak hanya itu saja dengan pagi berarti satu langkah kita sudah meninggalkan cerita yang ada dihari kemarin dan lebih mantap dan yakin lagi untuk menatap hari baru. Percaya saja kawan akan selalu ada cerita baru bagi jiwa yang percaya bahwa hari baru itu lebih indah dan melupakan apa yang tertinggal jauh dibelakang sebagai pelajaran. 

Senin, 23 Juli 2012

Be Your Self :-)

Banyak yang mengatakan kalau kejujuran saat ini adalah sebuah hal tabu yang banyak dari kita sudah mulai meninggalkannya. Namun banyak  juga dari kita yang menganggap kalau kejujuran itu akan tetap menjadi sebuah permata. Permata yang jika jatuh ditempat terhina sekalipun akan tetap memancarkan cahayanya. Ah mungkin ini sudah bukan menjadi rahasia lagi karena dewasa ini banyak dari kita yang sudah menghalalkan sebuah kebohongan. Entah itu dengan alibi kebohongan demi kebaikan atau mungkin dengan alibi lainnya yang mereka anggap wajar. Oh iya ini juga menjadi salah satu faktor mengapa orang melakukan perilaku yang menyimpang. Melogikakan sesuatu yang bagi orang lain sebenarnya itu tidak wajar lagi. karena mereka yang melakukan sebuah kebohongan selalu memiliki alasannya sendiri.

apakah ini memang sebuah pertanda jaman yang semakin tua ? Kejujuran lebih sering diabaikan untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Entah itu kepuasaan yang bisa mendatangkan ketenangan hati atau tidak. Ah apa itu ketenangan hati, mungkin itu sudah dilupakan oleh mereka yang mengejar ketenaran dan surga dunia semata. Beuuuh omongannya udah mulai tingkat tinggi ni ketika sudah mulai menyinggung duniawi surgawi apalah itu. Ya tapi memang ini ada korelasi langsungnya kesana. Tapi bukan ini yang ingin kita kupas. disini kita lebih menekankan pada kejujuran yang mulai luntur dan kebohongan yang sudah diwajarkan. Hahaha terlalu naif ya kalau kita ingin selali dipandang sebagai pribadi suci yang ada malah kesannya sok suci.

Oya kalau kita berbicara soal kejujuran dan kebohongan, ini sangat dekat dengan topeng. Pastilah ya setiap orang itu memiliki dan memakai topengnya masing-masing. Hanya saja mungkin kadar ketebalannya itu yang setiap orang berbeda-beda. Tapi buat apa kita melakukan banyak kebaikan yang sebenarnya dibalik itu ditempa dengan banyak kebohongan ? Susah memang kita melakukan hal baik sebaik-baiknya. Karena tidak memungkiri lagi kalau kadang kebaikan itu akan dibalas dengan kebaikan juga. Jahatnya memang kadang kita harus licik untuk mendapatkan balasan kebaikan itu. Ah tapi ini percuma kawan, lebih baik menjadi apa adanya diri kita sendiri. Menjadi diri sendiri aja susah apa lagi harus pura -pura menjadi orang lain. Kejujuran itu kekayaan hati yang murni dan tulus. Lebih baik dinilai apa adanya bahkan jelek sekalipun tapi itu jujur dan apa adanya daripada menjadi baik didepan banyak orang namun itu terlahir dari sebuah kebohongan yang bertubi-tubi. Be your self kawan. Percayalah setiap orang istimewa dengan caranya masing-masing.

Selasa, 03 Juli 2012

FORGIVENESS

pernahkah terbayangkan oleh kita apa itu sebenarnya memaafkan ? Memaafkan kadang dipandang simpel dan bukan hal yang baru lagi. Namun tahukah kita kalau dengan memaafkan sama saja kita membuang separuh energi kita untuk berpikir yang tidak-tidak dan nyatanya itu hanya akan merugikan kita sendiri. Dengan pikiran yang masih terkesan 'penuh", ada ruang dimana hati kita dibebani oleh sebuah kekuatan yang dinamakan dengan kebencian. Kebencian hanya akan membuang-buang energi kita untuk sesuatu yang tidak pasti. Kebencian hanya akan menimbulkan sebuah kesesakan yang sebenarnya itu kita ciptakan dan kita datangkan sendiri. Butuh suatu ruang untuk sejenak melepaskan apa yang mengikat pikiran dengan hal-hal yang tidak penting dan hanya akan mengganggu apa yang sebenarnya bisa kita lakukan dengan penuh suka. Tahukah kita bahkan perasaan sakit yang kita derita untuk kebaikan kita yang lebih besar ? Contohnya saja ketika kita menempuh perjalanan jauh membawa sebuah tas ransel yang begitu berat padahal medan yang harus kita lalui itu tebing-tebing curam, berkelok dan banyak yang belum bisa terprediksi. Namun karena barang bawaan kita yang terlalu memberatkan dan merepotkan akan menyusahkan kita sendirinya. Kita ibaratkan ransel yang besar itu adalah sebuah perasaan benci seperti sampah busuk yang kita bawa kemana-mana. Bahkan beban itu bisa kita minimalisirkan dengan hal yang lebih sederhana sehingga bisa memudahkan perjalanan kita ? Yah, itu dengan forgiveness


Dengan memaafkan akan memberi sebuah kesegaran ditengah terik yang melelahkan kita. Ini semua tergantung dari keyakinan kita untuk mempresepsikan langkah dan cara apa saja untuk lebih bisa "cherish every moment". Bahkan waktu dan ruang itu diciptakan sama. Semua rasa datang dan pergi silih berganti. Coba bersahabat dengan mereka lebih bisa mengertikan diri kita akan sebuah siklus yang memang tidak bisa terhindarkan dari kehidupan. Bagaimana kita mengelola perasaan sebagai respon dari yang kita alami dan kita hadapi saat ini. Harus kita ketahui bahwa ikhlas itu indah  ketika kita bisa lebih "legowo" dalam menerima apa yang memang seharusnya kita nikmati sebagai bagian untuk kita. Nikmati apa yang sudah terhidang dipiring kita. Piring kita itu ya kehidupan yang sebagaimana kita jalani saat ini. Tidak ada yang percuma ketika kita mau dan bisa menghargai setiap detik yang dianugrahkan oleh kita. Ini hanya sebuah musik yang dimainkan dengan nada yang penuh dengan harmoni yang berbeda-beda sehingga terdengar merdu dengan simponi yang indah. Selagi masih ada waktu tidak akan pernah ada salahnya kalau kita berani mencoba. Bukan perubahan yang selalu kita nanti namun dengan keyakinan yang kita punya kita bisa bermain dan memanage perubahan itu. Lakukan yang terbaik apa yang bisa kita lakukan. Longgarkan saja hati dan pikiran kita. Beri saja ruang yang tak terbatas dihati dan pikiran kita agar kasih itu lebih bisa bersemidan akan lebih bnayak melahirkan sebuah kebahagiaan yang kita yakini dan itu trelahir dari apa yang kita rasakan dan kita ciptakan.