Kamis, 26 Juli 2012

KETAKUTAN

Takut adalah emosi yang membikin ngeri, tapi jangan hanya merasakannya-gunakan ! Setiap emosi tidak menyenangkan yang Anda punya meneriakkan peringatan bahwa Anda memiliki keyakinan yang membatasi atau pemahaman yang keliru, dan rasa takut tidak ada bedanya. Saya akan ceritakan pengalaman pribadi terkait rasa takut semacam itu yang dulu sering saya alami. 

Seumur hidup, saya sudah terbang ratusan ribu mil menggunakan berbagai maskapai penerbangan dan tipe pesawat yang ada. Akan tetapi, sekitar lima belas tahun yang lalu, ketika terbang melintasi Amerika Serikat, saya melihat kebawah lewat jendela tujuh mil di atas permukaan tanah dan tiba-tiba merasakan semacam ketakutan yang tidak pernah saya alami. Ketakutan setengah mati. Sepertinya setiap sel di tubuh saya menggetarkan rasa takut-ketakutan luar biasa, ketakutan yang Anda akan berusaha hindari dengan cara apapun. Rasa takut itu entah dari mana datangnya dan merobek-robek saya. Belum pernah sekalipun saya takut ketinggian, jadi perasaan-perasaan seperti ini benar-benar membuat saya shock. 

Yah, ketakutan semacam itu mencul secapa sporadis pada hampir semua penerbangan yang saya lakukan selama tujuh atau delapan tahun berikutnya, dan karena ketakutan tersebut tampaknya tidak rasional bagi saya, saya tidak dapat menemukan keyakinan membatasi atau kesalahpahaman yang menimbulkannya. Sebaliknya, setiap kali hal itu terjadi (dan diantara penerbangan), saya menyibukkan diri dengan ribuan alasan (keyakinan) mengapa saya tidak perlu takut, termasuk statistik keamanan penerbangan, fakta bahwa sebagai mahkluk spiritual saya tidak dapat dihancurkan, bahwa yang namanya kecelakaan itu semacam itulah-dan akhirnya setelah dengan sengaja serta secara teratur membiasakan diri melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru, dan memaksa saya sendiri untuk tetap terbang ketika ada pilihan, rasa takut secara perlahan mereda. Rasanya seperti rasa takut tersebut tinggal disalah satu kamar rumah megah saya, dan saya tahu dimana kamar tersebut serta mengembangkan kemampuan untuk menghindarinya. Lalu, meski belum tahu bagaimana kamar seperti itu sampai ada di sana. Saya tahu sebaiknya saya melewatinya saja, dan berkat tindakan seperti itu, saya mampu menanamkan ke dalam diri saya sendiri serta dunia yang saya tinggali yang selama ini jelas lepas dari pengamatan saya. 

Tentu saja, tidak semua ketakutan begitu jelas. Takut gagal, kecewa, terluka, atau tidak disukai, misalnya, adalah ketakutan yang sama sekali tidak kasatmata sampai Anda diuji. Kemudian, jleger ! Anda sadar ada masalah ! Akan tetapi, setelah ujian, Anda siap bertumbuh, yang hanya mungkin terjadi dengan menghadapi serta mengalahkan ketakutan Anda dan, ketika memungkinkan, mengikuti ketakutan tersebut sampai pada keyakinan membatasi yang menghasilkan presepsikeliru semacam itu. Seperti yang saya lakukan dengan perasaan takut terbang, saya menggunakan pendekatan GILING DAN CAIRKAN untuk mengalahkan keyakinan yang membatasi, membuang keyakinan tak kasatmata tyang melahirkan rasa takut dengan memahami dan bertindak atas dasar kebenaran lain tentang kondisi serta realitas saya. Selain itu, saya tidak pernah berhasil menemukan keyakinan membatasi apa yang menciptakan rasa takut terbang yang saya alami, yang pesannya adalah bahwa mencari biang kerok sungguh tidak perlu ketika datang saat untuk bergerak maju dan melewatinya. Sumber : Buku Infinite Possibilities, hal 70-71.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)