Kotak pandora dimana kamu sibuk memainkan alat mainmu masing-masing tabnpa mempedulikan betapa asiknya jika kita juga mengetahui mainan sesama kita yang lain. Hei, mau berapa lama kamu sama-sama saling menjadi orang asing ? Yang selalu tampak angkuh dan selah kamu hanya hidup dan bercanda dengan duniamu sendiri. Kotak pandora ini cukup menjadi ruang kita untuk berbagi, tapi mengapa ruang ini semakin dipersempit dengan sekat-sekat yang semakin membuat kita berjarak ? bukankah kita punya cara untuk menjadikan ruang ini menjadi lebih luas dengan kelonggaran hati kita ? kamu tidak perlu menyebutku dengan sebutan yang seolah mendewakan dan mengganggap aku lebih atau jauh dibawah kamu, tapi bukankan kita itu satu. Satu untuk bertahan dalam keriangan suasana yang kita harapkan. Lalu apa gunanya kotak pandora ini jika kamu tetap merasa sendiri dan terasing ? Apakkah akan terus begini ? Jika penat, kita harus berlarian keluar dari kotak pandora ini untuk menemukan ruang untuk melegakan nafas kita. Yasudahlah, akan seperti apa kalian. Yang pasti, satu dan yang lain kita sedang berusaha untuk hanya sekedar menikmati keterasingan ini sat sama lain dalam satu kota pandora.
You are free to choose. But the choice you make today, will determine what you will have, be, and do in the tomorrow of your life.
Kamis, 30 Juni 2016
KOTAK PANDORA (?)
Rabu, 08 Juni 2016
are you ready ?
Ada pertanyaan, "akan mau apa setelah ini ?" Hahaha. Seperti belum ada arah yang nantinya akan dituju ketika memasuki babak baru dalam kehidupan. Yang kata orang akan mengubah duniamu, duniaku dan dunia kita. Tapi yang pasti akan menjadi seperti apa nanti, itu kita yang menciptakan. Kita tidak terbentuk dari apa yang mereka bicarakan, toh apa yang mereka lihat hanyalah yang nampak di mata telanjang mereka. Mereka tidak akan mau tahu seperti apa kita berproses untuk menjadi seperti saat ini.
"Wah, seru ya ceritanya ?". Sudah biasa bukan mendengarkan kata-kata seperti itu. Entah itu pujian, sindiran atau memang celetukan mereka saja. Tapi apa mereka tahu, bahwa dalam penantian itu ada saat-saat dimana perasaan putus asa membelenggumu dan seolah kamu ingin berhenti sampai saat ini. "Wow, hebat ya kamu sekarang." Lalu apakah kamu akan berhenti dengan celotehan sesimpel itu. apakah kamu akan merasa kamu sudah berhasil dengan apa yang kamu dapatkan saat ini ? Hahaha. Mereka tidak tahu seperti apa kamu jatuh bangun dalam membuat namamu melambung. Mereka tidak akan pernah tahu, bahwa dalam perjalanan itu kamu merasa sakit dan rasa-rasanya ingin berhenti. Seolah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Dan nyatanya waktu yang mampu membawamu pada sebuah masa yang menunjukkan itulah dirimu. Dirimu dengan segala prosesmu hingga kini ada diamang sebuah perubahan.
Sedih, bahagia, lelah, menyerah, semangat lagi, dan pada akhirnya membiarkan takdir membawa pada titik ini. Bukan berarti menyerah penuh tapi pada akhirnya sampai pada titik untuk menyerahkan semuanya pada yang empunya semua kisah. Tidak pernah menyangka, seperti ini nano-nano rasanya ketika kamu tinggal selangkah lagi memasuki babak baru dalam kehidupanm.
Nantinya kamu bukan lagi dua tapi satu. Bukan lagi hanya pemikiran kita yang akan menjadi keputusan, tapi dua pemikiran yang harus disingkronkan untuk menyamakan langkah hingga sampai pada tujuan. Buakn lagi empat mata yang bisa memandang dengan lingkup yang kecil, tapi menjadi satu pandangan yang bisa menembus dimensi untuk siap dengan segala tantangan. Apakah kamu mampu untuk semua itu ? Bukankah jawabannya hanya simpel ? "Bagaimana kita bisa tahu kalau sampai sini saja kita takut untuk mencobanya ?" Yeah, are you ready ?
Dengan sebutan baru, dengan cara yang baru, dengan nama yang baru, dengan kehidupan yang baru. Baru bukan berarti semuanya harus diganti, tapi bagaimana kita menyamakan langkah untuk saling menjaga keseimbangan agar kita tetap bisa berjalan. Berjalan untuk saling menguatkan hingga akhirnya nanti kita mampu menjadi untuk karena saling menyempurnakan. Dan ini awal dari segala awal, jangan pernah mundur dengan apa yang sudah kita mulai jika memang ini kita menyebutnya dengan takdir.
Langganan:
Postingan (Atom)