Kamis, 30 Juni 2016

KOTAK PANDORA (?)


Situasi itu ada karena sebuah ritme tercipta dan menjadikan itu sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang itu bisa diciptakan menjadi menyenangkan atau bahkan membosankan. Kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang sudah menjadi habit ketika kita baru saja datang dan habit itu sudah terbentuk lama sebelumnya. Seperti kamu masuk dalam keluarga barru yang sedari dulu mereka sudah berupaya membentuk sebagaimana budaya dalam keluarga itu, saling menghargaikan atau saling acuhkan. Apa mungkin kita yang baru saja datang lalu menginginkan situasi itu menjadi seperti yang kita maui ? Sepertinya jawabannya nothing. Seolah ada pergejolakan dalam diri kita, dimana kita diminta untuk lebih bertoleransi dengan keadaan yang sudah ada sebelumnya. Seperti mengendalikan mobil. Kamu bisa mengemudikan mobil itu seperti umumnya orang mengemudi, kamu tidak bisa mengubah seperti apa suspensi yang kamu inginkan, kecuali kamu dari awal memilih mobil sesuai dengan suspensi yang kamu inginkan. Ya seperti itulah keadaan kita saat ini. Kamu seolah berada di tengah-tengan orang asing, yang hanya saling bertegur sapa sebatasnya padahal kamu berada dalam satu kotak pandora yang sempit. Seolah satu sama lain ingin berjuang mempertahankan apa yang sudah menjadi zona nyaman mereka tanpa mau meredakan sedikit saja ego mereka untuk saling bertegur sapa. Bukankah ini tempat yang sama ? Dimana kamu hanya dengan menaikkan nada bicaramu sedikit saja kamu bisa membuat sedikit berwarna ruang pandora ini. Yah, ruang pandora ini seolah menjadi saksi kebekuan hati yang seolah tidak bisa terleburkan dengan candaan atau tawa riang sekalipun.
 
Kotak pandora dimana kamu sibuk memainkan alat mainmu masing-masing tabnpa mempedulikan betapa asiknya jika kita juga mengetahui mainan sesama kita yang lain. Hei, mau berapa lama kamu sama-sama saling menjadi orang asing ? Yang selalu tampak angkuh dan selah kamu hanya hidup dan bercanda dengan duniamu sendiri. Kotak pandora ini cukup menjadi ruang kita untuk berbagi, tapi mengapa ruang ini semakin dipersempit dengan sekat-sekat yang semakin membuat kita berjarak ? bukankah kita punya cara untuk menjadikan ruang ini menjadi lebih luas dengan kelonggaran hati kita ? kamu tidak perlu menyebutku dengan sebutan yang seolah mendewakan dan mengganggap aku lebih atau jauh dibawah kamu, tapi bukankan kita itu satu. Satu untuk bertahan dalam keriangan suasana yang kita harapkan. Lalu apa gunanya kotak pandora ini jika kamu tetap merasa sendiri dan terasing ? Apakkah akan terus begini ? Jika penat, kita harus berlarian keluar dari kotak pandora ini untuk menemukan ruang untuk melegakan nafas kita. Yasudahlah, akan seperti apa kalian. Yang pasti, satu dan yang lain kita sedang berusaha untuk hanya sekedar menikmati keterasingan ini sat sama lain dalam satu kota pandora.

Rabu, 08 Juni 2016

are you ready ?

Ada pertanyaan, "akan mau apa setelah ini ?" Hahaha. Seperti belum ada arah yang nantinya akan dituju ketika memasuki babak baru dalam kehidupan. Yang kata orang akan mengubah duniamu, duniaku dan dunia kita. Tapi yang pasti akan menjadi seperti apa nanti, itu kita yang menciptakan. Kita tidak terbentuk dari apa yang mereka bicarakan, toh apa yang mereka lihat hanyalah yang nampak di mata telanjang mereka. Mereka tidak akan mau tahu seperti apa kita berproses untuk menjadi seperti saat ini.
 
"Wah, seru ya ceritanya ?". Sudah biasa bukan mendengarkan kata-kata seperti itu. Entah itu pujian, sindiran atau memang celetukan mereka saja. Tapi apa mereka tahu, bahwa dalam penantian itu ada saat-saat dimana perasaan putus asa membelenggumu dan seolah kamu ingin berhenti sampai saat ini. "Wow, hebat ya kamu sekarang." Lalu apakah kamu akan berhenti dengan celotehan sesimpel itu. apakah kamu akan merasa kamu sudah berhasil dengan apa yang kamu dapatkan saat ini ? Hahaha. Mereka tidak tahu seperti apa kamu jatuh bangun dalam membuat namamu melambung. Mereka tidak akan pernah tahu, bahwa dalam perjalanan itu kamu merasa sakit dan rasa-rasanya ingin berhenti. Seolah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Dan nyatanya waktu yang mampu membawamu pada sebuah masa yang menunjukkan itulah dirimu. Dirimu dengan segala prosesmu hingga kini ada diamang sebuah perubahan.
 
Sedih, bahagia, lelah, menyerah, semangat lagi, dan pada akhirnya membiarkan takdir membawa pada titik ini. Bukan berarti menyerah penuh tapi pada akhirnya sampai pada titik untuk menyerahkan  semuanya pada yang empunya semua kisah. Tidak pernah menyangka, seperti ini nano-nano rasanya ketika kamu tinggal selangkah lagi memasuki babak baru dalam kehidupanm.
 
Nantinya kamu bukan lagi dua tapi satu. Bukan lagi hanya pemikiran kita yang akan menjadi keputusan, tapi dua pemikiran yang harus disingkronkan untuk menyamakan langkah hingga sampai pada tujuan. Buakn lagi empat mata yang bisa memandang dengan lingkup yang kecil, tapi menjadi satu pandangan yang bisa menembus dimensi untuk siap dengan segala tantangan. Apakah kamu mampu untuk semua itu ? Bukankah jawabannya hanya simpel ? "Bagaimana kita bisa tahu kalau sampai sini saja kita takut untuk mencobanya ?" Yeah, are you ready ?
 
Dengan sebutan baru, dengan cara yang baru, dengan nama yang baru, dengan kehidupan yang baru. Baru bukan berarti semuanya harus diganti, tapi bagaimana kita menyamakan langkah untuk saling menjaga keseimbangan agar kita tetap bisa berjalan. Berjalan untuk saling menguatkan hingga akhirnya nanti kita mampu menjadi untuk karena saling menyempurnakan. Dan ini awal dari segala awal, jangan pernah mundur dengan apa yang sudah kita mulai jika memang ini kita menyebutnya dengan takdir.