Kamis, 20 Desember 2012

"menjemput bola"

Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Cerita itu yang membuat sebuah pengalaman. Pengalaman yang ingin terkenang sepanjang masa ataupun pengalaman yang sebenarnya ingin terhindarkan sekalipun. Yah, kata orang-orang, pengalaman adalah guru terhebat. Memang begitu nyatanya. Tapi kebanyakan dari kita tidak bisa menyadari hal itu karena terlampau terbutakan oleh apa yang terjadi sekarang. Terpikirkan oleh kita, siapa diri kita sekarang adalah pengalaman kita di masa lampau. Entah itu menyenangkan atau itu menyedikan sekalipun. Tapi itulah yang dinamakan dengan cerita. Apakah ada sebuah cerita yang menarik jika yang ada hanya sebuah kisah datar dengan cerita yang itu-itu saja ?

Semua itu pasti ada dinamikanya masing-masing. Dinamika yang kadang juga terlupakan oleh kita. Apa yang terjadi itu karena sebuah alasan. Tidak ada satu hal pun yang terjadi tanpa maksud dan tujuan. Begitu juga dengan alur cerita yang kita jalani sekarang. Ada yang datang, ada yang pergi, ada yang stay dengan manisnya, ada yang berubah, ada yang itu-itu saja. Karena sejatinya tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua itu berubah, yang kekal hanya perubahan itu sendiri. Setiap orang memainkan sebuah peran yang tidak bisa disamakan antara satu orang dengan orang lainnya. Bagaimana harus bersikap, bagaimana harus memilih, bagaimana harus memikirkan, dan bagaimana harus merasakan. Bahkan semua itu seperti sebuah permainan drama yang ending dari ceritanya itu sendiri tidak akan pernah ada yang bisa menebaknya. Karena seperti yang orang banyak bilang hidup itu adalah misteri. Misteri yang entah akan berawal dari mana dan akan berakhir dimana. Yang pasti tidak akan ada pilihan lain selain menjalaninya dengan ikhlas.
Kamu tahu seberapa besar kekuatan ikhlas itu ? Kamu akantetap tersenyum ketika dia meninggalkanmu untuk meraih mimpinya. Kamu akan tetap tersenyum ketika apa yang kamu inginkan ternyata bukan yang terbaik untuk kamu. Kamu tetap tersenyum ketika apa yang kamu perbuat dengan tulus hanya dipandang sebelah mata. Kamu tetap tersenyum ketika cintamu yang begitu besar diremehkan begitu saja. Itulah yang dinamakan dengan ikhlas. Ikhlas itu kasih. Dia tidak akan pernah menuntut menjadi sempurna namun dia tetap melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Dia tulus apa adanya, bukan memaksa namun mendoakan. Dia lemah lembut bukan mengengkang. Namun dia sabar menanti. Dia murah hati tidak menuntut, karena dia tahu kalau semua terjadi bukan karena kehendaknya sendiri, tetapi kehendak Tuhanlah yang menjadikan semua itu.

Ketika kamu terluka karena cinta. Maafkanlah dia. Cita itu tidak menyakiti. Kadang kita yang slaah menafsirkan arti cinta itu sendiri. Ini bukan akhir dari segalanya. Ucapkan dengan tulus sebuah kata maaf selagi kamu bisa mengucapkannya dengan sepenuh hatimu. Ketika dia tetap tak menghiraukanmu, ucapkanlah terimakasih karena dengan begitu kamu tahu apa itu arti dari mengasihi bukan memaksa. Semua tidak ada yang mudah di dunia ini. Bukan berarti apa yang sulit itu tidak bisa namun hanya butuh sebuah usaha dari kita untuk mendapatkan sebuah ketulusan. Ketulusan yang berlandaskan dengan kasih. Bukan kasih namanya jika kita memberi hanya untuk menerima. Karena kita tidak ada bedanya dengan para saudagar kaya yang memberi hutang hanya untuk diganti lebih. Kita memberi bukan untuk sebuah investasi karena itu sebuah pilihan yang dengan sadar kita pilih. 

Setiap orang memiliki traumanya masing-masing. Tinggal bagaimana mengontrol dan bersahabat dengan trauma itu untuk menjadikannya semacam referensi untuk tidak melakukan hal yang sama. Setiap orang boleh melakukan kesalahan, tapi jangan sampai melakukan kesalahan yang sama. Lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang. Karena kita tidak pernah tahu sampai mana kesempatan itu akan diberikan kepada kita. Apapun yang terjadi nanti, itu semua sudah ada alurnya tersendiri. Tinggal bagaimana kita menjemput bola dengan ending yang tidak terdeteksi itu. Hingga nanti jika waktu kita telah habis tidak akan ada sebuah penyesalahan karena sejatinya kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan tanpa memaksakan keadaan menjadi seperti yang kita kehendaki. Kita ini hanya pemain bukan juri atas apa yang kita lakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)