Jumat, 18 November 2011

Galau ? Why not ?

Selalu saja kebanyakan dari kita merasa risih atau mungkin malu jika dibilang galau. Sok kuat didepan orang padahal selalu saja membuat status atau apalah yang berhubungan dengan galau. Apa iya sih orang yang bilang kita galau itu sudah tau definisi galau itu sendiri ? Tukan awalnya aja orang yang bilang kita galau udah sok tau dulu. Satu pointlah buat kita nggak gengsi dibilang galau. Ya maybe presepsi mereka soal galau itu sesuatu yang menyinggung soal percintaan, kehidupan, ataupun masalah-masalah lain. Ya itu cuma kemungkianan lho ya. Dalam kamus aslinyapun saya juga nggak tau arti sebenarnya apa. Tapi yang pasti galau menjadi salah satu kata yang trend dikalangan kita saat ini. Murung sedikit aja pasti teman-teman kita sudah bilang kalau kita galau. Ah dasar orang sekarang itu yang menjadi trend ya sesuatu yang sering didengar. Tapi apakah pernah tau akan arti galau itu sendiri dan apakah orang yang selalu mengejek kita galau itu, dia juga nggak pernah bercermin akan dirinya sendiri ? Hayooo.

Yah memang sangat complicated kalau kita berbicara tentang sesuatu yang sedang hangat menjadi perbincangan. Hmm, yuk yuk mari kita bicarakan soal galau dari sudut pandang saya sendiri. Galau menurut saya adalah saat dimana kita mampu berinteraksi dengan diri kita sendiri. Kita bisa mengerti akan mau diri kita sendiri. Dimensi untuk mengintropeksi apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita. Simpelkan ? Toh galau bukan berarti kita nggak bisa bangkit dari sebuah keterpurukan. Tapi galau menjadi sebuah tolak ukur dimana kita bisa mencari tumpuan untuk bangkit dari masalah yang kita hadapi. Galau itu penting juga lho. Jangan selalu memandang galau sebagai suatu gengsi dan membuat kita sok tegar dalam menghadapi masalah. Padahal saat galau itu kita malah bisa merefleksikan apa yang ada dalam perasaan kita. Mulai mengimajinasikan apa yang menjadi kemauan kita. Dari situ kita akan memperoleh sebuah prospek dari kegalauan itu sediri.

Tapi, galau juga nggak baik jika terlalu berlarut-larut. Galau hanya sebuah celah ketika berada diposisi down untuk mencari start untuk berada di top. Galau harus tau waktu, itu kasarannya. Jadi kalau memang dirasa itu sudah terlalu jauh kita terpuruk dalam kegalauan. Kita harus mampu mencari tangga untuk berdiri dan melangkah jauh dari kegalauan itu sendiri. Harus mampu berpikir secara rasional dan realistis kalau jalan yang kita hadapi masih panjang. Hidup tidak akan selesai dengan kegalauan kita yang berlarut-larut. Jadi untuk apa kita takut dibilang galau. Dengan galau itu berarti orang itu menyadari kelemahannya dan dia mampu mengintropeksi dirinya tapi ya kita taulah kapasitas galau kita sampai dimana. Buat apa berlama-lama galau toh kita punya banyak cara untuk membahagiakan diri kita dengan cara kita sendiri. So, galau ? Why not ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)