Minggu, 12 Agustus 2012

Voltage of Love

Lucu juga kalau baca judulnya, serasa kita akan membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan fisika atau bahkan elektronika, apalah itu namanya tapi ini mungkin memang erat kaitannya dengan hal yang selalu digembor-gemborkan banyak dari kita akhir-akhir ini. Sesuatu yang tidak terlihat namun bisa lebih dilihat efek yang ditimbulkan dari hal yang satu ini. Dengan ini orang bisa tersenyum, sedih, senang, bimbang, ragu, menangis, dan bahkan sejuta rasa lainnya. Ya itulah apa yang dinamakan dengan cinta. Memiliki sejuta makna dan artian bagi setiap orang yang merasakannya. 

Dari mana saya mendapatkan judul bahasan kita kali ini ? Ini dicetuskan oleh seseorang yang awalnya ya bisa dikatakan sedang dalam keadaan sendiri. Dan dia tetap bertahan dengan keadaannya itu walaupun sudah terbilang cukup lama dia bertahan dengan keadaannya itu. Bagaimana bisa dia tetap mempertahankan keadaanya itu ? Bahkan secara gamblang orang itu bisa dikatakan sudah sangat memenuhi kriteria untuk mendapatkan pasangan. Ya itulah. Setiap pribadi memiliki zona masing-masing yang membuat mereka nyaman dengan keadaannya. Banyak hal yang menjadi rahasia setiap hati dan itu tidak bisa disamakan dengan standar kebanyakan orang sekalipun. Kalau kita mau menuruti apa yang kelihatan saja mungkin memang sangat mudah menemukan apa yang mengenakkan mata dan menyejukkan pandangan, namun ini tidak bisa dipandang sebelah mata begitu saja. Banyak orang yang dengan kelebihannya dapat memiliki bahkan mendapatkan apa saja yang mereka inginkan. Cantik ? Pasti dengan modal itu banyak wanita yang bisa mendapatkan kriteria pria sesuai dengan yang dia harapkan. Atau mungkin ganteng ? Ini standar yang biasanya dipakai oleh kebanyakan orang untuk menentukan atau menilai status seseorang. Sampai ada yang mengatakan kalau cantik atau ganteng itu tidak mungkin sampai “nganggur” (baca : jomblo) Atau mungkin yang berkantong tebal ? Ooo kantong tebal karena apa dulu ni, karena banyak bon tagihan utang atau memang karena tebal karena memang isinya bisa membius siapa aja yang langsung gelap mata. Matapun bisa seketika berubah menjadi hijau atau bahkan sampai mendekati posisi kalap ? Ini hanya opini. Bukannya matrealistis tapi realistis. Yah kalau diruntut dan didefinisikan secara luas atau mungkin dibaca secara gambalng begitu saja ini sudah sangat menjelaskan apa maksudnya. Jaman sekarang apa sih yang tidak untuk urusan uang. Ah begitulah faktanya. 

Voltage of love. Ini bukan lagi tentang kesenangan semata, bukan jangka pendek namun ini jangka panjang. Jika hanya memanjakan kesenangan semata memang mudah atau mungkin terhitung sangat mudah. Namun kalau urusan hati apakah masih bisa kita coba-coba ? Jatuh cinta itu bukan hal yang sepele kalau jatuh cinta karena sesuatu yang tidak hanya dari mata. Namun menyangkut dengan logika, perasaan dan pikiran. Kognitif berkerja, afeksi menerjemahkan, motorik memainkan. Ceile, mungkin seperti itu kalau bisa dipersingkat. Kalau dari luar dia sudah memenuhi kriteria, ya anggap saja dia cantik/tampan, pendidikan oke, apalah yang lain juga oke, namun jika hati tidak mengiyakan apakah ini tetap akan bisa dipaksakan ? Ada dua jenis artian tentang jatuh cinta. Pertama jatuh cinta karena keadaan. Dan jatuh cinta karena ketidaksengajaan. Bagiamanakah jatuh cinta karena keadaan itu ? Jatuh cinta yang terlalu ngoyo. Terlalu memaksakan untuk merasakan jatuh cinta. Mungkin karena sudah terlalu lama tidak merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta jadi ketika bertemu dengan orang yang kira-kira “menyenangkan” dia akan mengatakan seribu kata-kata yang menceritakan kalau dirinya sedang berbunga-bunga. Bagaimana dengan hatinya ? Apakah ini bukan bentuk dari sebuah “proving” ? Hanya ingin menunjukkan kepada dunia kalau dia juga merasakan apa yang kata dunia itu sangat memabukkan. Padahal itu belum tentu hatinya mengatakan iya dengan fakta yang terjadi diluar dirinya. Lalu bagaimana dengan jatuh cinta karena ketidaksengajaan ? Ini jatuh cinta yang murni, tulus dan tak bersyarat. Terjadi begitu saja. Tumbuh dan muncul sebuah keyakinan dalam diri entah darimana itu datangnya yang bisa menciptakan sebuah ekspektasi lebih jauh lagi. Bukan berarti ini tidak ngoyo. Banyak juga jatuh cinta yang karena ketidaksengajaan berusaha sekeras mungkin bisa mengartikan apa yang dirasakannya mungkin dengan alasan tidak ingin terjun dalam cinta yang dangkal. Perlu pemikiran dan spekulasi yang jauh menatap kedepan bukan hanya untuk kesenangan sesaat. Namun ini sudah menyangkut perasaan yang tidak bisa dinego lagi. Tinggal mau dimanjakan atau mau diabaikan ? Saat inilah mungkin logika harus turun tangan untuk merealistiskan dalam penafsiran perasaan supaya bukan hanya euforia sesaat seperti jatuh cinta karena keadaan. Karena jatuh cinta yang disebabkan keadaan itu dengan mudah akan menguap sering berjalannya waktu ketika menemui sesuatu yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan. 

Pernahkan kita merasakan sebuah getaran entah itu dikarenakan apa yang meciptakan sebuah harapan dan bahkan keyakinan kalau apa yang dihadapan kita akan menjadi sebuah realitas walaupun entah itu kapan menjadi faktanya ? Pastinya pernah ada yang merasakan. Eits, namun tunggu dulu. Mari kita diskripsikan terlebih dahulu bagaiamana artiannya. Positifnya, keyakinan ini bisa menjadi sebuah petunjuk. Karena mungkin selama ini kita selalu mengutamakan rasa percaya kita untuk menjadi pembimbing kita dalam menjalani hari-hari. Yah mungkin getaran dan ekspektasi yang lahir itu menjadi sebuah tanda-tanda perwujudan mimpi kita yang di berikan Tuhan pada kita. Ya apa salahnya sih kita selalu berpikir positif akan sebuah keyakinan dan kemungkinan ? Tapi, negatifnya. Ini bisa dipandang sebagai sesuatu yang hanya memberikan harapan palsu pada diri kita sendiri kalau kita terlalu cepat mengartikan. Itulah mengapa kadang mausia dipandang sebagaimanusia sotoy. Manusia yang sok tahu akan jalan yang akan dia lalui. Padahal semua itu penuh dengan kejutan. Apa yang kita prediksi itu 50 : 50. 50 % kemungkinan besar itu akan terwujud selagi kita percaya, namun 50 % besar juga kemungkinan kalau itu tidak akan di iyakan oleh Tuhan. Karena sekuat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, dan sejujur apa kita menerima dia apa adanya namun jika Tuhan tidak menuliskan kalau dia yang menjadi jawaban untuk kita, maka itupun juga akan menjadi hisapan jempol semata dan tidak akan pernah terjadi. Inilah mengapa kita dikarunia logika, perasaan, dan pikiran untuk menerjemahkan apapun itu dengan kemampuan yang kita miliki, bukan common sense semata. 

Ada sebuah kisah tentang suami istri yang sudah menikah cukup lama. Dan ditengah perjalanan pernikahannya itu timbuh sebuah perasaan bosan, jengah dan jenuh yang dirasakan oleh sang istri karena sang istri merasa kalau suaminya tidak lagi cinta padanya. Hingga suatu ketika istri itu ingin berpisah dari suaminya. Namun sang suami tidak langsung mengiyakan permintaan istrinya itu dan tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulut suami itu. Sang suami meminta sang isti untuk memikirkan lagi keinginannya itu, dan suami meminta sebuah persyaratan untuk bisa dia penuhi supaya sang istri membatalkan keinginannya itu. Dan sang istripun memberikan sebuah pertanyaan untuk suaminya, “ Jika pada suatu ketika ada sebuah bunga yang sangat indah di pinggir tebing yang curam, maukan kamu mengambilkannya untukku meskipun kamu harus mempertaruhkan nyawamu untukku ?” Sang suami dengan tenang menjawab tidak akan mengambilkan bunga itu untuk istrinya. Hal ini membuat sang istri semakin geram dan ingin segera berpisah dengan sang suami. Namun keesokan harinya ketika sang istri ingin menemui suaminya dikamar, dia menemukan selembar kertas yang menjelaskan jawaban tidak sumainya akan pertanyaannya itu. 

“Aku memang tidak mau mengambilkan bunga di tepi tebing itu untukmu. Mengapa ? Karena jika nanti aku tidak ada, aku tidak ingin menyakitimu karena air matamu menetes untuk menangisi kepergianku. Tapi tahukan kamu jika kamu tertidur di depan komputer kerjamu, aku diam-diam merapikan kertas-kertas tugasmu dan membopongmu ke tempat tidur. Ketika kamu tertidur pulas, diam-diam aku selalu menatapmu dan selalu berdoa supaya Tuhan selalu memberiku waktu untuk membahagiakanmu. Bukan hanya itu aku selalu berterimakasih pada Tuhan karena telah mengirimkan kamu sebagai jawaban atas doa-doaku selama ini. Saat kamu berada jauh dariku aku selalu mencermaskanmu, namun aku hanya bisa berdoa semoga Tuhan menjagamu karena aku tahu jika aku terlalu sering menghubungimu, kamu akan terganggu dengan panggilan-panggilan dariku. Mungkin kamu tidak melihat semua itu. Namun jika memang ini yang kamu ingin ketahui, aku ingin menceritakan semuanya. Aku ingin apa yang aku lakukan ini tidak kamu ketahui karena ini janjiku pada Tuhan untuk selalu menjagamu. Sekarang jika kamu mengurungkan niat kamu untuk berpisah denganku, buka pinta dan aku menunggumu di depan pintu semalaman. Ini menjadi bukti yang kamu minta dari aku kalau aku sayang dan cinta padamu tulus. Namun jika kamu masih kekeuh dengan keinginanmu, tolong ambilkan barang-barangku keluar rumah supaya aku bisa pergi dari rumah ini dan tidak akan menemuimu lagi kalau ini yang membuatmu bahagia.” 

Air mata sang istripun langsung tak terbendungkan. Seketika itu sang istri itupun membuka pintu rumahnya dan di dapatinya sang suami berdiri di depan pintu dengan wajah cemas. Sang istri langsung memeluk suaminya dan tidak banyak lagi kata-kata yang keluar dari sang istri selain permintaan maaf. “ Maafkan aku sayang jika aku tidak terlalu sering bilang sayang padamu, karena aku tidak mau mensugesti diriku sendiri jika perasaan sayang itu dibuat-buat. Namun aku ingin menjadikan ungkapan sayang itu menjadi sesuatu yang istimewa dan selalu kamu tunggu-tunggu karena aku tidak ingin menjadikannya sebuah kebosanan dan basa basi semata untukmu”. Tutur sang suami. Sang istripun menangis dipelukan sang suami dan menyesali keinginannya yang ingin berpisah dari suaminya. 



Itulah mengapa, apa yang dinamakan dengan cinta itu tidak bisa diungkapkan dengan enteng. Karena ini adalah lambang sebuah ketulusan bukan sebuah permaiann dan tebak kata yang bisa dimainkan dengan mudahnya begitu saja. Ini juga yang menjadi alasan mengapa getaran itu disebut dengan voltage of love. Tidak bisa dilihat dengan kasat mata namun bisa dirasakan, dan efeknya bisa mengubah dunia sekalipun. Apa mungkin itu yang juga dinamakan dengan cinta sejati ? Satu, suci dan tidak terbagi. Apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak bisa diceraikan oleh manusia. Ini yang menjadi dasar untuk kehidupan kelak. Apapun yang terjadi nanti bukan menjadi alasan untuk menyerah, karena sesuatu terjadi karena sebuah alasan. Kita harus pandai-pandai mengartikannya supaya tidak terjebak dalam cinta yang dangkal. Simpel saja kita mengartikannya, kalau memang itu cinta akan ada perjuangan dan timbal balik dari kedua belah pihak. Namun jika kenyataannya tidak ada sebuah perjuangan dari keduabbelah pihak dan hanya satu pihak yang merasakan berarti itu bukan cinta namanya. Make it simple. Percayalah, jika tulang rusuk tidak akan ditempatkan pada tubuh yang salah. Begitu juga sebaliknya, tubuh tidak akan ditempati oleh tulang rusuk yang memang bukan diciptakan untuk tubuh itu. 

2 komentar:

Thankyou for reading :)