Sabtu, 04 Agustus 2012

Another Poin Of View

“Harusnya kamu bersyukur bro dapet cewek secantik dia yang masih mau sama kamu, bukannya malah disia-siain” 

Itu salah satu tweet yang masih saya inget dari account milik salah satu teman saya (cowok). Kira-kira tweetnya seperti itu kalau tidak salah.Ehm, kali ini saya akan membahas yang masih ada hubungannya dengan entry sebelumnya. Entry yang kemarin kita membahas alasan-alasan cewek yang masih tetap bertahan dengan hubungannya padahal mereka sudah merasa nothing dengan hubungan tersebut. Kalau dipandang secara gamblang ini masih erat hubungannya dengan yang akan kita bahas kali ini. Hanya mungkin cara pandangnya saja yang membuat berbeda sehingga kita bisa melihat sisi lain dibalik apa yang sedang menjadi masalah akhir-akhir ini. 

Kalau kemarin kita melihat dari sudut pandang cewek yang seharusnya tidak perlu takut untuk memutuskan sesuatu yang menyangkut dengan kebahagiaan dan kenyamanan mereka, namun kali ini kita melihat dari sudut pandang orang lain (cowok) yang memandang seorang cewek yang tetap bertahan dalam hubungan yang bisa dibilang sudah keruh. Yang menarik disini, ada sebuah kata cantik. Cantik selalu menjadi identitas dan ciri khas seorang cewek untuk dipandang wah dan lebih oleh seorang cowok. Mungkin pikiran dangkalnya seperti itu. Heran juga, kalau dipikir-pikir dalam sebuah hubungan fisik bukan menjadi jaminan apakah hubungan itu akan tetap adem ayem atau bahkan akan membara seperti bara api. Mungkin tidak bisa dipungkiri lagi kalau penampilan fisik menjadi sebuah candu di permulaan. Banyak rasa sayang atau apa itu yang dinamakan cinta bertumbuh dari pandangan pertama, entah itu hanya sekilas karena penampilan semata atau memang ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara teori. Karena sejatinya tidak ada ilmu eksak dan teori khusus yang bisa menjelaskan sebuah ketertarikan yang setiap orang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan begitu saja. Namun orang awampun tahu kalau apapun itu pasti dinilai dari apa yang terlihat diluarnya terlebih dahulu sebelum mengenali jauh tentang sosok itu sendiri. 

Ibaratnya begini. Ada seorang yang ingin membeli rumah untuk menjadi tempat dia menghabiskan waktunya, dia melihat dua rumah yang berseberangan. Rumah pertama terlihat mewah dengan arsitektur yang menawan dan sungguh mewah jika dilihat dari luarnya, namun ketika calon pembeli itu memasuki ruangan didalamnya tetapi ternyata ruangan yang didalamnya tidak seindah dan semewah apa yang terlihat dari luarnya. Di dalam rumah itu kumuh, bahkan tidak teratur sama sekali, dan sungguh tidak ingin membuat calon pembeli itu berlama-lama di dalam rumah pertama itu. Sedangkan rumah kedua yang dilihat pembeli itu, depan rumahnya sederhana dan tidak terlihat begitu mewah, rumah itu lebih menunjukkan minimalis, biasa saja. Tapi setelah calon pembeli itu masuk ke dalam rumah itu, betapa sungguh terpesonanya calon pembeli itu. Di dalam rumah itu bahkan seperti sebuah istana dan membuat siapa saja yang singgah di rumah itu betah berlama-lama tinggal di dalamnya. Sungguh kontras dengan apa yang terlihat dari luarnya. Dan tanpa berpikir panjang lagi, pembeli itu akhirnya memutuskan untuk membeli rumah yang kedua tanpa menghiraukan tampilan luarnya. Karena tampilan luarnya memang bawaannya, yang terpenting aura dan kenyamanan yang membuat pembeli itu betah tinggal berlama-lama di rumah itu. 

Taukah kita, rumah pertama dan rumah kedua itu perumpamaan seseorang yang ingin menentukan pilihan hidupnya yang di uji dengan tampilan yang terlihat dari luarnya. Sesuatu yang terlihat luar biasa diluarnya belum menjamin akan luarbiasa pula didalamnya, bahkan sesuatu yang terlihat biasa saja di luarnya akan terlihat luar biasa didalamnya kalau kita mau mendalami dan menyelami terlebih dahulu. Tidak hanya mau terbuai oleh tampilan fisik semata. Cantik, ganteng, jelek itu relatif. Setiap orang memiliki standar masing-masing untuk menilai mana yang dikatakan bagus dan mana yang dikatakan jelek. Karena sejatinya hanya labeling orang-orang secara umum saja yang selalu mengidentifikasikan kalau cantik itu harus tinggi, putih, langsing, rambut panjang, dengan segala embel-embelnya. 

Kadang heran juga dengan mereka yang selalu memuja tampilan fisik. Memang benar, tidak munafik juga kalau fisik itu juga menjadi salah satu komponen dalam menilai orang. Tapi banyak juga dari kita yang selalu mendiskriminasikan mereka yang tidak memenuhi standar yang ditentukan hanya dengan apa yang selalu dilihat tanpa dirasakan. Ya pastinya semua cowok ingin mendapatkan wanita cantik supaya dia tidak bosan untuk memandangnya, namun bukankah kecantikan sesungguhnya itu akan terpancar dari sorot mata dan senyumnya bukan dari berapa senti ketebalan bedak dan berapa panjang bulu mata palsunya ? Aih, ini yang kadang membuat banyak cewek berlomba-lomba mempercantik dirinya dengan segala macam yang bisa membuat diri mereka terlihat menawan di mata lelaki dengan penampilan dari luarnya semata, namun kadang banyak juga kita melupakan kaidah kita sebagai wanita yang sebenarnya memiliki kecantikan yang murni yaitu dari hati kita. Ah, konyol bagi mereka yang hanya menilai penampilan semata. Menjadi diri sendiri itu lebih terlihat cantik apa adanya dibandingkan harus dipermak seluarbiasa apapun namun mereka harus menjadi orang lain. Cowok-cowok yang ingin mendapatkan wanita cantik mungkin memiliki alasan sendiri, ya mungkin saja biar nanti kalau diajak pergi dan kumpul dengan teman-temannya, ceweknya bisa digandeng dengan begitu bangganya dan memperkenalkan kalau wanita cantik disampingnya itu pacarnya. Ya ya ya, nggak munafik memang. Itu manusiawi kalau kita ingin selalu terlihat wah di mata orang. Namun, ketahuilah ini. Wanita cantik itu banyak, namun wanita yang berkarakter itu yang sulit untuk di temui. Setiap orang istimewa dengan caranya masing-masing, apalagi wanita akan selalu terlihat cantik dengan hati tulus yang dia miliki. Bersyukur menjadi diri sendiri itu lebih dari segalanya, bisa mengalahkan treatment apapun yang bisa mengubah kecantikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)