Kamis, 30 Agustus 2012

friends-with-benefits

“Friends are like melons; shall i tell you why ?To find one good you must one hundred try.”-Claude Mermet 

Kata banyak orang teman itu tempat berbagi suka dan duka, tempat berbagi cerita, tempat mencurahkan kasih dan banyak artian lagi. Karena saking banyaknya istilah itu, setiap orang sampai memiliki deskripsi masing-masing tentang arti teman. Manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu mengapa ada teman yang selalu berada disekeliling kita untuk menjadikan kita utuh sesuai dengan kodrat kita. Akan menjadi manusia yang egois jika kita merasa segalanya bisa sendiri dan tidak butuh apa itu yang namanya teman. Seberapa mandirinya orang itu tetap butuh sosok teman yang selalu ada disampingnya, entah itu sebagai artian untuk saling bertukar cerita, atau mungkin memang untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk sebuah komunikasi. 

Tapi bagaimanakah dengan fenomena “friends-with-benefits” ? semua orang pasti tahu arti gamblangnya, teman dengan keuntungan. Setiap manusia memang memiliki kebutuhan entah itu yang terlihat atau tidak terlihat. Secara sadar dan tidak sadar kita selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang menunjang kelangsungan hidup kita itu. Namun bagaimana jadinya jika teman dijadikan objek untuk pemenuhan kebutuhan ? 

Ini bisa dipandang dari dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif. Mengapa diciptakan teman untuk kita ? ya itu tadi, kita diciptakan sebagai mahkluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Kebutuhan kita akan sebuah komunikasi yang menunjang kehidupan kita sehari-hari. Bayangkan bagaimana jika ternyata kita hanya diam dan tidak berkomunikasi sama sekali dengan orang lain ? itulah mengapa juga diciptakan sebuah bahasa untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan kita akan komunikasi. Dengan komunikasi kita bisa saling bertegur sapa, saling bercerita, saling menanyakan kabar, saling bertukar pikiran dan masih banyak lagi mengapa teman itu diciptakan untuk kita. Ah betapa sepi dan hampanya hidup ini jika kita hidup sebatang kara. Dan masih banyak sisi positif lain mengapa diciptakan teman untuk kita. 

“Friends-with-benefit” terkesan sebuah kosakata yang negatif. Ya seperti tadi selain bisa dilihat dari sisi positifnya, ada artian negatif tentang istilah itu. Yah gamblangnya memang begitu, berteman untuk mendapatkan sebuah keuntungan. Misalnya, kita berteman dengan orang yang kaya supaya kita bisa ikutan numpang “mulyo” atau mungkin biar bisa dapet gratisan terus. Kita berteman dengan orang pintar, mungkin dengan begitu kita bisa selalu dibantu mengerjangkan tugas. Atau mungkin keuntungan-keuntungan lain yang bisa didapat dari sebuah pertemanan. Tergantung dari konteks setiap orang mengartikan keuntungan apa yang bisa didapatkan dalam hubungan pertemanan itu.

Ada sebuah lelucon yang mengatakan “orang baik dan orang bego itu beda-beda tipis”. Yah memang kalau dipikiri-pikir memang begitu adanya. Contohnya, kita udah mau bersusah payah membantu teman kita mengerjakan tugas sekolahnya atau tugas kuliahnya. Ya karena kita menganggap kalau dia itu teman kita, tanpa keberatan pastinya kita akan berusaha sebiisa mungkin membantu mereka untuk mengerjakan tugas. Mungkin, yang dimintai tolong pada dasarnya adalah orang yang suka menolong tanpa pamrih dan tidak pernah menolak jika dimintai tolong, tapi bagaimanakah jika dipandang dari sisi yang minta tolong ? Memang benar jika teman itu harus “saling” membantu satu sama lain dalam keadaan bagaimanapun. “The Real Friends” adalah mereka yang selalu bersama dalam segala keadaan, bukan hanya ada disaat bahagia dnamun juga berada disaat teman dititik terbawah dalam hidupnya. Itulah mengapa kadang orang baik itu beda tipis dengan orang bego, karena karena saking baiknya mereka sampai tidak memandang siapa yang mereka bantu dan mereka yang meminta bnatuan. Mereka tidak pernah memandang dengan sebelah mata dan tidak terbesit pikiran negatif tentang mereka yang sudah disebutnya teman itu. 

Dalam pertemanan memang tidak selalu semulus yang diharapkan. Pasti akan selalu ada cobaan yang menguji seberapa kuat mereka bertahan dalam pertemanan tersebut. Bukan pertemanan namanya jika salah satu pihak diantara mereka sudah merasa sempurna tanpa adanya yang lain. Karena pertemanan itu saling melengkapi, saling mengingatkan, dan saling peduli satu sama lain. Ya tragis memang jika kenyataannya ada fenomena “friends-with-benefit”. Berteman dengan seseorang karena ada modus tertentu. Dan setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, lalu pergi begitu saja dan masa bodoh dnegan keadaan teman yang ditinggalkan. Betapa mirisnya keadaan ini ? Inilah kenapa kadang dalam pertemanan itu ada istilah “seleksi alam”. Karena siapa yang bertahan dalam sebuah pertemanan, dialah yang nantinya teruji untuk menjadi “real friend”. 

Namun itulah yang dinamakan kehidupan. Selalu ada yang datang dan pergi. Kita memang tidak punya kuasa dan daya untuk selalu mempertahankan apa yang sekarang ada pada kita. Memang kita mau tidak mau harus memiliki sikap yang bijak untuk menghadapi realitas yang ada. Lebih baik menjaga sebaik mungkin apa yang masih ada daripada mencari yang sudah hilang. 

Jika ternyata kita merasa dalam hubungan pertemanan kita ada istilah “friends-with-benefits”, yasudahlah. Mungkin memang begitu cerita yang harus kita lalui. Manusia memang selalu dihadiahi cerita yang unik dan beda dari yang lainnya, supaya nantinya dalam perjalanan hidupnya ada sebuah kisah yang tidak akan lekang oleh waktu. Mengikhlaskannya itu menjadi sikap yang bijak dibandingkan harus menyumpahi mereka yang ternyata hanya mencari keuntungan dari pertemanan kita. Percayalah, dikubangan tinta sekalipun akan ada sebuah sinar permata yang mampu memberi cahaya pada barang yang tenggelam didalamnya. Leluconnya, “bersyukur saja, berati kita masih bermanfaat buat orang lain, buktinya masih ada orang yang mau memanfaatkan kita”. Buat apa membenci mereka yang sudah bersikap seperti itu kepada kita, toh apa kuasa kita akan itu ? Semua terjadi karena sebuah alasan. Tidak ada yang percuma dengan segala kejadian yang kita alami. Semua itu akan menjadi nilai plus buat kita kalau kita tetap sabar dan ikhlas untuk mengahadapinya. Percaya saja, kalau semua itu sudah disetting seapik mungkin untuk kita, dan itu yang memang terbaik untuk kita. Akan selalu ada pelangi diakhir badai. 

“Friendship is unnecessary, like philosophy, like art. It has no survival value; rather it is one of those things that give value to survival.”- C.S Lewis 

“Some people come into our lives and quickly go. Some stay for awhile and leave footprints on our hearts. And we are never, ever the same”- Anonymous 


“A real friend is one who walks in when the rest of the world walks out.”- Walter Winchell


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)