Pernah nggak terpikirkan oleh kita mengapa ya kok dia beruntung banget ? Kenapa ya kok dia bisa begitu ? Dan mengapa mengapa yang lainnya yang kadang selalu memenuhi isi kepala kita. Ya wajar sih ya sebagai manusia itu pasti ngliriknya yang enak-enak doang. Itulah manusia maunya serba enak. Ehm kalau soal ini tidak bisa diragukan lagilah ya manusia itu memang pencari kesenangan dan penghindar rasa sakit. Ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa manusia itu cenderung berada dalam zona nyamannya. Simplenya seperti ini. Ketika kita membayangkan kalau nasi goreng itu enak pastilah mau tidak mau ada hasrat perut kita yang mendorong supaya nasi goreng segera terhidang didepan kita. Tapi disisi lain ada kemalasan yang menghambat kita untuk merealisasikan apa yang kita inginkan tersebut, ya malaslah ya nggak mau geraklah ya yang lainlah. Apa lagi ni ya kalau anak kos, padahal tinggal keluar kos dan cari tempat yang jual nasi goreng tinggal belui, tapi kadang kebenyakan dari kita hanya ingin memanjakan keinginan kita tanpa mau mengusahakannya untuk bisa mewujudkannya. FBegitu juga dengan hidup. Kebanyakan dari kita selalu berkutat dengan keinginan-keinginan super besar namun tak banyak dari kita yang mau bergerak segera dan mau mengusahakannya supaya terealisasi. Kalau dikira-kira, bener nggak sih kalau kebanyakan dari kita itu kadang hanya berfokus pada apa yang kita mau tanpa memperhitungkan cara apa dan usaha apa untuk mengusahakan keinginan kita itu menjadi nyata ? Ya kali ini mungkin jawabannya akan lebih kembali lagi pada presepsi dari pribadi kita dan keyakinan-keyakinan kita akan mimpi yang kita ciptakan itu.
Ah memang tidak akan ada habisnya kalau berbicara tentang mimpi. Antara orang yang bisa dibilang kaya dengan orang yang disebut miskin itu ada satu yang emnjadikan mereka memiliki hak yang sama yaitu mimpi. Nggak ada tu istilahnya aturan dalam bermimpi. Selama mimpi itu halal, bolehlah bilang "why not ?" Meskipun kadang mimpi itu dianggap terlalu berlebihan oleh sebagian orang yang masih mengandalkan kenyataan dan tidak menghiraukan awal dari mimpi. Dengan suara sumbang yang selalu terdengar " Pede banget kamu". Oh ini ni pendapat orang seperti dua sisi mata uang. Bisa dilihat dari sisi positif atau mau dilihat dari sisi negatif. Kalau orang yang menganggap suara itu sebagai sebuah sentilan yang mengobarkan semangatnya, pastilah orang itu akan dnegan semangat juangnya walaupun bakalan jatuh bangun pasti akan mengusahakan utuk menjadikan mimpi dia itu sebuah fakta, bukan lagi menjadi seorang pemimpi tetapi lebih pada seorang pembuat fakta. Sedangkan jika orang yang mendengar suara ini sebagai sebuah pukulan atau sindiran yang seakan meremehkan kemampuannya dan orang tersebuat tidak memiliki prinsip yang kuat, pastilah orang tersebut akan tumbang ditengah jalan karena dia langsung ciut nyalinya karena omongan orang yang langsung membuatnya tidak percaya diri. Patilah semua orang sudha tahu akan rahasia besar ini karena ini sudah menjadi rahasia umum namun banyak dari kita yang mungkin masih meremehkannya. "Sesuatu yang besar itu berawal dari mimpi kecil", Wajah dan sah-sah saja kalau mau bermimpi besar, keci, sedang ataupun pas-pasan. Masih gratis inikan buat bermimpi. Yeah, satu poin. Yaitu dimulai dengan mimpi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thankyou for reading :)