Ah ini ni. Nggak bisa membayangkan kalau saja hidup
itu harus pake istilah validitas dan reliabilitas. Toh hidup inikan ya tidak
selalu stabil. Memang tidak akan pernah bisa diteorikan secara paten. Keajegan
hiduppun juga tidak bisa diukur dengan satu variabel yang menyatakan bahwa ini
yang bahagia, ini yang baik, ini yang buruk, ini yang salah, ini yang sengsara
dan yang ini yang tidak beruntung. Tidak ada batasan jugakan untuk membedakan
mana yang akan menjadi pedoman untuk mengukurnya. Karena memang setiap orang
memiliki presepsi yang berbeda-beda. Saking banyaknya variabel dalam kehidupan
ini jadi susah untuk didefinisikan satu-satu. Ya mungkin ini ya yang menjadikan
hidup kita ini lebih pada sesuatu yang tidak monoton jika kita mau mencoba
banyak hal. Yang pastinya tidak hanya berada dalam zona nyaman terus menerus.
Memang benar jika sesekali kita harus mencoba sesuatu yang berbeda dari
biasanya. Untuk menciptakan sebuah pengalaman baru. Nah yang nantinya pasti
akan banyak rasa yang bisa ditemui. Yang biasanya bertahan dalam perasaan
senang dan kalem-kalem mulu, nanti kalau mau mencoba hal yang berbeda akan
mendapati sesuatu yang lain dari pada yang lain. Dengan begitu mungkin saja
akan merasakan sebuah kekecewaan. Ya mungkin awalnya akan kaget juga sih
berkenalalan dengan rasa baru. Tapi tenang, itu tidak akan seburuk yang
dibayangkan selama kita mau mencobanya kawan.
Oya,
kita ambil contoh saja yang mudah dipahami. Andai saja ni ya, ada cewek sebut
saja melati dan cowok sebut saja kumbang. Ketika melati dan kumbang mengambil
sebuah keputusan dan komitmen untuk berpacaran pastinya sudah melewati
perkenalan yang membuat mereka memutuskan untuk membuat sebuah komitmen dalam
hubungan yang lebih dari teman. Ya sebut saja mereka pacaran. Ketika kita pihak
diluar mereka akan mencoba mendiskripsikan hubungan mereka, kita tidak punya
patokan standar unutk mengejudge hubungan mereka itu romantis, aneh ataupun
lainnya. Karena pada dasarnya kita selalu melihat sesuatu itu dari apa yang
kita lihat diluarnya saja. Kadang sesuatu yang baik-baik saja diluar belum
tentu baik-baik saja didalamnya. Karena kita hanya menilai apa yang kelihatan
dari luarnya saja. Meskipun seperti yang kita ketahui, mungkin saja si melati
dulunya playgirl dan si kumbang yang
dulunya playboy. Ya pasti kebanyakan
dari kita orang awam selalu bermain dengan cara menerka-nerka hubungan mereka,
ah pasti mereka itu hanya akan sementara deh, ah palingan itu sama-sama buat
pelarian deh dan lain sebagainya.
Karena
masih hot-hotnya membahas soal reliabilitas dan validitas ni ya. Kita lihat
hubungan melati dan kumbang itu pasti akan sesuai dengan presepsi kita.
Keajengan alat atau standar yang digunakan unutk menilai hubungan mereka tidak
bisa disamakan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Karena setiap orang
memiliki kapasitas dan presepsi masing-masing dalam menilai sebuah kejadian
yang terjadi dihadapan mereka. Tapi dunia akan selalu membebaskan semua mahkluk
dibumi ini untuk berkomentar tentang apa yang dilihatnya. Maka dalam hidup ini
memang tidak bisa dipergunakan teori reliabilitas. Karena setiap orang memiliki
cara dan sudut pandang masing-masing dalam menilai sesuatu. Ketika kita
mengaplikasikan satu standar untuk menilai seseorang maka kita tidak bisa
menyamakan begitu saja standar itu untuk menilai orang lainnya lagi.
Sedangkan
jika dilihat dari validitasnya ni ya. Oke mungkin hubungan melati dan kumbang
itu sudah jelas dan dipublikasikan. Seperti yang kita ketahui validitas adalah sejauh
mana ketepatan alat atau standar itu digunakan untuk menilai sesuatu. Semua
orang boleh berasumsi dan berpendapat tentang fenomena disekitarnya. Ketika ada
orang yang mengomentari hubungan antara melati dan kumbang, pastinya dia akan
menggunakan sudut pandang dan pedoman yang dia yakini, setahu dia begitulah playboy dan begitulah playgirl. Namun itu bukan sebuah standar
yang berkembang dalam masyarakat. Karena tidak ada definisi khusus mana yang
disebuat playgirl ataupun playboy, mungkin mereka yang
mendiskripsikan itu hanya karena sering mendengarnya dan memang sudah umum
disebut dalam masyarakat disekitanya. Yang dinamakan palyboy atau playgirl ya
yang sering gonta ganti pacar. Namun apa semua pandangan itu sama dengan orang
yang lainnya. Kebanyakan dari kita selalu membuat batasan tersendiri dalam
menilai seseorang. Misalnya kita berkomentar kalau hidup si X itu tidak karuan.
Nah batasan apa coba yang membuat dia menyimpulkan kalau hidup orang itu tidak
karuan. Palingan ya karena deskripsi secara umumkan, tapi batasan nyatanya kita
tidak tahu. Karena kembali lagi setiap orang itu bebas berkomentar dan pendapat
orang itu memang tidak pernah bisa kita bentuk seperti apa yang kita inginkan.
Maka dari itu berlapangdada dan selalu terbuka akan komentar baru itu sangat dibutuhkan supaya apa yang kita dengar tidak menjadi sebuah sentilan yang hanya akan membuat kita marah ataupun menaruh benci. Anggap saja komentar yang mereka berikan itu sebagai sebuah masukan, dan tunjukkan kalau kita bisa menjadi lebih baik tanpa harus menelan mentah-mentah atas masukan yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Tapi ingat, kita harus memiliki sebuah prinsip yang kuat namun harus tetap fleksibel suapa hidup kita lebih berkualitas dan bisa menjadi lebih baik lagi. Karena jika kita dengan mudah menggunakan perasaan menanggapi komentar orang tentang kita, itu hanya akan menjadikan diri kita menyimpan sebuah ketidakpercayaan pada diri kita. Tetap menjadi diri sendiri. Pasti akan lelah ketika kita harus menjadi seribu orang jika hanya ingin menjadi apa yang orang inginkan tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Kita lebih tahu mana yang baik dan yang buruk untuk kehidupan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thankyou for reading :)