Sabtu, 02 Juni 2012

Hai Wanita

Hai wanita, wajahmu terlalu cantik jika harus kamu tutupi dengan kesedihanmu. Bukan apa, tapi bukankah itu akan terdengar percuma jika kita hanya menangisi sesuatu yang nyatanya menyakitkan ?
Hai wanita, air mata kita bahkan terlalu berarti jika berlinang hanya untuk sebuah pengorbanan yang sia-sia. Bahkan akan ada orang yang lebih bisa menghargai pengorbananmu.
Hai wanita, waktu kita sangat berharga. Cinta yang selalu tulus yang selalu kita miliki akan menjadi sebuah mutiara. Tidak terbuang dengan percuma bagi mereka yang tidak bisa menghargai hadirnya kita.

Hai wanita, tutur kata kita terlalu lembut untuk mengeluh hanya karena sebuah waktu yang tidak pernah berpihak kepada kita ? Hentikan keluhmu, ucapakn doa untuk memuliakan hati kita kelak untuk dia yang menunggu kita.
Hai wanita, kita mempunyai harga mati akan sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang kita miliki bisa menjadi tempat peneduh bagi hati yang jauh akan sebuah kedamaian. Jika nyatanya kita harus merelakan yang kita cintai pergi, pancarkan kasih yang kita miliki. Cinta tidak harus selalu bisa mempertahankan, namun kasih selalu bisa mengikhlaskan yang tak bisa kita bahagiakan. Bahkan kita harus bisa turut bahagia ketika dia dengan bangga menggandeng tangan mungil walau itu bukan tangan kita.

Hei wanita, kuatkanlah hati. Kita bukan seperti yang mereka kira. Kita punya kuasa akan diri kita sendiri. Ketegaran yang selalu terselubung, akan mengajarkan kita arti sebuah pengorbanan. Cinta tidak harus bisa kita rengkuh, karena kita hanya mampu saling memandang.

Bukankah kita akan lebih bahagia melihat senyumnya, meski itu bukan senyum untuk kita ? Jangan menyerah ketika cinta meninggalkanmu dan menjatuhkanmu, karena akan ada kekuatan lebih dari cinta yang bisa memberimu cara untuk bangkit.

Bukan cinta namanya bila kita kejar. Kita yang akan dihampiri cinta ketika waktunya memang sudah tiba. Bukan cinta namanya jika hanya membuat kita tertunduk tak berarti. Karena cintalah yang seharunya menjadikan kita lantang menghadapi dunia. Bukan cinta namanya jika ia hanya mampu membuat kita sakit. Karena cinta mampu menyembuhkan bahkan menguatkan pribadi yang lemah.

Ketauilah wahai wanita, kita kadang jatuh dan tersungkur hanya karena merasa cinta tak berpihak pada kita. Kita merasa dibutakan.  Bahkan ada pepatah mengatakan, cinta itu buta. Tapi harus kita ketahui kalau cinta itu tidak buta, hanya kadang bisa melumpuhkan logika.

Wahai wanita, berdirilah tegar setegar batu karang walaupun ia bisa rapuh. Namun jangan mau kita dirampuhkan oleh cinta yang semu. Kita layak untuk mendapatkan cinta yang nyata, tulus dan satu.
Bukan untuk dibagi bahkan untuk dipermainkan. 

Lapangkan dadamu wahai para wanita, karena keikhlasan dan kesabaranlah yang bisa menuntun kita pada cinta sejati. Ia akan hadir ketika kita sudah ikhlas merelakan waktu yang dengan sabar kita lewati. Doa menjadi pedoman yang tak bisa terhapuskan meski kadang terdengar klise.  Hei wanita, kamu harus tahu betapa berharganya kamu dengan senyum dan keteguhan hati yang kamu miliki. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)