Jumat, 01 Juni 2012

AYAH

ehm, mau berbagi cerita ah tentang dia yang teramat berarti di hidup saya, dia yang menjadikan saya seperti saat ini. Bahkan tanpa kata sekalipun, dia bisa membuat saya mengerti kalau hidup itu terlalu keras jika hanya mengandalkan ketergantungan dengan orang. Dia yang kini tumbuh uban di kepalanya, dan keriput diwajahnya tak bisa tertutupi lagi. Walaupun dia selalu mengajariku cara berjalan dengan lantang, meski dia tidak pernah bertutur seperti yang lain kalau berjalan harus dengan langkah tegap. Namun dia selalu berbicara dengan matanya, kalau di depan sana aku mempunyai mimpi yang nantinya bisa aku raih. Dia mengajariku bertahan walaupun banyak hal yang menghadang, bahkan ada tangan-tangan yang siap menjatuhkanku. Dia tidak memanjakanku dengan sejuta cara seperti yang lain. Tapi dia mengajariku melihat dunia denegan sudut pandang yang mungkin sampai saat ini susah untuk aku mengerti. Pribadinya yang keras menjadikanku sosok yang tidak boleh gampang tumbang jika kekecewaan bahkan jika dunia siap untuk menyerbuku dengan sejuta peluru yang siap menjatuhkanku. Dia bukan pribadi yang selalu membelai rambutku seperti yang lain, bahkan dia tidak suka melepasku dengan memandang aku dari jauh ketika aku beranjak pergi dari rumah. Dia hanya bisa berteriak "hati-hati dijalan". Kata itu mungkin lebih dari sebuah pelukan yang selalu diberikan yang lain kepada mereka yang super beruntung. Dengan caranya yang mungkin sampai saat ini susah aku mengerti, memberiku ajaran bahkan apa yang ada dihadapan kita itu adalah sebuah pilihan. Masalah tidak akan menjadi masalah jika kita bisa menjadikannya sahabat dan bijak menyikapinya. Oh iya, masih ingat ketika aku kecil, tangan mungilku digenggamnya dan diperlihatkan aku kepada dunia yang nantinya akan aku jalani sendiri. Ketika kini aku beranjak dewasa, dia mulai bertutur akan masa depanku. Dia mulai bertutur akan sebuah harapannya meskipun caranya tidak sama seperti yang lain. Dia ingin menjadikanku lebih lebih dan lebih dari dirinya. Dia sadar kalau dirinya bukan pribadi yang baik untuk menjadi pribadi yang baik untuk menjadi contoh. Dia berharap akan ada pasangan yang menjadikanku lebih baik dari apa yang dia ajarkan sampai saat ini. Ketika peluhnya semakin terlihat, dia masih tetap berjuang menjalani tugasnya. Menempuh puluhan kilometer, bahkan waktu semakin membuat jalan yang kini selalu aku lalui membuatku bersyukur meski jauh dari yang lain, dia memberi pelajaran yang mungkin tidak tampak sekalipun. Hampir 23 tahun menempuh puluhan tahun dari matahari yang belum menampakkan wajahnya hingga matahari pergi keperaduan, dia selalu berjuang untuk menjadikanku pribadi yang nantinya dipandang karena diriku sendiri bukan karena dari mana asal usulku. Karena dia sadar, dia tidaka bisa menjadikan aku besar karena namanya, karena keterbatasan yang dia miliki dia mengajariku kesederhanaan yang harus selalu menjadikanku kelak pribadi yang besar. Baru kemarin rasanya aku menangis karena kenakalanku minum es dan berakhir dengan batuk dan selalu ada kata-kata "jewer" tapi kini dia memiliki mimpi yang perlahan mau dia ucapka kepadaku. Walau begitu, aku selalu mengeluh dan selalu merasa kurang dengan apa yang telah dia lakukan. Aku merasa tidak bisa menjadi yang lain. Bahkan dari kecewa yang dia buat sekalipun, aku bisa belajar menjadi pribadi yang tahan banting dan harus bisa berdiri di kaki sendiri. Apapun keadaannya, aku bangga mamanggilnya AYAH. Karena dengan caraanya sendiri dia memberi pelajaran arti tentang hidup meski dengan cara yang berbeda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)