Kamis, 07 Juni 2012

Melelahkan Memang, namun...

Bagi wanita mungkin ini yang biasanya dirasakan. 
Memikirkan tanpa sesuatu yang pasti akan apa yang dipikirkan ? Itu mungkin salah satu kebiasaan wanita.
Sering disebut sebagai mahkluk yang rempong, entah itu makna kiasaan atau mungkin emang makna yang sesungguhnya.
Melelahkan jika selalu ada dalam stereotipe tersebut. Yausudah mungkin itu memang salah satu pembagian kluster yang disandang wanita sejak lahirnya. Ingin selalu dimengerti itu juga menjadi salah satu ciri wanita. Bahkan kadang wanita menjadi mahkluk yang selalu mengerti tanpa dimengerti. Dalam hal ini, kadang wanita menjadi mudah jatuh dan lemah dengan apa yang dirasakannya.

Tenang, kebanyakan dari kita mungkin merasakannya. Melelahkan ketika menahan rindu namun tidak tahu pasti rindu itu untuk siapa.
Melelahkan memang ketika kita harus mencoba berlari sejauh mungkin namun kenyataan tetap tidak mau menghindar dari pandangan kita.

Melelahkan memang ketika berharap untuk dicari dan dipikirkan namun kenyataannya jauh dari ekspektasi yang ada dalam angan kita.
Sudahi tangismu kawan, ini kadang hanya masalah waktu.
Waktu yang menghadirkan semua cerita, hingga nantinya waktu juga yang akan mampu menghapus semua kenangan yang ia tinggalkan.

Melelahkan memang, setiap detik setiap menit setiap jam bahakan setiap kita melangkah, bahkan bayangan yang sejatinya ingin kita lenyapakan seakan menincar setiap langkah kita. Tapi itu kadang hanya sebuah ketakutan kita. Bahkan ketakutan itu hadir karena kita membiarkannya tercipta, padahal kita mempunyai kuasa untuk melawannya. Dan itu kadang semakin menyakitkan ketika kita tidak tahu harus berbuat apa untuk meluapkannya. Karena kadang itu terlalu menyadarkan kita karena itu salah.

Melelahkan memang, ketika kita ingin menyendiri dan tidak ada seorangpun yang tahu, tapi pada kenyataannya bayangan itu yang muncul dan memaksa kita unutk memikirkannya.

Mungkin itu yang kadang mengapa wanita dianggap BM (banyak maunya), inilah itulah, kandang terkuasai oleh perasaan yang tidak menentu. Tapi ketahuilah, ini kembali lagi hanya masalah waktu. Waktu yang menghadirikannya dan waktu juga yang akan menghapusnya.

Tenang kawan, jika kita takut akan ketidakpastian rasa, berhentilah sejenak, renungkanlah kembali, apa yang kita mau dan apa yang kita cari.
Renungkanlah kembali, apakah ini tidak akan terbuang dengan percuma ?
Renungkanlah kembali, betapa leganya ketika kita bisa mengubah mindset kita kalau kita bisa melenyapkan perasaan yang hanya mengganggu itu.
Semua akan bisa teratasi ketika kita percaya kalau kita bisa. Namun semua akan terasa sirna ketika takdir yang nyatanya memaksakan kita menemui jalan kita dengan cara demikian.
Hingga pada akhirnya kita akan bermuara pada sebuah cerita yang menjadikannya indah pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)