Jumat, 29 November 2013

bukan berkhotbah

Manusia tercipta dengan begitu istimewanya. Tuhan sudah membekali kita dengan segala kelebihan yang kita punya, tapi kenapa kita masih selalu saja mengeluh ? Yah, memang kita sebagai manusia biasa memiliki keterbatasan akan segala hal yang tidak bisa kita rengkuh. Misalnya saja waktu. Waktu tidak akan pernah bisa kita kendalikan sesuai dengan kemauan kita tanpa kita pernah punya kemampuan itu. Lihat saja, pasti banyak dari kita selalu mengatakan "lhoh udah jam segini saja, lho sudah setahun saja". Mungkin kita kadang mengabaikan banyak hal yang sesungguhnya berarti untuk kita. Karena kita terlalu disibukkan dengan rasa yang diciptakan oleh waktu itu. Yah, seperti itu tadi misalnya waktu. Waktu itu ada untuk memberikan kesempatan pada kita. Bukankah begitu ? Lihat saja, semuanya sepertinya bergulir dengan cepat. Dengan cerita yang hilir mudik berganti dengan cerita-cerita baru tanpa pernah bisa kita sadari. Rasa-rasanya baru kemarin kita duduk berdua bercerita dengan seseorang yang "hampir" memiliki mimpi yang sama dengan kita. Tapi apa ? Buktinya semuanya sudah berlalu bukan ? Seperti tetesan embun pagi yang dengan cepat menghilang ketika terik sudah tepat di atas kita. Ah memang kalau berbicara tentang waktu ehm time flies so fast. Dia datang dengan tiba-tiba dan kadang pergi tanpa aba-aba. Semua bergulir begitu saja, sampai-sampai semua momen-momen yang terlewatkan itu hanya nampak sekilas dan dengan begitu saja terekam dalam memori kita. Entah kenapa selalu suka dengan kata memori, seolah kata memori itu memiliki sebuah kekuatan untuk menyimpan sesuatu yang detailnya kadang terlupakan oleh kita. Meskipun memori itu memiliki keterbatasan, namun sadarkah kita ketika kita mengulik akan memori-memori lama seolah kita kembali berpetualang di masa silam ? Menyenangkan bukan ? Walaupun banyak juga orang yang ingin terhindar dari ingatannya di masa lampau. Mengapa ? Karena memori itu juga mampu merekam kejadian yang tidak kita inginkan sekalipun, atau mungkin seperti itulah yang dinamakan dengan trauma ? Atau mungkin bahasa itu terlalu tinggi ? Entahlah. Yang pasti setiap orang punya hak untuk memilah-milah mana yang ingin terkenang dan mana yang ingin terlupakan.

Coba letakkanlah segala bebanmu sejenak. Mari kita kembali ke masa-masa yang sudah berlalu dengan
anggapan bukan untuk mengulang trauma ataupun kesakitan di masa lampau, tapi lebih pada bersyukur bahwa kita pernah ada dimasa tersulit sekalipun dan pada kenyataannya sekarang kita ada di masa ini dan semua kesakitan itu telah berlalu. Ingat-ingat saja setiap detail kehidupan kamu, mungkin mulai kamu bisa mengingat setiap kejadian yang sudah bisa terekam dalam memorimu. Atau mungkin kita bisa mengingat kapan saat pertama kali kita bisa berjalan ? Wow, itu pasti sudah lama sekali, dan kebanyakan manusia memang tidak bisa mengingat umur-umur dimana banyak orang mengenalnya dengan "golden age". Saat kita mulai mengenal bahasa, saat kita mulai bisa berbicara dengan orang, saat kita mulai berjalan dan segala hal yang menjadi awal kita mengenal dunia. Menarik bukan ? Namun apa yang terjadi di awal kehidupan kita kadang itu tidak bisa teringat jelas dalam memori kita. Namun sadarkah kita, bahwa segala sesuatu yang menyusahkan di masa lampau buktinya kita bisa melewatinya ? Betapa bersyukurnya kita bahwa saat-saat sulit itu sudah terlewati. Lalu mengapa disaat kita sudah bisa berlari, disaat kita bisa berteriak, masih saja kita mengeluhkan bahwa kita tidak mampu ? Tenanglah tenang, apa yang menyakitkan dan memberatkan disaat ini semua itu juga akan berlalu. Waktu akan berbaik hati menjadi teman setia kita untuk menyembuhkan apa yang kita pikir tidak bisa tersembuhkan. Karena sesungguhnya masa ini akan berlalu. Kekhawatitan hari ini cukup untuk hari ini karena esok akan ada kekhawatirannya sendiri. Lalu alasan mana lagi yang kamu dustakan untuk tidak bersyukur dengan waktu yang masih diberikan untuk kita saat ini ? Nikmati saja, yah memang kedengarannya terlalu berserah. Tapi kalau kita sadar diri, seberapa daya kita untuk emngubah dunia seperti mau kita, kita memang memiliki permainan ini karena kita adalah pemain di dalamnya namun kita bukan juri atas permainan kita ini. Yah, kita harus tahu, hal yang berharga dalam hidup kita adalah satu detik yang baru saja berlalu dari hidup kita, karena sejatinya kita tidak akan pernah bisa mengulangnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)