Sabtu, 14 Desember 2013

tuan alien

Anggap saja aku tinggal di sebuah planet. Menurut orang planetku sangat menyenangkan dan membuat banyak orang penasaran. Banyak peneliti yang mencari tahu bagaimana keadaan di planetku, entah dengan cara apapun manusia selalu mencoba segala hal. Karena aku tahu bahwa manusia adalah mahkluk yang penuh tanda tanya. Manusia ingin selalu menciptakan sebuah temuan baru yang bisa membawa namanya berkibar ke berbagai negara, entah karena penemuannya atau karena dalilnya. Lupakan saja manusia yang selalu mencoba menciptakan sebuah "dunia" sendiri yang menurutku itu adalah hal konyol. Pasti kamu bertanya-tanya kenapa aku mengatakan hal itu ? Yah, asal kamu tahu, coba lihat saja manusia dengan segala kearoganannya seolah dia yang paling tahu akan apa yang akan dia temui nantinya, seolah bisa menerawang jauh akan seperti apa nantinya jika planet yang dinamakan bumi itu semakin mendekati matahari atau semakin jauh dalam lingkaran Galaksi Bima Sakti. Biarkan saja mereka berkutat dengan penelitian mereka akan perkiraan-perkiraan yang seolah bisa diputar balikkan dalam sekejap mata.

Walaupun aku mengatakan bahwa diriku tinggal disebuah planet namun aku tidak akan berusaha membanggakan seperti apa planet yang aku huni saat ini. Namun kali ini aku hanya ingin memberitahukan kepadamu sebuah rahasia.Kamu tahu ? aku seolah seperti alien. Bukan, aku tidak hanya akan menyebut diriku alien. Aku juga akan menyebut dirimu alien. Pasti di bayangan kamu saat ini, alien adalah mahkluk yang bertubuh kecil, yang seolah memiliki tangan dan kaki kecil, namun memiliki kepala yang cukup besar bahkan mungkin wajahnyapun tidak bisa didefinsikan. Kedengarannya menyeramkan, tapi aku tidak akan mengomentari keadaanku sendiri. Aku hanya ingin bercerita kepadamu tentang keadaanku dan kamu.

Kita adalah sesosok alien yang seolah tersesat dari tempat kita berada saat ini. Ada suatu masa yang
membuat aku tahu bahwa aku berada di tempat yang lain dari aku tinggal. Aku menemukan sebuah dimensi baru, dimensi akan sebuah pemikiran yang mengenalkanku pada sebuah kekuatan semesta. Mereka saling bersinkronisasi membentuk sebuah pola, dimana pola itu akan mengisahkan sebuah cerita. Cerita itu yang menjadikan aku dan kamu saling bersinggungan. Aku hanyalah sesosok alien yang tersesaat dan kamu juga sama halnya denganku. Kita saling mencari jalan utuk pulang namun apa jadinya ? Kita saling bertegur sapa untuk sedikit membagi kisah bagaimana dunia kita masing-masing. Seperti apa bentuk-bentuk di planetku begitu juga dengan kamu. Dasar kamu tuan alien, apakah di planet kamu diajarkan semuanya untuk menjadi sosok yang angkuh ? Ya, itu yang aku lihat di kamu saat ini. Jangan salahkan aku jika nyatanya aku hanya menilaimu dari apa yang aku lihat. Karena kita hanya saling bersinggungan tanpa saling terikat untuk membentuk sebuah ikatan semacam ikatan molekul kimia. Oh Tuhan, sejauh itukah aku harus mengibaratkan diriku dan dirimu. Aku bahkan tidak ahli dalam berdalil kimia atau semacamnya. Mungkin kamu lebih tahu tentang dalil-dalil kimia yang rumit itu. Yah, aku memang selalu payah tentang satu hal. Tentang mengingat, namun yang tidak pernah bisa aku lupa adalah momen dimana aku kebetulan bertemu denganmu, tuan alien. Oke, aku tahu, aku dan kamu selalu saling mengingatkan kalau di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Tapi aku rasa, aku dan kamu yang sama-sama tersesat adalah kebetulan yang mengejutkan. Dan, ehm entahlah.

Yang aku tahu, ketika aku keluar dari planetku aku menemui sebuah tempat dimana sebenarnya tempat itulah yang lama aku tunggu. Namun, aku terlalu sadar, atmosfer yang kita hirup tidak sama. Cuaca dan musim di planetmu berbeda dengan di tempatku. Aku baru sadar bahwa senyamannya aku berada dalam planetmu, aku hanya akan bertahan sebentar, tidak ada alasan yang bisa membuatku untuk terlalu lama bertahan di tempatmu. Maka dari itu aku dan kamu memilih untuk tersesat. Tersesat di sebuah planet yang baru bagi aku dan kamu. Disitu kita bisa menciptakan atmosfer sendiri bagi kehidupan kita, untuk apa yang kamu hirup dan apa yang bisa aku hirup juga. Kita bisa saling berbagi ruang untuk bernafas, kita bisa menciptakan imajinasi akan sebuah tanah nan lapang yang akan kita gunakan untuk memanjakan diriku dan dirimu. Tapi sekuat apa aku dan kamu berusaha, ternyata tempat itu tidak mampu menampung kita terlalu lama lagi, bukan sebuah penolakan. Tapi, aku baru tahu ternyata semensta di planet ini membuat kita tahu bahwa kita melupakan sebuah kata realita. Kita berlari dan seolah besembunyi untuk membuat dunia baru bagi kita, namun sejauh apapun kita berlari kita harus kembali ke tempat asal kita masing- masing. Aku ke planetku begitu juga dengan kamu. Kita tidak akan terus menerus bersembunyi dibalik kata tersesat. Karena realita menarik kita untuk kembali ke dunia nyata yang menyatakan bahwa dirimu dan diriku hanyalah dua alien yang tanpa sengaja bertemu. Dan kini aku dengan jiwa alienku harus kembali melanjutkan hidupku di planetku dan kamu meneruskan hidupmu di planetmu. Aku disini dan kamu disana. Bukan kemauanku dan kemauanmu untuk saling menjauh namun ternyata hukum realita itu yang mebuat kita kembali ke jalan kita masing-masing. Jangan dipersalahkan akan ketersesatan kita, anggap saja itu adalah masa dimana kita tahu bahwa nantinya akan ada sebuah planet baru yang bisa kita huni walaupun kita tidak akan pernah saling terhubung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)