Sabtu, 09 November 2013

titik balik

Stasiun, bandara, terminal selalu saja sukses menciptakan sebuah kesan titik balik. Disitu kita melepaskan seseorang untuk pergi dan ditempat itu pula kita menyambut orang yang datang. Titik balik yang menjadikan kita tahu ada dua sisi dalam kehidupan ini yang tidak bisa saling terlepaskan. Dimana ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Di tempat itu kita menghantarkan orang-orang yang menjadi bagian dari cerita hidup kita pergi, entah pergi untuk sementara atau pergi dan tidak akan kembali. Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti kala mereka kembali. Apakah masih akan sama ataukan perginya akan mengubahnya menjadi sosok yang lain dan bahkan mungkin menjadi sosok asing bagi kita. Siapa yang bisa menjamin ? Tidak ada. Karena ketika kita melepaskan sesuatu kita tahu kalau itu penuh dengan resiko. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi nanti selagi waktu itu kembali lagi mempertemukan dua manusia untuk kembali menjalin sebuah cerita atau bahkan memulai sebuah babak baru dalam kehidupannya. Tempat-tempat itu kadang pula menjadi persinggahan, dimana mereka harus meneruskan perjalanan untuk mencapai perjalanan mereka. Entah berada di ujung sana atau mungkin tempat itu adalah tempat terakhir untuk mereka datang. Siapapun tidak akan pernah tahu. Ketika kata-kata yang menghantar kepergian seseorang banyak terangkai dan terucap, itu bukan sebuah janji yang harus ditempati ketika mereka kembali lagi, karena akan banyak kemungkinan yang mereka bawa ketika mereka sampai ditempat itu lagi di lain waktu. Kepergian itu pasti walaupun pertemuan itu adalah misteri. Karena kita tidak akan pernah tahu dimana dan kapan kita akan bertemu namun ketika ada petemuan itu, kita akan sadar satu hal bahwa nanti akan ada perpisahan.

Titik balik itu membuat kita tahu dan meminta kita untuk tidak lupa bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua terkesan semu. Yang ada hanya sebuah persimpangan yang memberikan banyak pilihan pada kita, namun ada satu yang harus kita waspadai dalam hidup ini. Kita harus tahu bahwa waktu kita hanya sementara. Kesempatan kedua itu hanya ada bagi mereka yang mau memperjuangkannya. Bukan untuk mereka yang terlalu berpasrah. Ketika kita menginjakkan di titik balik itu mungkin banyak yang dari kita akan merasakan sebuah kekosongan yang tiba-tiba, apa yang baru saja ada dihadapan kita pergi untuk mencari atau mencapai apa yang mereka ingin tuju. Apa daya kita untuk melarang mereka pergi ? Tidak ada. Yang bisa kita lakukan hanyalah menahan mereka untuk pergi, namun yang pasti ini hanya masalah waktu. Semua akan pergi, dan mungkin tidak akan kembali. Karena itu adalah konsekuensinya. Apa yang kita genggam tidak selamanya mampu kita pertahankan. Ada saatnya kita harus saling memaklumi akan sebuah kenyataan yang memang tidak bisa kita hindari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)