Minggu, 24 November 2013

tentang seseorang

Ini cerita tentang seseorang. Seseorang yang membawa sebuah cerita dan membangkitkan naluri untuk bercerita. Mungkin ini bukan awal yang bagus untuk menarikmu mendengarkan cerita tentang seseorang ini. Ini sebuah rangkaian kisah yang menceritakan seseorang. Seseorang yangseolah hadir dalam wujud yang berbeda dari masa ke masanya. Dia tidak pernah sama karena dia memiliki caranya masing-masing. Coba sebentar saja beri aku wkatu untuk mengingat bagaimana cerita tentang seseorang itu. Tenang. Aku tidak akan menghabiskan waktu lama jika hanya mengingat tentang seseorang. Mungkin ini bisa menjadi intermezzo untuk aku membuka cerita tentang seseorang itu untuk kamu. Sejenak saja apakah kamu mau mendengarkan cerita ini ? Aku tidak berusaha untuk muluk-muluk menceritakan tentang seseorang ini. Mungkin jika aku terlalu banyak cakap kamu akan bosan mendengarkannya. Bahkan melihat judulnya saja mungkin kamu sudah tidak tertarik. Memang. Ini bukan lagi sebuah dongeng yang menyenangkan. Dan aku tidak menganggap kamu seperti anak-anak yang selalu suka untuk dibacakan sebuah dongeng. Ini mungkin hanya dalam khayalan, tidak menarik atau bahkan klise. Tenang. Aku tidak memaksamu untuk berpikir terlalu dalam tentang cerita ini. Ini hanya tentang seseorang yang memberi makna dalam langkah demi langkah hingga membawa pada pemahaman yang baru akan dunia. Dan satu hal yang aku tahu, everthing has changed. Wow, kedengarannya menarik bukan jika aku mengatakan segalanya itu sudah berubah, berubah, dan akan berubah ? Seperti yang banyak aku dan kamu dengar, tidak ada yang abadi di dunia ini. Seperti itukah ? Kedengaran lebih klise bukan tentang kata-kata itu ? Tidak. Aku tidak akan bercerita tentang keklisean sebuah kata-kata. Ini hanya tentang seseorang. Coba sejenak saja dengarkan aku menceritakan tentang seseorang yang mungkin akan membuatmu jemu untuk melanjutkannya.

Kamu tahu, tentang seseorang ini ? Dia pernah ada. Dia bahkan nyata samapi saat ini. Hadir di hadapanku namun yang aku tahu masa sudah mengubahnya. Dia tegap berdiri walaupun egoku pernah merobohkannya. Mengujinya untuk berjuang. Tentang seseorang ini yang selalu hadir dalam waktu yang tepat. Apa yang bisa kamu lakukan jika dia tiba-tiba ada dihadapanmu dengan sekotak kado untuk kado terindah di hari ulangtahunmu ? Hahaha. Pasti kamu bertanya-tanya ada isi kado itu. Bukankah harusnya kamu penasaran bagaimana bisa dia melakukan itu ? Toh, dia bukan terpredikat sebagai sosok yang istimewa. Dia hanya hadir, berusaha, dan menunggu. Tapi nyatanya dia sepertinya tidak mendapatkan jalan, permintaan dia tidak diterima, bahkan dia lebih memilih untuk berdiri di belakangku. Dia selalu ada disaat waktu-waktu mampu memanggilnya kembali. Aku dan dia selalu menjadikan kisah yang ada sebagai sebuah lelucon yang tidak akan ada habisnya jika dibahas. Waktu mengalirkan sebuah memori akan ingatan-ingatan silam yang mencoba untuk dihilangkan, tapi apa nyatanya ? Dia akan tetap menjadi seseorang yang hanya bisa aku ceritakan kepadamu melalui kata demi kata tentang seseorang ini.

Dia. Dia pernah menghadirkan sebuah cerita baru. Cerita bahwa bumi ini berputar. Kadang banyak manusia meremehkan apa yang mereka punya, tidak pernah dianggap keberadaannya hingga pada akhirnya kita akan merasa kehilangan jika sesuatu yang kita abaikan itu pergi. Menghilang dengan meninggalkan sebuah cambukan yang terhebat dimasa itu. Tahukah kamu kenapa aku harus memakai kata-kata hiperbola ini ? Kamu harus tahu bahwa manusia harus bisa memposisikan dirinya. Dimana dia berada, dimana dia beradu, dan dimana dia akan berpaling. Dan kamu tahu bagaimana rasanya ? Yah, dan tentang seseorang ini memperkenalkanku pada satu kata yang banyak orang tidak sukai "pengkhianatan". Bukankah ini terdengar seperti di filam-film ? Lucu bukan. Yah, kedengarannya memang seperti itu. Sudah, jangan pasang muka yang ironis seperti itu. Lihat, lihat aku sekarang. Bukankah itu tidak menjadi masalah buat aku ? Jangan kasiani aku dengan tatapan matamu yang memancarkan keharuan seperti itu. Aku memilih untuk percaya pada diriku sendiri. Tentang aku yang mampu bertahan. Dan satu hal yang harus kamu tahu, hei, itu sudah berlalu. Sudah kembalikan raut mukamu menjadi raut muka yang biasa saja. Mari kita lanjutkan bercerita tentang seseorang. 

Mereka menganggap kisah ini bahkan melebihi drama melankolis. Lebih terdengar ironis dari sebelumnya bukan ? Kamu tahu, aku memiliki banyak puisi yang tersampaikan dan tersimpan. Berlembar-lembar kertas pernah aku dan dia habiskan untuk merangkai sebuah masa yang ingin kita lewati. Ini bukan tentang sebuah kisah romansa yang mengharukan. Namun ini lebih pada realita. Kamu tahu, aku ingat tatapan matanya. Dia yang mengajarkanku bahwa hanya ada satu yang tidak pernah bisa bohong yaitu mata. Mata akan mampu mengungkapkan lebih dari apa yang bibir tidak bisa mengucap. Mata memiliki caranya sendiri untuk membuat orang percaya bahwa ada keajaiban dari tatapan mata. Pasti kamu bertanya-tanya apa maksudnya ? Coba pandang saja dirimu sendiri dan lihat mata yang terpantul dari cermin. Disitu kamu akan tahu rahasia dirimu sendiri yang bahkan kamu sendiri tidak pernah sadari kalau rahasia itu pernah ada dan tersimpan disana. Yah, banyak dari kita ingin berteriak kepada dunia kalau kita bisa. Tapi apakah kamu mampu membohongi dirimu sendiri bahwa kamu selama ini meremehkan apa yang sebenarnya kamu bisa ? Aku tahu. Aku bukan guru yang pandai mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Lagi-lagi ini hanya tentang seseorang. Masa yang membuat aku semakin mengerti bahwa segala sesuatu harus berjalan. Tidak ada yang bisa kita pertahankan ketika kita sudah berhadapan dengan realitas. Perbedaan menjadi sebuah pergolakan. Bukankah pelangi nampak indah karena keanekaragaman warnanya ? Yah, aku tahu, walaupun itu hanya sementara. Tapi apakah pernah kamu punya satu alasan untuk mendustakan bahwa pelangi itu buruk ? Tidak. Ini hanya berjalan sebagaimana mestinya. Segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan, Walaupun semua pertanyaan itu tidak harus ada jawaban. Karena itulah kita diminta untuk percaya. Semakin kita mencari pembuktian akan sesuatu yang sudah senyatanya terjadi, sama saja kita tidak percaya bahwa tangan Tuhan berkarya di dalamnya. Semua lorong itu pasti ada ujungnya, membukakan pada cahaya baru, meski harus melewati tempat gelap, namun jika itu satu-satunya jalan, jalan mana lagi yang ingin kamu cari jika hanya ingin menjadi pencundang ? Lari dari apa yang memang seharusnya dilalui. Sejauh apapun kita pergi, serapi apapun kita bersembunyi, dan sebanyak apapun kita mencari pembelaan, apa yang bisa kita perbuat jika realitas itu selalu mengikuti ? Tidak ada yang pernah bisa menghindar dari apa itu yang dinamakan realita. Karena itu ada realistis yang harus kita punya untuk tahu diri bahwa kita bisa dan mampu menjalani semua yang memang senyatanya harus kita lalui.

Tentang seseorang yang menyapamu tanpa pernah tahu kalau kita harus bertemu. Bertemu dipersimpangan jalan. Saling menyapa, bertegur sapa, bercerita, dan merasa. Namun apa, yang kita tahu persimpangan itu membawa kita pada sebuah (lagi-lagi) realita. Tahu banyak cabang jalan yang harus dilalui. Bertahan untuk berlawa-laman di persimpangan, tapi harus berapa lama lagi ? Tidak untuk satu minggu, bulan bahkan tahun. Tidak selama itu. Karena perbedaan itu semakin ketara. Tidak ada yang berusaha untuk saling mempertahankan. Bertemu untuk berpisah. Bukankah itu adalah hukum alamnya ? Seperti itulah. Sesaat datang dengan pengakuan, namun lantas pergi tanpa perhatian. Melepas itu menjadi pilihan. Melanjutkan mimpi itulah keputusan. Melangkah di area yang berbeda, meski tahu kalau saling memandang. Saling bertaut seperti radar yang mampu mendeteksi keberadaan sosok lain yang melalui partikel-partikel tak ketara. Membawa berita rindu meski tahu itu hanya ilusi. Kamu ingin bilang bodoh ? Memang. Aku dan dia terlihat bodoh. Dia ? Sepertinya tidak. Mungkin aku saja yang terkontaminasi oleh pemikiran akan kekuatan yang membawaku pada sebuah kepercayaan bahwa tanpa memandang orang mampu bertaut. Dalam caranya masing-masing orang mampu mengirim kabar rindu meski itu hanya melalui sebuah ilusi buatan akan pikiran. Percayalah, ini hanya sebuah cara aku dan dia sejenak bertahan. Namun nyatanya, aku tidak pernah bisa mempertahankannya sejenak saja bertahan disini lebih lama. Lalu dia pergi memilih dimensi yang baru dengan radarnya hingga bertemu dengan dunia barunya. Hei, kamu sepertinya memandangku dengan muka haru lagi. Jangan. Ini memang keputusanku dan dia, karena aku dan dia tahu bahwa di dunia ini memang tidak ada yang kebetulan. Seperti aku yang memang dengan tiba-tiba bertemu dengannya di suatu masa. Namun aku dan dia sudah memilih satu hal, bahwa ada saatnya kita harus saling memaklumi. 

Inilah tentang seseorang. Seseorang yang tidak sempurna namun menjadikan cerita menjadi hampir utuh. Menemukan perbagiannya untuk kelak menjadi rangkaian cerita yang panjang dan utuh. Tidak untuk saat ini, karena ini hanya cerita tentang seseorang. Hingga nanti tentang seseorang akan ada lagi dengan memori baru yang tidak akan termakan oleh waktu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)