Senin, 25 Februari 2013

Independen. Dependen.

Independen. dependen. Kata-kata yang sering kita dengar sebagai variabel dalam sebuah penelitian. Dimana variabel itu yang memiliki pengaruh penting dalam penelitian itu sendiri. Dimana variabel dependen atau variabel tergantung adalah inti masalah dalam sebuah penelitian yang ingin di teliti hingga variabel ini bisa dipengaruhi oleh variabel-variabel lain sehingga disebut tergantung. Berbeda dengan variabel independen, dimana variabel bebas ini yang ada disekitar variabel dependen dam memiliki pengaruh walaupun variabel ini bisa berdiri sendiri. Dalam teorinya bisa dikatakan seperti itu. Sehingga ketika variabel independennya dirubah akan berpengaruh pada variabel dependen, ini mengapa variabel dependen tidak bisa berdiri dengan sendirinya. Karena keterikatannya ini hingga muncullah istilah independen dan dependen. Begitu juga dalam keseharian kita. Ada istilah manja dan mandiri. Ini bisa kita korelasikan dengan kata-kata yang kita bahas diawal. 

Sebagai seorang pribadi kita dibesarkan dalam sebuah keluarga yang memiliki cara masing-masing dalam mendidik kita hingga tumbuh kembang seperti saat ini. Ada kebiasaan-kebiasaan yang menjadikan diri kita pribadi yang bisa lebih dikenali. Entah itu periang, ramah, sopan, nakal, jahat, usil, atau apapun itu. Hingga semua kebiasaan itu juga bisa menentukan kita bagaimana pembawaan kita terhadap diri kita sendiri. Kita hidup disekeliling orang-orang yang begitu pedulinya dengan kita. Bermula dari orangtua kita, sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita, dan orang lain yang ada disekitar kita. Seperti ada sebuah "network" yang menghubungan antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan begitu kita bisa tidak bisa terlepas dari sebuah sistem yang menyebabkan kita ketergantungan terhadap orang yang satu dengan orang yang lainnya. Namun tingkat ketergantungan ini bisa dibedakan, mana yang tergantung dalam artian begitu lekat dan tergantung yang hanya dalam artian tidak bisa lepas begitu saja dari tatanan sebuah sistem yang terbentunk dalam lingkungan kita. 

Kita memang sejatinya saling bergantung antara satu orang dengan orang lainnya. Namun itu bukan berarti segala kendali yang kita miliki dipegang oleh seseorang yang amat kita gantungi. Misalnya, kita yang tergantung dengan orangtua, oke itu sangat wajar, tapi bagaimana kalau segala kendali itu harus kita serahkan kepada orangtua kita padahal secara tidak langsung kita sudah tumbuh dewasa dan bisa menentukan apa yang memang hendak kita pilih. Orangtua adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidup kita, hingga ketergantungan itu akan tetap ada namun ini jangan sampai menjadikan diri kita tidak bisa menjadi pribadi yang mandiri dan kesannya manja. Oke, ini tentang orang tua. Namun bagaimana jadinya jika kita menjadi pribadi yang "dependen" pada sosok lain. Misalnya pasangan. Dalam sebuah hubungan saling membutuhkan dan saling tergantung itu menjadi sesuatu yang wajar. Namun kita harus tetap memiliki kendali akan hidup kita sendiri. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nantinya. Hingga lebih baik mencegah daripada mengobati itu sangat berguna di dalam sebuah hubungan. Ini bukan berarti kita menyepelekan hubungan kita, namun kita lebih bisa "aware" dengan situasi dan kondisi. Apa-apa harus dengan pasangan, makan harus ditemani, kesana kesini harus diantara jemput, bahkan mengibaratkan dirinya tidak ada artinya jika tanpa pasangan, itu salah satu bentuk dependen. Dimana bentuh dependen yang berlebihan itu hanya akan menimbulkan sebuah ketakutan hingga waswas dengan segala pikiran jangan-jangan dan jangan-jangan. Yang ada kita tidak bisa menentukan arah kita sendiri, karena kita tidak tahu apa yang kita cari dan arah mana yang kita tuju. Mengapa ? Karena kita terlalu mengantungkan diri dengan pasangan kita. Menjadi sosok yang mandiri dalam hubungan itu bisa menjadi nilai plus, namun disini bukan berarti kita tidak menganggap pasangan kita tidak ada, namun kita tahu batas mana yang bisa kita lakukan sendiri dan mana yang kita lakukan bersama. 

Menjadi diri dependen seolah akan kehilangan akan artian orisinil dari diri kita sendiri. Karena kita bahkan takut membayangkan kalau tidak ada lagi si 'dia" dalam kehidupan kita. Bumi pasti seakan runtuh seketika, bahkan kebiasaan bergantung pada orang lain itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang ada kita akan menyepelekan keadaan karena ada sosok yang bisa kita andalkan. Padahal sosok itu apakah selamanya akan bertahan ? Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang everlasting. Sekali lagi kita tidak akan pernah tahu akan apa yang akan terjadi nanti, siap dengan kemungkinan terburuk sekalipun itu ibarat pelompat tinggi yang siap berlompat setinggi mungkin namun juga sudah siap dengan matras yang mampu menopang tubuhnya yang jatuh sehingga sakit itu tidak akan terasa. Bagaimana caranya ? Ketika kita menjalani sebuah hubungan, kita tahu ada sebuah komitmen yang dibuat, kita saling bergantung satu sama lain. Namun hendaknya kita tahu batasan sampai mana kita bergantung dengan pasangan kita. Selama itu masih bisa dikerjakan sendiri, apa salahnya kita mencoba melakukannya sendiri, namun kita juga harus sadar diri sampai mana kemampuan kita akan usaha itu. Ketika kita sampai titik dimana kita membutuhkan bantuan tidak ada salahnya kita jujur pada diri sendiri kalau kita membutuhkan bantuan sehingga bukan gengsi yang muncul. Negatifnya menjadi sosok yang independen, dia akan bertemu pada istilah gengsi dimana mereka terbiasa melakukan segala sesuatu dengan mandiri dan harus bertemu titik dimana dia membutuhkan bantuan oranglain. Menjadi pribadi yang ikhlas. Ini terdengar klise. Memang. Namun entah kita sadari atau tidak ikhlas itulah kuncinya. Ketika kita menjalin sebuah hubungan, kita ikhlas menjalaninya, bukan untuk mengantungkan diri namun tetap menjadi pribadi kita yang mandiri. Behubungan bukan untuk mencari sebuah kebahagiaan namun sejatinya untuk berbagi kebahagiaan. Sehingga dengan menjalin hubungan yang ikhlas itu, keduabelah pihak dari kita siap dengan segala kemungkinan yang trejadi, sehingga diantara kita ketergantungan itu tidak terlalu akut. Sehingga, seandainya kemungkinan terburuk itu terjadi kita tidak akan mengalami fase "something missing" yang berlebihan. Dan itu akan tetap menjadikan diri kita aslinya. Pasti ada masa dimana merubah kebiasaan itu yang sulit, namun seiring berjalnnya waktu itu akan juga menjadi sebuah kebiasaan untuk sendiri. Maka dari itu entah dalam hubungan atau tidak, dependen itu kalau bisa diminimalisir dan menjadi pribadi yang independen itu yang perlu dilatih. Karena apa yang trejadi sekarang itu adalah realita, dan apa yang terjadi esok itu masih ada dalam spekulasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)