Selasa, 23 April 2013

Tuhan. Punya. Rencana.

Kita selalu mengeluhkan sesuatu yang sebenarnya sudah ada jalan dan alurnya masing-masing. Pekerjaan yang sulit, kehidupan yang semakin susah, kuliah yang lama, ini dan itu. Belum setiap detail dari kehidupan kita, selalu saja ada keluahan yang membuat kita merasa kurang dan selalu menjadi alasan kita untuk mengeluh meminta ini dan itu. Mulai dari kita bangun di pagi hari, kadang kita sejenak kembali mengumpulkan kesadaran dan aware kalau nyatanya kita kembali ke rutinitas kita yang itu dan itu lagi. Rutinitas apa itu ? Kuliah, tugas, teman, kegiatan lagi, pekerjaan, belum lagi pertemanan, belum lagi hubungan kita. Dan masih banyak lagi hal-hal yang akan sellau kita temui setiap harinya. Oke coba kita lihat perbagian dari kehiudpan kita. Bangun pagi, tersadar kalau mimpi semalam hanyalah sebuah mimpi dan kita kembali lagi mengijak ke dunia nyata, ke realitas yang tidak bis akita hindari kecuai kita meninggal. Terbangun dan sekejap kita melihat ke sekeliling kita, dinding di kamar kita, barang-barang yang setiap harinya menemani kita. Lalu pernahkah kita terpikirkan kalau kita kadang mengabaikan nafas yang masih mengalir di paru-paru kita, darah yang masih mampu kita rasakan desirannya di nadi kita ? Ah pasti ketika sekejap terbangun hal pertama yang dilakukan mengecek HP, belum membuat planning ini itu buat sehari. 

Kita bangun, mempersiapkan diri untuk menjalani hari dengan penuh kepercayaan diri. Selalu ingatkah kita kalau hal yang paling berharga dari hiudp kita yaitu satu detik yang baru saja berlalu dari hidup kita ? lalau mengapa untuk setiap detik itu kita kadang lupa untuk mengucapkan terima kasih ? Terlalu susahkah aksen kata itu sampai kita kadang lupa untuk mengucapkannya ? Ah inilah kita, manusia yang penuh dengan kelalaian. Kita terlalu dimanjakan oleh keadaan sekitar, dimanjakan oleh keinginan ini dan itu, dan sekalinya keinginan itu tidak terpenuhi, pasti akan ada pemberontakan dalam diri kita. Wajar. Ya, karena kita hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan. Jauh dari kesempurnaan. Namun bagaimana dari kita yang selalu mengusahakan kesempurnaan ? Mereka selalu mengejar kepuasan, dan itu kadang mengabaikan kebutuhan sekitar. 

"Hai para pencari kesempurnaan, semakin kamu mencarinya semakin kamu akan dikecewakan oleh kenyataan."
Pernahkah kita sejenak merenungkan mengapa Tuhan kadang tidak mengabulkan doa kita ? Tuhan bukannya tidak mengabulkan doa kita, namaun Dia tahu cara dan saat yang tepat untuk menjadikannya semua indah pada waktunya. Kadang kita sebagai manusia apa-apa menginginkan segalanya berjalan sesuai dengan keinginan kita. Mempercepat segalanya sesuai dengan keinginan kita. Lalu apa kuasa kita untuk semua itu ? Bukankah kita ini hanya sebagai pemain dan bukan sutradara akan permainan ini ? Bahkan kita bukan juri atas apa yang telah kita mainkan. Kita hanya mampu dan bisa melakukan segalanya sesuai dengan peran kita masing-masing. Namun kenyataannya saat ini, sudah banyak orang beralih peran untuk mengejar sebuah kepuasaan diri. Entah titik mana nantinya yang akan mereka temui untuk mencapai puncaknya. Karena kepuasaan itu ibarat sebuah candu, sekali kita mendapatkannya kita akan terus dan terus mengejarnya sampai tidak ada standar yang pasti akan kosakata satu itu. Kepuasaan. Manusia adalah mahkluk yang serba kompleks. Mereka mampu menjelma menjadi apapun untuk menjadikan dirinya terpandang dan memiliki nama. Solah kehidupan ini menjadi sebuah ajang untuk memperbesar nama. Semakin kita mengingkari kenyataan itu, namaun inilah realita yang terjadi saat ini.

Kita kadang terlalu memperjuangkan apa yang sebenarnya tidak worth it buat kita perjuangkan. Kita terlalu mengharapkan segala sesuatu menjadi milik kita padahal sebenarnya bukan kapasitas kita untuk memilikinya. Kita berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankan apa yang sebenarnya ingin terlepaskan dari kita. Sekuat apapun kita mencoba, sekeras apapun kita menunggu, selama apapun kita setia, namun jika Tuhan tidak menuliskannya untuk kita, semua itu sama saja bohong. Pernahkah kita terpikir, sebenarnya ada jalan, sebenarnya kalau diperjuangkan hal itu akan menjadi nyata, sebenarnya kalau mau dikompromikan semuanya itu akan menjadi komitmen, namaun seakan cerita membawa pada alur yang hanya memperumit saja. Taukah kita mengapa ? Karena Tuhan tidak ingin kita tersakiti. Tuhan terlampau sayang pada mereka yang pernah dikecewakan. Misalnya saja, dalam sebuah hubungan kita tahu kalau seandainya kita hanya bertahan dalam ekadaan yang hanya memperburuk keadaan itu akan menyakiti diri kita. Kita tahu kalau sosok itu tidak abik untuk kita, namun dalam doa kita, kita seakan memaksa untuk meminta jalan itu dibukakan kembali, dan pintu itu terbuka kembali. Tatapi yang ada keadaan semakin rumit dan tidak seperti yang kita inginkan. Tahukah mengapa ? Karena Tuhan memiliki rencana yang luar biasa dibandingkan rencana-rencana amatir kita.

Satu hal yang mungkin akan selalu terdengar klise, namun kalau kita tahu, inilah yang akan mempermudah setiap jalan kita. Ikhlas. Dalam setiap tindakan, perkataan, ucapan, pelayanan, dalam apapun itu jika kita mengunakan hati yang tulus untuk meskipun tidak menerima kita akan selalu dihadirkan sebuah keikhlasan yang lebih untuk menjalaninya. Apa yang perlu kita kuatirkan ? kekuatiran hari ini cukuplah hari ini, karena esok akan ada kekuatirannya sendiri. 

"Kamu lelah ? Ya aku tahu kamu lelah. Kamu bosan ? Ya aku tahu kamu bosa ? Istirahatlah sejenak, panjangkanlah nafasmu. Ketika kedamainan itu sudah berada digenggamanmu, lanjutkanlah langkahmu, dan lapangkanlah jalanmu dengan keikhlasan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)