Kamis, 21 Maret 2013

Realita tentang kita

Dimana itu sebuah kebebasan ? semakin kamu mencarinya semakin berlevel apa itu yang dinamakan dengan kebebasan. Karena disitu nanti akan ada level pertama, kedua, ketiga atau bahkan tidak akan pernah menemui titik puasnya. Seperti sebuah kebahagiaan, semakin kamu menanyakannya, semakin kamu tidak pernah bisa menemuinya. Seperti sebuah piramida yang dikemukakan oleh Maslow, ketika manusia terpenuhi kebutuhan dasarnya, akan selalu ada kebutuhan-kebutuhan lain yang minta untuk dipenuhi. Hingga puncaknya akan ditemui sebuah istilah aktualisasi diri. Apa pula itu aktualisasi diri ? Apakah mungkin manusia bisa diteorikan ? Tapi pada kenyataannya selalu saja ada teori yang dimunculkan atau diadakan atau mungkin diciptakan untuk mengeneralisasikan tentang kita. Kita manusia. Lalu, belum lagi ketika manusia dikategorikan dalam sebuah angka. Kecerdasan, kepribadian, atau mungkin kapasitas hidup ? Sepertinya tidak adil jika angka mengkotak-kotakkan manusia ke dalam kategori-kategori yang jatuhnya hanya akan menimbulkan sebuah kesenjangan. "oh ternyata akan masuk golongan 1 atau 2 atau 3" itu mungkin pemikiran yang akan berkembang karena ketidakadilan yang disebabkan oleh angka. Kedengarannya angka itu kejam. Menjadikan orang seperti objek keangkuhan. Namun keadaan nyatanya sekarang kebanyakan dari kita akan dan mungkin akan selalu termakan oleh angka. Sungguh dipertanyakan letak kemanusiawiannya. Toh, apa yang bisa dieprbuat, jika angka itu sudah menjadi sebuah budaya sehingga manusia semakin terbiasa dengan angka-angka yang sebenarnya hanya akan menmilah-milahkan mereka. Bahkan dengan angka semua orang bisa menafsirkan sebebas dia berpikir. Kebebasan berpikir itu yang mungkin juga ditafsirkan dengan aktualisasi diri. Seperti yang dikatakan orang-orang filsafat 'kamu ada karena kamu berpikir". Dengan berpikir kita bebas menjadi apapun yang kita mau dan kita suka. Menjadi wartawan, penulis, penari, atau menjadi apapun, tidak lain dan tidak bukan untuk mengaktualisasikan diri. Siapa kita dan itulah mau kita. Bagaimana bisa kita menjadi semua itu ? Berpikir dan bertindak. Karena sepanjang hidup kit, kita tidak akan pernah berhenti untuk berpikir. Karena itulah hakikatnya. Berpikir tentang apapun. Seperti itulah kita. Penggerutu. Penggerutu akan semua hal. Kebahagiaan, kehidupan, hubungan dan banyak lagi. Namun ada satu hal yang terabaikan oleh kita, berpikir tentang berpikir itu sendiri. Karena itulah kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)