Senin, 11 Maret 2013

like a drama


Dalam film ada sebuah permainan peran yang diperankan oleh orang yang berbeda-beda. Dengan karakternya masing-masing, ia akan berlaku selayaknya apa yang dituliskan dalam cerita. Menjadi sebuah alur yang menjadi sebuah episode-episode tersendiri. Seperti sebuah drama juga, hidup ini menjadi bagian-bagiannya sendiri. Ada plot yang mengisahkan apa yang memang seharusnya terjadi. Setting dalam setiap saatnya memberikan kesan dalam permainan itu menjadi lebih hidup. Mengisahkan sebuah cerita sesuai dengan skenario yang sudah ditentukan dari awal untuk membentuk sebuah keutuhan cerita.

Ada peran antagonis, protagonis, figuran. Dan ada peran-peran lainnya yang mendukung keutuhan sebuah cerita. Tidak hanya itu demi keutuhan sebuah cerita ada pendukung-pendukung lainnya yang mungkin lebih sering terabaikan karena memang mereka selalu berada dibelakang layar. Genre yang diangkatpun beranekaragam, namun hidup ini lebih mendekati sebuah permaiann drama. Setiap dari kita memerankan peran masing-masing dari diri kita. Memainkan karakter yang sudah tertulis untuk kita lakukan. Sebuah ceritapun sudah dirangkai sedemikain rupa oleh sang sutradara dan pada akhirnya nanti ingin menampilkan sebuah cerita yang menarik dan memang terbaik dari hasil permainan peran kita. Kita tahu siapa sang sutradara yang mengatur jalannya cerita, bagaimana kita harus bersikap, dan kenaturalan yang bagaimana yang harus kita tunjukkan, yaitu Dia. Tuhan sudah menyetting sedemikian hingga sebuah kisah yang memang terbaik untuk hidup kita.

Seperti dalam permainan drama. Ada tangis, ada suka, ada duka, ada ragu, ada bimbang, dan berbagai rasa dan cerita lainnya yang dengan uniknya ditampilkan. Dengan cara yang berbeda pula setiap kisah satu dengan kisah yang lainnya. Seperti sebuah hidup. Satu orang dengan orang yang lain memiliki kisah dan jalan cerita yang berbeda-beda. Mereka memiliki kekhasan yang tidak bisa digeneralisasikan. Namun yang menyamakan hanyalah ada satu sutradara yang mengatur semua permaian itu. Tuhan dengan hebatnya menata dengan caraNya menjadikan semua kisah sungguh seperti permainan cerita yang endingnya tidak bisa ditebak. Tidak seperti kebayakan drama yang dibuat oleh manusia yang sering ditampilkan di televisi-televisi itu, drama yang dibuat oleh Tuhan memiliki sebuah penyajian yang berbeda. Kita sebagai pemain hanya mampu memerankan sosok sebaik mungkin. Tanpa membantah apa yang emmang sudah tertulis untuk kita.
Kita tidak punya hak untuk menjadikan sebuah cerita sesuai dengan keinginan kita. Karena memang semua sudah tertulis dengan rapi untuk kita. Yang bisa kita lakuan hanya menjadi yang terbaik dari diri kita, hingga apa yang memang tertulis untuk kita itulah yang terindah.

Sebuah drama pastinya ada alur dimana disitu ada klimaks yang menjadikan sebuah cerita itu lebih menjadi cerita yang seseungguhnya. Begitu juga dalam hidup, setiap momen dalam perjalanan kita akan menampilkan sebuah alur yang akan menemui sebuah klimaks dari setiap cerita yang kita lalui. Namun seperti sebuah kurva, sesudah klimaks pasti akan ada tahapan penyelesaian dari cerita yang kita lalui. Dengan begitu ada sebuah hikmah dari sebuah cerita yang terjadi. Ada top and down yang akan mengiringi setiap perjalanan hidup kita, karena itu seperti menjadi suatu siklus yang memang sejatinya harus begitu.

Konflik dilahirkan dan diciptkan untuk menjadi rangkaian cerita antara pemeran satu dengan pemeran yang lainnya. Dari situ juga akan ada sebuah hikmah yang bisa diambil dari konflik yang terjadi. Dimana saat konflik ini dipertunjukkan ada pihak-pihak yang memainkan peran seseuai dengan posisinya masing-masing. Oleh karena itulah mengapa hidup ini  merupakan sebuah rantai yang tidak bisa terputus antara pihak satu dengan pihak lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)