Kamis, 05 September 2013

SO......

Hei kau mimpi, rasa-rasanya baru kemarin aku menghindar dari mimpi-mimpi yang selalu menyambangi disetiap malam. Membungkam dalam sebuah ekspektasi yang selalu ingin aku hindari. Perlahan-lahan sepertinya kamu semakin mendekat dan semakin jelas saja. Lalu apa maumu ? Hei, lihat macam apa ini. Sebuah harapan yang tiba-tiba lahir dari sebuah ketidaksengajaan. Waktu demi waktu semakin membuka tabir itu. Semacam tabir yang ingin selalu terhindari. Namun nyatanya selalu hadir lagi dan lagi. Detail-detail yang semakin jelas membuka setiap rasa yang juga ingin terabaikan. Ini hanya semacam euforia. Euforia yang hanya sesaat dan akan menguap seiring berjalannya waktu yang tidak lagi mengenal kompromi. Yah, berharap seperti itu. Mana ? Mana kata yang sempat menjadi sebuah pengakuan. Hanya sebatas itu ? Mungkin bisa dipahami. Yah, karena itu memang hanya sesaat. Dan dalam sekejap semuanya tidak lagi bermakna. Mungkin memang lebih baik perlahan berjalan keluar dari sebuah lingkaran yang hanya akan mengurung dalam ketidakpastian semata. Lupakan saja apa yang sudah terjadi, masukkan saja semuanya dalam bingkaian kenangan bersama dengan album cerita lainnya. Yang mungkin hanya begitu dan tidak pantas untuk dilanjutkan. Itu tidak seberapa. Banyak hal yang harus bisa lebih dimengerti lagi. Mencoba untuk lebih membuka logika untuk menujukkan jalan mana yang seharusnya ditempuh. Ini hanya semacam pertemuan singkat dalam sebuah perjalanan yang tanpa sengaja bertemu dipersimpangan dan saling menahan untuk saling bertegur sapa. Lantas, ketika waktunya sudah habis, saat itulah saling mempersilahkan untuk pergi untuk melanjutkan langkah. Lihta ini bukan apa-apa. Pengakuan itu hanya akan meninggalkan sedikit goresan. Entah itu goresan apa, karena memang mungkin seharusnya begitu adanya. Lupakan saja semua malam-malam yang pernah terlewati. Semua cerita-cerita yang pernah terangkai dan semua ungkapan yang tersirat itu. Itu hanya pelengkap untuk perjalanan. Hingga akhirnya semua itu hanya tertinggal jauh dibelakang sana nantinya. Ada kalanya melepaskan itu menjadi sebuah pembuka jalan. Karena saling mempertahankan hanya akan menimbulkan sebuah persoalan baru. Tertahan dalam asa yang tak sempat dimengerti hanya akan mengacaukan segalanya. Sama-sama tahu kalau lorong gelap itu hanya akan semakin gelap jika tak ada satu yang membukkan jalannya. Untuk apa sebuah pengakuan jika nyatanya tidak ada usaha untuk saling memperjuangkan ? Bukankah itu hanya omong kosong. Sebuah kelegaan bukannya didapat namun yang ada hanyalah sebuah rasa yang ingin segera terabaikan. Ini nyatanya, hanya sesaat dan menghilang bersama dengan ketidakberanian diri untuk saling mengupayakan. Yang ada saling menjauh untuk saling melupakan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)