Senin, 20 Juli 2015

Right Time (1)

Sampailah kita pada titik ini. Titik dimana sedari dulu mungkin belum pernah terbayangkan sekalipun. Ada masa dimana aku dan kamu menjadi sebuah kompromi untuk lebih dewasa lagi memandang keadaan. Bukan hanya menurut persepsi kita, tetapi lebih luas lagi. Tentang ketidakmungkinan yang sedari awal kita ragukan, akhirnya menjadi sebuah kemungkinan yang susah untuk dilogikakan. Mungkin masih banyak hal yang sampai saat ini semua begitu cepat dan tanpa kita sadari kita sedang berlari untuk mencapai satu tujuan. Semoga tujuan yang kita ingin capai itu adalah tujuan yang pasti.
 
Saat aku dan kamu sedang sibuk memandang dunia dengan begitu sederhananya, ternyata ada banyak hal yang harus mulai terpikirkan bukan lagi untuk disepelekan. Mungkin kedengarannya sangat konyol. Yang awalnya hanya saling sapa, mungkin saat ini aku dan kamu harus mau duduk sedikit labih lama lagi mendiskusikan yang mungkin dulu menjadi hal yang kita hindari.
 
Bukankan ini sangat lucu ? Semacam menjadi lelucon jika harus dianalisis tidak akan ada titik temunya. Bahkan saat aku dan kamu duduk berhadapan sekalipun, aku seolah masih ada dalam dimensi lain yang membawaku pada ingatan di masa laluku, dimana aku dan kamu yang tidak pernah akur.  Tuhan, inikah bukti dimana engkau adalah maha sutradara yang sulit untuk ditebak kebersambungan sebuah cerita hidup manusia ?
 
Percayalah. Ini akan menjadi sebuah kisah yang tidak akan pernah ada habisnya untuk aku kulik menjadi sebuah cerita atau novel sekalipun. Bahkan mungkin sampai berlembar-lembar kertas foliopun tidak mampu mengungkapkan betapa takjubnya aku dengan jalan cerita yang sangat lucu ini. Apakah begitu juga dengan kamu ? Mungkin banyak yang masih harus kita teliti, bukan tentang masa lalu kita tetapi bagaimana kita mengambil intisari dari perjalanan panjang di belakang kita. Menjadikan itu sebagai bekal kita untuk terus berlari. Bukan lagi empat kaki tetapi menjadi sepasang kaki yang terus belajar untuk saling menyeimbangkan.
 
Aku tahu awal ini tidak akan mudah, bahkan untuk menjawab semua tanya sampai pada titik inipun aku dan kamu sudah melewati cerita-cerita yang tidak mengenakkan. Dengan berbagai celoteh yang entah mana yang benar. Tapi percayalah, aku saat ini hanya memainkan peranku sebagai pribadi yang menjadi alat untuk melengkapi kisah hidup kita. Aku percaya, semoga kamupun juga begitu. Pernah satu dua melewati yang tidak mudah untuk beranjak, tapi apda akhirnya siapa kita ? Kita hanya mampu menjalani cerita yang memang sudah tergariskan itu. Kalau kamu ingin tahu, sampai saat inipun aku masih belum bisa melogikkan masa ini. Tapi untuk apa mencari celah jawaban jika nyatanya aku memang menerima yang terindah.
 
Terimakasih semesta. Engkau selalu saja menjawab apa yang seolah menjadi cerita abu-abu diawalnya, tapi semoga semakin nyata diujungnya. Semesta, yakinkan aku selalu bahwa segala rahasiamu adalah tteka-teki yang selalu asik untuk dikulik, begitu juga dengan segala macam bentuk cerita yang engkau beri, semoga apapun yang terjadi aku selalu bisa menyebut kesengajaan semesta ini dengan destiny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)