Senin, 17 November 2014

JURNAL 2

Kamu mungkin kalah hari ini. Mungkin kamu jatuh hari ini. Mungkin kamu gagal hari ini. Mungkin kamu terluka hari ini. Mungkin kamu kecewa hari ini. Mungkin kamu menangis hari ini. Mungkin kamu sedih hari ini. Mungkin kamu menyerah hari ini. Tapi bukankah itu semua hanya terbatas untuk hari ini saja ? Bukankah kamu masih punya hari esok untuk mampu mengubahnya ? Lihat saja di depan saja masih ada harapan. Aku, kamu, kita semua hidup karena harapan itu masih selalu ada. Kamu boleh terjatuh dan mengatakan untuk berhenti disini, tapi bukankah kamu masih mampu memperjuangkan apa yang memang sepantasnya dipejuangkan ? Kamu masih menyimpan tekad itu. Kamu masih punya harapan itu. Lihat saja mentari pagi yang seolah tidak akan pernah ingkar janji. Ia selalu datang dikala pagi dan akan sejenak pergi di kala malam menjelang. Bukankah itu sudah semacam hukum alam ? Jika hari ini kamu menangis, maka esok akan ada janji untuk membuatmu tersenyum. Tidak, kamu tidak akan terus menerus terpuruk seperti ini. Ini hanya semacam cara Tuhan untuk mendewasakanmu. Mungkin kamu tidak perlu mengerti untuk detik ini juga, semua butuh tempaan untuk menjadikanmu siap. Siap dengan segala kemungkinan untuk mendapatkan apa yang sudah kamu tanam dan kamu perjuangkan. 

Yah memang, jangan pernah tanyakan dan keluhkan betapa membosankannya menunggu. Menunggu memang seolah menguras tenagamu baik fisik maupun lahirmu, namun apakah dengan begitu kamu tidak mau sedikit saja bersabar untuk mendapatkan lebih dari yang sekedar kamu harapkan ? Mungkin kamu hanya butuh sebentar saja untuk bersabar. Tarik nafasmu dalam-dalam lalu lepaskan, lihat disekitarmu. Bunga yang indah mungkin perlu menunggu, satu dua tiga sampai berhari-hari untuk menjadikannya mekar dan menawan. Mungkin kamu tidak menghiraukan itu. Yah, mungkin saja kamu terlalu merisaukan dan mencemaskan persoalanmu sendiri dan memikirkannya terlalu mendalam, seolah-olah hanya kamu yang mengalaminya. Kamu bebas untuk mengeluh, tapi cobalah untuk mengeluh yang tidak harus membutuhkan waktu berlarut-larut. Cobalah jangan terlalu lama membuang waktumu dengan percuma. Angkatlah wajahmu dan hapuslah air matamu, lihat sinar itu masih ada. Kamu hanya butuh usaha dan percaya, selebihnya serahkan dan jangan mencampuri apa yang sudah menjadi urusan Tuhan. Dia lebih paham dan mengerti apa yang terbaik untuk kita. 

Proses. Yah memang tidak mudah jika harus menunggu dan bersabar dalam berproses, apalagi harus ditambah dengan embel-embel ikhlas. Semuanya butuh cara, semuanya butuh keahlian. Kamu tahu keahlian apa yang perlu kamu pelajari untuk semua itu ? Coba saja untuk melapangkan dada lalu sujud sejenak memejamkan mata dan bebaskan hatimu di hadapanNya. Ucapkan semua dan lepaskan semua. Serahkan dan percayakan padaNya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jika memang ini adalah caraNya menempaMu untuk tekun dalam perkara yang besar, serahkan saja semuanya kendali atasNya. Kamu tidak akan pernah dikecewakannya. Percayalah kupu-kupu tidak akan langsung menjadi begitu nampak indah dan mempesona dalam sekali waktu, dia harus berproses dari ulat yang dibenci orang, kepompong hingga masanya tiba dia akan menjadi sebuah kupu-kupu yang menakjubkan. Sudah jangan lagi terlalu mencemaskan keadaanmu saat ini. Kekhawatiran hari ini cukup untuk hari ini, karena esok akan ada kekhawatirannya sendiri. Lupakan saja apa yang sudah berlalu dan tidak bisa kamu miliki atau pertahankan. Percayalah, ketika satu pintu tertutup akan ada pintu lain terbuka. Karena itulah janji setiaNya yang selalu menampakkan pelangi kasih di waktu yang tepat. Kita hanyalah alat, jadi percayakan padaNya agar kita dijadikan alat untukNya menjalankan KehendakNya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)