Jumat, 07 Maret 2014

Tuan dan Nona

Lucu memang. Jarak seperti apa lagi yang nona harapkan ? Kurang jauh apa tempat ini dengan keberadaan nona dan tuan ? Bukankah kita sudah tidak saling bertegur sapa lagi. Tenanglah tenang nona, dia seutuhnya milik anda. Jangan cemaskan dan khawatirkan apa yang akan terjadi. Tempat ini sudah terlalu nyaman untuk saya beranjak dan mengusik ketenangan nona dan tuan. Tidak ada sedikitpun rasa ingin berada disana bersama sang tuan. Cukup tempat ini, meski itu tidak akan mungkin lagi. Lupakanlah saja apa yang telah berlalu. Ini hanya sementara dan tidak akan lama lagi. Silahkan saja menghapus semua jejak keberadaan untuk menyamarkan jalan hingga tidak lagi tahu jalan untuk kembali. Boleh saja nona menghilangkan semua jalan untuk menemukan ruangnya kembali. Sekali lagi tidak ada yang perlu Anda takutkan. Janganlah lagi anda hujani tuan dengan kecurigaan. Dia untuk milik nona. Bukankah yang pasti itu yang di depan sana ? Dia berusaha untuk meyakinkan nona. Terimalah keyakinan dia untuk nona. Hargai usahanya untuk meyakinkan nona bahwa nona adalah yang utama. Meski nona sering menanyakan keseriusan ungkapannya. Tenanglah tenang nona. Hidup Anda terlalu indah untuk diikuti rasa takut akan terulangnya masa lalu. Lihatlah wajah tuan. Dia sudah meyakinkan nona dengan seribu caranya bahwa masalalunya telah terlupakan. Namun nona tetap meronta, seolah tidak percaya. Yah, jika nona ingin tahu. Jangan salahkan jika nyatanya ruang itu masih ada untuk menyimpan dengan rapi segalanya yang telah lalu. Namun lihatlah dimatanya nona. Kesungguhan itu ada untuk anda. Bukan untuk siapa-siapa, bahkan bukan untuk yang lain. Itu hanya untuk nona seorang. Nona, tahukan anda jika dia berusaha selalu untuk emnjaga hati nona ? Meski dia sendiri harus mengingkari hatinya sendiri akan rasanya ? Nona, aku mohon percayalah. Tuan tidak akan pernah ingkar janji. Tapi aku mohon beri sedikit ruang dihatinya untuk berdamai dengan dunia. Biarkan dia menyimpannya dengan rapi. Bukan dengan keterpaksaan karena keangkuhan nona yang memintanya. Sungguh nona, aku tidak sedikitpun berusaha untuk kembali. Tuan tahu apa yang harus dia lakukan, begitu juga dengan aku. Tenanglah tenang nona, dia tulus untukmu (saat ini).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)