Selasa, 21 Januari 2014

i (won't) give up (?)

Aku kira cerita ini sudah menemui ujungnya. Ternyata perikiraanku salah. Lalu apa lagi yang kamu minta dari aku ? Kejujuran macam apa lagi yang hendak kamu pertanyakan dari endapan waktu yang seolah tidak ada lagi batasan akan sebuah pengakuan. Aku tidak lagi menunggumu dan mempertanyakan kesungguhanmu. Karena semuanya ternyata begitu nyata dalam hamparan waktu. Kamu mau mempertanyakan apa lagi ? Oh sekiranya memang sudah cukup. Tidak perlu lagi ada yang dipertanyakan. Anggap saja apa yang terlah terjadi itu menjadi sebuah rahasia. Atau mungkin ini sebuah alur untuk menujukkan sebuah kisah yang memang akan berpangkal indah ? Indah macam apa lagi yang akan tersajikan ? Rasa-rasanya aku sudah berkali-kali terhenti untuk mengucapkan kata menyerah, tapi sekalinya aku mengucap kata menyerah seolah ada daya yang mendorongku untuk selalu memandangmu dari jauh. Tanpa harus menyentuh karena yang terpenting adalah terhubung. Ada masa dimana kita tidak akan tahu jika semuanya itu berulang seperti memori yang kembali memainkan film usang yang seolah ingin ditinggalkan, namun apa ? Yang ada semuanya seperti kilatan cahaya yang seolah datang dengan cepatnya tanpa permisi melululantahkan semuanya yang telah susah payah dirangkai. Secepat itu ? Atau memang waktu masih mau menguji lagi sekuat apa rasa yang seolah ingin terhindarkan ini ? Kedengaran sangat pesimis. Karena keadaan yang menjadi benteng antara dua dunia yang berbeda. Bukan pijakan kita yang berbeda namun cara kita berpijak yang mungkin berbeda. Bayangkan saja betapa hancurnya jika harus membangun kembali pondasi dari awal bangunan yang sudah susah payah dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama, namun dalam sekejap bisa disentil dan dihancurkan dengan mudahnya. Bukankan itu terdengar sungguh ironis ? Namun apa lagi yang bisa ditawar. Tidak ada. Jika ada jalan untuk berbuat lebih mungkin sudah dari dulu menawar agar sesuai dengan kemauan yang ada. Ini hanya sebatas waktu, dalam hitungan detik semuanya akan kembali lagi seperti semula. Tidak lagi ada perpanjangan waktu yang seolah mau memanjakan asa yang lama telah terbiaskan oleh rasa yang lain. Berkali-kali berjanji untuk menyudai, namun yang ada kesudahan itu yang akhirnya menemukan dalam lingkaran takdir yang tidak dapat di tebak. Inikah yang dinamakan dengan misteri ? Walaupun berkali-kali juga siap dengan pertemuan terakhir namun akan selalu saja ada masa dimana dua mata itu kembali lagi saling beradu. Bukan untuk saling menunggu namun hanya untuk saling bertemu pandang. Rasa-rasanya tidak ada lagi tempat untuk kembali pulang jika ruang nyaman dan tenang itu telah ditemukan kembali dalam redupnya tatapan yang tidak akan mampu berbohong. Lantas, rumah itukah yang akan selalu terindukan ? Tidak. Ini hanya semacam celah untuk meneukan kembali potongan kisah yang terpenggal hingga nantiny a akan terangkai dalam kisah yang utuh saat aku dan kamu tahu dimana kita akan berlabuh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)