Selasa, 01 April 2014

T-E-R-U-N-T-U-K

Ini bukan tentang surat istimewa ataupun tentang ungkapan mendalam. Ini hanya sebatas kata yang bisa saja dianggap sebagai angin lalu. Tidak terlalu pantas dipedulikan atau dihiraukan barang semenitpun. Ini tentang sebuah rasa, ini tentang sebuah makna. Meski hanya tertuang dalam susunan huruf-huruf namun kelak kamu akan mengerti ini adalah sebuah caraku menyampaikannya padamu. Bukan dengan kata-kata indah yang sanggup menyanjungmu. Ini hanya bait demi bait yang berusaha untuk kamu mengerti. Mengerti bahwa menunggu itu adalah bagian dari perjalananku menemukanmu. Coba sejenak saja dengarkan apa yang ingin aku sampaikan, jika ini membutuhkan waktumu terlalu banyak, jangan kau anggap sia-sia tentang apa yang telah susah payah aku susun untukmu. Aku tidak berlagak menjadi sosok yang romantis untuk menyanjungmu. Namun aku ingin berusaha untuk menjadi apa adanya diriku teruntukmu. 

Teruntuk.
Kalimat ini hanya sederhana. Sesederhana caraku meniti setiap waktu untuk aku nikmati sendiri. Dalam diamku. Dalam hembusan nafasku. Dalam setiap detakmu. Dalam setiap baris doaku. Aku memintaNya untuk mempertemukanku denganmu. Bukan denganmu yang tersegalanya, namun denganmu yang terbaik yang selama ini kurindu. Setiap saat aku mencoba berbincang dengan empuNya perasaan. Aku hanya meminta dengan sederhana. Jika waktunya sudah tiba, dekatkanlah apa yang terbaik untukku. Sungguh, bukan lagi harapku yang muluk-muluk. Walaupun dalam setiap hening seolah aku menggerutu pada langit yang seolah diam menatapku dengan tatapan hampanya. Bukan nama yang aku sebutkan, namun pasangan jiwa yang aku rindukan. Dibawah naungan langit yang sama. Setiap malamnya kita selalu ditemani oleh bintang yang sama pula. Aku tidak mengharapkan lebih. Meski egoku kadang mendesakku untuk meminta lebih. Namun aku coba untuk tidak letih menunggu sesuatu yang lebih. Bukan tentang harapku, bukan tentang mimpiku namun tentang mauNya. Siapa yang akan tahu apa yang sudah ditakirkan untukku ? Toh semua sudah berjalan sebagaimana mestinya. Apalagi yang perlu aku tuntut. Bahkan dia yang Maha Membolak balikkan perasaan manusia seolah tahu apa yang memang sejatinya terbaik untukku.


Teruntuk.
Teruntuk kamu yang bahkan mungkin sampai saat ini belum terjangkau oleh mataku. Aku tahu alam akan mempertemukanku denganmu disaat yang tepat. Aku terlalu bosan jika harus mendengar satu kata "sabar". Tapi apa yang bisa aku perbuat lebih dari itu. Karena itu yang bisa aku usahakan untuk saat ini. Lalu aku coba tulikan telingaku dari olok-olokan sekitar yang seolah menyudutkan keadaanku. Lalu apa aku harus menyerah dengan semua itu ? Tidak. Aku ingin tunjukkan padamu ini adalah caraku menemukanmu. Entah kamu sedang berada dimana dan dengan siapa. Tenanglah tenang aku akan mengusakan untuk menjadi wanita yang kelak kamu bisa banggakan. Mungkin bukan karena rupa, mungkin juga bukan karena tahta. Namun aku ingin usahakan menjadi wanita terbaik yang bisa membangun mimpi dan mewujudkannya bersamamu. Apa ini terdengar terlalu belebihan ? 

Teruntuk. 
Taukah kamu aku selau menyukai hujan. Entah mengapa aku selalu melihat bulir wajahmu disetiap rintik hujan yang turun. Terlalu hiperbolis atau berlebihan ? Apa peduliku. Ini caraku menyampaikan sejuta kerinduanku kepada alam. Ini caraku menyentuhmu dalam diamku. Bukan dengan cara yang kasat mata karena mungkin saat ini aku hanya bisa menyapamu melalui isyarat yang sanggup aku rasa. Aku selau mencoba mendeteksimu dengan radar yang aku punya. Bukankah kelihatannya aku canggih ? Menemukanmu seolah kamu itu alien yang bisa tertangkap radar dimanapun kamu berada ? Ah aku tidak terlalu muluk untuk nanti kamu bilang lucu, aku mungkin akan memperlihatkan diriku sebagaimana adanya. Inilah diriku, inilah caraku untuk menerimamu. Aku ingin kelak kita sama-sama berjalan beriringan untuk belajar akan sebuah kata yaitu "hidup". Aku mencoba untuk mengosongkan diriku utuk nantinya kamu jadikan utuh karena telah berhasil menemukanmu. Kelak aku ingin menyapamu dengan caraku yang tidak terlalu berlebihan, bukan dengan panggilan sayang ataupun panggilan lainnya. Kelak aku hanya akan memanggilmu pasangan jiwaku. Karena kamu adalah penyempurna hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)