Kamis, 25 September 2014

Letting Go

Bukankah baru saja kemarin kamu bilang akan terus berjuang ? Lalu kenapa tiba-tiba kamu bilang kamu lelah ? Apa yang membuatmu lelah dengan semua yang sudah ada di depan mata ini ? Apa kamu sedang merasakan titik acomodador ? Lalu apa titik acomodador itu ? Yah memang setahuku titik acomodador itu adalah titik jenuh yang dialami oleh manusia untuk memperjuangkan apa yang diimpikannya. Dia akan bertemu dengan titik itu untuk menguji seberapa kuat dan mantap kamu akan apa yang kamu inginkan dan kamu pilih. Kamu akan kembali mempertanyakan apa yang sedari awal kamu ingini dan kamu mau. Ah mungkin aku terlalu sok tahu jika harus menjelaskan terlalu banyak ke kamu. Toh setiap manusia akan melewati dan merasakan masa-masa itu. Ketika dari awal dia yakin untuk memperjuangkan mimpinya, tetapi ditengah jalan dia menemui banyak halangan yang seolah menjadi batu sandungan akan apa yang diimpikannya itu. Lalu kamu menanyakan kepadaku apa yang harus kamu perbuat ? Bukankah jawabannya simpel saja ? Jika kamu memang sedari awal yakin dengan apa yang kamu impikan dan sudah sampai tengah jalan kamu perjuangkan, teruskan saja. Percayalah tidak akan ada yang percuma jika kamu mau mengusahannya. Apa lagi jika menurutmu itu yang memang pantas kamu perjuangkan. 


Tidak perlu menjadi orang lain untuk selalu mendapat sanjungan atau pujian. Tetaplah saja menjadi dirimu sebagaimana adanya. Kamu terlampau istimewa dengan caramu sendiri. Teruslah melangkah pada jalan yang sudah dibukakan untukmu. Lihat saja disekelilingmu. Betapa terberkatinya kamu. Dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Tapi sayang mungkin selama ini kamu terlalu tidak memperdulikan mereka. Hingga saatnya satu persatu dari mereka pergi yang ada kamu akan kehilangan kesempatan. Lalu bagaimana jika semua itu sudah terlambat ? Sudahlah. Yakinkan dan mantapkanlah saja pilihanmu. Percayalah tidak akan ada yang percuma dengan usahamu. Tuhan akan selalu memberikan jalan bagi orang yang mau berusaha. Yang kita bisa hanya melakukan yang terbaik siap dengan kemungkinan terburuk dan selebihnya serahkan saja pada Tuhan. Hingga nantinya semua akan terjadi dengan sendirinya. Bahkan mungkin itu akan jauh diluar ekspektasi kita. Terima saja semua pertanda yang Tuhan sudah berikan pada kita. Setiap detik, setiap sudut waktu, setiap pasang mata, dan setiap apapun itu, Tuhan mampu berkarya disana. Dia menjadikannya begitu nampak sempurna diluar akal sehat kita. Terima saja apa yang memang sudah digariskan untukmu. Jalani saja hingga kamu akan menemui akhir yang indah. Lagi-lagi manusia tetaplah manusia, dia tidak bisa mempercepat apa yang seharusnya diperlambat dan tidak bisa memperlambat apa yang seharusnya dipercepat. Karena semuanya itu akan terjadi diluar kendali kita. Jalani saja semuanya dengan tulus dan ikhlas, hingga akhirnya nanti apapun keputusan yang Tuhan telah tetapkan untuk kita mampu kita terima dengan sepenuhnya. Mungkin bersukur itu tidak hanya sekedar bersyukur dengan segala kelebihan yang telah Tuhan berikan pada kita. Tetapi esensi bersyukur itu adalah tetap berterima kasih akan apa yang telah Tuhan berikan pada kita waluapun itu tidak bisa sesuai dengan yang kita harapkan sekalipun. Tenang, bukannya aku berusaha untuk menguruimu. Aku dan kamu belajar untuk saling mendewasakan. Semoga kita akan seterusnya berproses bersama untuk menjadi diri kita masing-masing yang seutuhnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)