Sabtu, 07 Juni 2014

Just For Information

yang aku dengar dari kamu adalah sebuah kebohogan, bukan lagi kejujuran. Buat apa kejujuran yang kamu nyatankan jika nyatanya kamu tidak akan pernah mempu menjadikannya nyata. Aku berharap apa yang terucap dari mulutmu adalah omong kosong, tak berarti dan seolah hanya ingin membuatku senang. Apa dengan begitu kamu seolah menyelamtkan kehilangan itu ? Tidak. Yang ada kamu malah seolah membuka lebah pintu yang seharunya sudah tertutup rapat itu. Untuk apa sebuah kejujuran jika nyatanya kamu tidak mampu menepatinya. Tidak usah kamu mengumbar seribu janjimu untuk terus mengingatku jika nyatanya kamu selalu bercumbu dengannya tanpa lagi mengingat namaku. Jangan lagi mengucapkan kata-kata yang hanya akan membuatku enggan bertemu denganmu lagi, dan sekalipun ucapkalah selamat tinggal sebagai bentuk perpisahan yang memang seharusnya begitu. Pergi saja, lupakan saja semua tentang aku dan kamu. Bukankah itu adalah bagian dari perjalanan. Tidak lagi ada yang perlu dikenang jika nyatanya itu tak sanggup menahanmu. Yah aku tahu ini terlalu berat, tapi tidak jika tanpamu. Aku lebih sanggup menjalaninya sendiri, tanpa lagi ada bayang wajahmu yang seolah mengiba untuk aku selalu baik-baik saja. Jangan lagi epdulikan keadaanku, memang seperti ini keadaanku, selalu bergumul dengan keadaan yang berusaha untuk aku jadikan sahabat. Jangan lagi panggil aku sahabat, jika nyatanya kita hanya berteman. Bertemu untuk berpisah, bukan untuk saling mempertahankan. Aku hanya memintamu untuk membandingkan dia yang lebih beruntung itu dengan diriku. Aku bukan siapa-siapa, aku hanya wanita biasa yang mengharapkan perkataanmu itu hanya kebohongan. Seolah berusaha untuk memanipulasikan keadaan sesuai dengan drama yang tiada akhirnya. Cukup, aku tidak mau lagi mendengar komentarmu tentang diriku, yang seolah tahu banyak tentang keadaanku saat ini. Jika nanti kita bertemu lagi, jangan sedikitpun tanyakan bagaimana keadaanku, aku akan baik baik saja dan selalu berusaha untuk baik-baik saja. 

Aku tidak berharap lebih, aku hanya sebatas menjalaninya. Aku harap kamu mengerti. Aku terbiasa seperti ini, dan tidak lagi aku ingin kamu mengerti. Karena aku tahu pengertianmu hanya untuk dia yang saat ini disampingmu, menggenggammu erat dan seolah takut untuk kamu lupakan barang sedetikpun. Untuk apa menjanjikan bahwa kamu akan selalu menyediakan ruang tersendiri untukku, jika nyatanya semua ruang itu telah dia kuasai. Kamu selalu berujar, itu masih kamu, tapi untuk apa kamu mengumbar semua kelakarmu itu jika nyatanya dengan jelas kamu menyatakan bahwa it's you, dia yang kini memilikimu, pantas disampingmu dan memilikimu. Tidak ada banyaj harapku saat ini, yang aku mau mulai saat ini, hilangkan saja memory tentang aku dan kamu. Aku dan kamu hanyalah sebuah kisah klise yang membuat banyak orang mendengarnya muak. Lupakan saja tentang hari, hujan dan cerita itu. Itu hanya ada dalam ingatan masa lalu, bukan untuk masa yang akan datang. Yang akan datang adalah milikmu dan dia, sedangkan aku adalah aku dan duniaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thankyou for reading :)